Ceramah Master Cheng Yen: Menyalurkan Bantuan Internasional Tanpa Takut Kesulitan

Terjangan Badai Matthew kali ini telah mendatangkan kerusakan besar bagi Haiti. Kita bisa melihat warga setempat lepas kendali karena berebut barang bantuan. Saat tengah dilanda bencana besar dan ada barang bantuan, jika setiap orang bisa tetap tenang dan menerima barang bantuan dengan tertib, bukankah setiap orang akan mendapat bagian? Namun, jika semua orang berebut dan saling mendorong, maka akan terjadi kerusuhan dan pembagian barang bantuan akan dihentikan. Ini merupakan hal yang sangat saya khawatirkan. Kini yang harus kita lakukan adalah menenangkan hati mereka.

Kita juga bisa melihat bencana banjir yang terjadi di Vietnam akibat guyuran hujan deras. Sebanyak 240.000 unit rumah warga hancur akibat banjir dan terpaan angin. Beruntung, banyak warga yang segera dievakuasi. Akan tetapi, pascabanjir, banyak rumah warga yang hancur. Kelak, di mana para korban banjir harus tinggal? Ini juga membuat saya merasa sangat khawatir. Kita juga bisa melihat bencana gempa bumi. Saat mendengar gempa bumi, banyak orang yang merasa takut. Sesungguhnya, berapa besar kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh gempa bumi?

Ketidakselarasan unsur tanah juga membuat orang merasa sangat khawatir. Saya masih ingat pada tanggal 8 Oktober 2005, Pakistan diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,6 SR. Saat itu, korban jiwa mencapai lebih dari 87.350 orang. Ini berdasarkan data pemerintah setempat. Namun, korban jiwa pada saat itu seharusnya lebih dari itu. gempa bumi yang mengguncang Pakistan sungguh sangat mengerikan. Gunung, jalan, jembatan, dan lain-lain, semuanya mengalami kerusakan parah.

Menyalurkan Bantuan Internasional Tanpa Takut Kesulitan

Kali itu, Tzu Chi juga tidak absen. dr. Chiu Tsung-lang dari departemen bedah saraf di RS Tzu Chi Hualien dan dr. Li dari RS Tzu Chi Taipei yang merupakan dokter anestesi juga pergi ke Pakistan bersama tim tanggap darurat Tzu Chi gelombang pertama. Lihatlah jalan yang mereka lalui, penuh dengan longsoran tanah. Demi menyelamatkan korban yang terluka, mereka tetap harus memasuki lokasi bencana meski akses jalan tertutup dan perjalanannya sangat sulit. Lihatlah sepatu dr. Chiu.

“Untuk menyurvei kondisi korban bencana, kita harus naik dan turun gunung. Karena itu, sol sepatu saya terlepas,” ungkap dr. Chiu. “Dengan apa Anda memperbaikinya?” Kemudian dr. Chiu menambahkan. “Dengan plester medis yang biasanya digunakan untuk menutupi luka.”

Mereka berada di Pakistan sekitar setengah bulan. Berhubung para korban luka-luka sedang menanti kedatangan para dokter, maka dokter kita berusaha menjangkau mereka. Meski akses jalan tertutup dan tergenang banjir, para dokter tetap menempuhnya. Lihatlah betapa bekerja kerasnya mereka. Perjalanan mereka sangat berbahaya. Selain itu, mereka juga mengalami kendala bahasa sehingga sangat sulit untuk berkomunikasi. Bagaimana cara mereka memberi bantuan? Mereka menggunakan bahasa isyarat.

Menyalurkan Bantuan Internasional Tanpa Takut Kesulitan

Untuk memeriksa kondisi pasien, dokter harus bertanya apakah pasien merasa sesak napas, muntah, diare, dan lain-lain. Para dokter kita menggunakan bahasa isyarat dan berusaha untuk memahami kondisi pasien. Mereka terus menggunakan bahasa isyarat sehingga korban bencana tersenyum. Para korban bencana merasa bahwa meski mengalami kendala bahasa, tetapi dokter kita berusaha menggunakan bahasa isyarat untuk memahami penderitaan mereka. Ini sungguh sangat menyentuh.

Kepala RS Chien dan dr. Yieh juga bergabung dalam tim tanggap darurat gelombang kedua dan pergi ke Pakistan selama setengah bulan. Di sana,  menginfus pasien saja sangat sulit. Mereka terpaksa menggunakan jarum suntik untuk menginfus pasien. Jadi, dengan jarum suntik, mereka menyuntikkan satu botol infus ke tubuh pasien. Kedua dokter kita menggunakan jarum suntik berukuran 5 cc dan 10 cc untuk menyuntikkan satu botol infus. Mereka terus berjongkok selama puluhan menit hingga menghabiskan isi botol infus itu. Para dokter kita menyelamatkan nyawa pasien tanpa takut bekerja keras. Mereka hanya berharap para pasien dapat hidup tenang, bahagia, aman, dan tenteram.

Kisah saat itu sangatlah panjang. Dalam satu bulan, dua gelombang tim tanggap darurat pergi ke Pakistan secara bergilir. Tentu, relawan dari Yordania dan Turki juga pergi ke sana bersama insan Tzu Chi Taiwan. Ada banyak relawan yang pergi ke sana selama setengah bulan untuk bersumbangsih. Saya mengkhawatirkan mereka setiap hari. Namun, mereka melaporkan kondisi mereka setiap hari.

Menyalurkan Bantuan Internasional Tanpa Takut Kesulitan

Saat barang bantuan tidak cukup, mereka akan meminta bantuan kepada Yordania dan Turki karena lebih dekat dengan Pakistan. Baik Relawan Hu Guang-zhong maupun Ji Hui, semuanya mendedikasikan diri di sana. Setelah tim tanggap darurat Tzu Chi meninggalkan Pakistan, penyaluran bantuan lanjutan dilakukan oleh Relawan Qiu-hua dan Hu Guang-zhong. Mereka memberikan bantuan selama beberapa waktu di sana.

Pakistan sungguh dilanda banyak bencana. Beberapa tahun yang lalu, pascabanjir di Pakistan, kita juga pergi untuk membagikan bantuan. Di Pakistan, kita belum bisa menginspirasi benih cinta kasih. Kita hanya bisa memberikan bantuan darurat. Meski kita telah sangat bersungguh hati untuk merekrut relawan lokal di Pakistan, tetapi karena kendala bahasa, kita belum bisa menginspirasi benih cinta kasih. Karena itu, setiap kali mendengar terjadi bencana di sana, saya merasa tidak tenang.

Singkat kata, memandang ke seluruh dunia, insan Tzu Chi sungguh merupakan Bodhisatwa dunia. Tanpa takut bekerja keras dan tanpa memedulikan keselamatan diri sendiri, relawan kita terus melangkah maju. Saya sungguh sangat bersyukur.

Ketidakselarasan empat unsur alammenimbulkan bencana
Memberikan pengobatantanpa takut akan perjalanan yang berbahaya
Menyelamatkan nyawa pasiendan melindungi cinta kasih
Menyalurkan bantuan internasionaltanpa takut bekerja keras

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Oktober 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Oktober 2016

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -