Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih Tanpa Memandang Perbedaan Agama

“Saya sering mengeluh kalau saya sangat lelah, saya juga banyak mendengarkan keluhan warga lain. Tapi sekarang saya menjadi lebih sabar. Terinspirasi dari program DAAI TV, saya menyadari sebagai Ketua RT, saya seharusnya memerhatikan sesama tetangga dengan sabar dan tulus,” tutur Jemmy, Ketua RT Kampung Simpak, Bogor.

“Anak saya suka program Bitan Ni Hao karena dia bisa ikut belajar bahasa Mandarin. Dia juga suka menonton ceramah Master Cheng Yen. Sebelumnya saya orang yang pendiam dan emosional. Apalagi ketika anak saya nakal, saya pasti akan langsung naik darah. Sejak saya mendengarkan ceramah-ceramah Master Cheng yen, saya banyak berubah,” aku Susi.

“Dari program-program DAAI TV, saya belajar bagaimana menginspirasi orang-orang dalam kebaikan. Sebelumnya saya sering merasa sedih karena tidak tahu bagaimana membantu dan melakukan kebaikan,” cerita Ustaz Iib Syarief Hidayatulloh yang menggunakan isi program DAAI TV sebagai materi dakwah.

“Program-program DAAI TV terasa sangat inspiratif dan dari sana kita bisa melihat contoh-contoh dari negara lain. Hal ini memberikan pengaruh baik bagi masyarakat di Indonesia,” imbuh Hussain Abu Rahman.


Kita bisa melihat DAAI TV Indonesia menyebarkan konsep berbuat baik dan menginspirasi orang-orang dengan cinta kasih. Seorang ustaz juga bisa menerima semangat kita dan menggunakan program-program DAAI TV sebagai materi dakwah beliau. Namun, ada orang yang merasa bahwa itu tidak seharusnya beliau lakukan. Mereka kurang setuju dengan yang beliau lakukan.

“Bukan hal mudah bagi saya untuk meyakinkan mereka. Saya mencoba yang terbaik untuk menghilangkan keraguan dalam diri mereka,” kata Ustaz Iib Syarief Hidayatulloh.


Ada orang yang menyampaikan keraguan dan kritik mereka, tetapi beliau bisa membuat mereka memahami bahwa Tzu Chi tidak memandang perbedaan agama. Semua agama bertujuan menciptakan kedamaian. Semoga setiap orang memiliki pikiran yang damai dan bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Di dunia ini, yang dimaksud kebajikan adalah menerima satu sama lain, berinteraksi dengan penuh cinta kasih, dan menuju arah yang bajik.

Meski ada sebagian orang yang melekat pada perbedaan agama, tetapi mereka tetap menjunjung tinggi kekuatan cinta kasih. Semangat agama kita adalah berinteraksi dengan semua orang dengan harmonis tanpa memandang perbedaan agama. Jadi, orang-orang bisa menerima semangat kita. Agama hendaknya seperti ini.

Kita juga bisa melihat Myanmar. Sekarang adalah masa liburan musim panas di Myanmar. Saat libur, anak-anak di pedesaan selalu membantu keluarga berkebun.


“Kami yang berkebun mengandalkan tenaga untuk menghasilkan uang. Saat anak-anak libur, kami berharap mereka bisa membantu,” kata salah satu orang tua murid. “Di desa kami, banyak anak yang hanya tamatan SMA karena nilai mereka tidak bagus. Banyak anak yang harus bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga,” jelas Ketua RT.

Karena anak-anak harus membantu pekerjaan orang tua, maka pendidikan mereka pun terbengkalai. Karena itu, insan Tzu Chi mengajak sekelompok orang pergi ke sana untuk memberikan bimbingan belajar.

“Saya sangat gembira Tzu Chi membuka kelas bimbingan belajar di desa kami. Anak-anak dari kelas 5 SD hingga 1 SMP dapat meningkatkan nilai bahasa Inggris dan matematika mereka. Liburan musim panas mereka juga menjadi lebih bermakna,” aku Ketua RT.

“Saya datang ke sini dengan senang hati untuk mengajari anak-anak bahasa Inggris. Melihat mereka belajar dengan tekun dan kian hari kian maju, saya benar-benar sangat gembira. Mereka semua sangat pintar, hanya membutuhkan sedikit bimbingan,” ucap Lü Yan-yan, guru bimbingan belajar

“Semoga usai mengikuti bimbingan belajar, prestasi mereka dapat meningkat dan lebih termotivasi untuk belajar. Anak-anak harus menuntut ilmu, baru bisa menjadi orang yang berguna kelak,” harap orang tua murid.


Para orang tua harus memahami bahwa pendidikan anak sangatlah penting karena merupakan penentu arah hidup dan masa depan mereka. Karena itu, relawan kita memanfaatkan liburan musim panas untuk memberikan bimbingan belajar di pedesaan.

Di negara mana pun, insan Tzu Chi selalu berinisiatif untuk bersumbangsih. Dalam berbuat baik, mereka juga memperhatikan pendidikan anak-anak dengan memberikan beasiswa dan kelas bimbingan belajar. Bantuan diberikan secara menyeluruh. Bukan hanya di Myanmar, di berbagai negara, ada banyak kisah menyentuh seperti ini.

Tzu Chi berawal dari Taiwan. Karena itu, insan Tzu Chi Taiwan hendaknya lebih bersungguh hati dalam menjalankan misi di masyarakat agar orang-orang menuju arah yang bajik serta tenang secara lahir dan batin. Dengan demikian, barulah masyarakat bisa harmonis. Asalkan kita memiliki keyakinan dan pemahaman yang mendalam terhadap Dharma, menyerap Dharma ke dalam hati, dan bersungguh-sungguh mempraktikkan Dharma dengan melakukan segala kebajikan, kita bisa membimbing orang lain. Inilah yang disebut membabarkan Dharma lewat tindakan nyata.


Selain itu, dalam bersumbangsih dan membimbing orang lain, kita dapat memahami kebenaran lewat hal yang dialami. Jika kita bertindak sesuai prinsip kebenaran, berarti kita menuju arah yang benar. Dengan bersumbangsih, kita telah membabarkan Dharma. Kita harus mempraktikkan prinsip kebenaran yang kita bagikan. Inilah yang disebut memahami kebenaran lewat hal yang dialami.

Jika kita bisa bertindak secara nyata dan menapaki jalan yang benar, maka segala hal yang kita lakukan akan selaras dengan Dharma. Buddha berkata bahwa kita harus sepenuh hati berpegang pada Sutra Bunga Teratai karena kebenaran dalam Sutra Bunga Teratai merupakan sarira seluruh tubuh Buddha. Pahala berpegang pada Sutra Bunga Teratai setara dengan pahala membangun stupa. Kita harus sungguh-sungguh menerapkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh keyakinan. Jika kita bisa melakukannya dalam menghadapi semua orang, hal, dan benda, kita telah mempraktikkan prinsip kebenaran yang terkandung dalam Dharma.

Dalam bab Stupa Permata, dikatakan bahwa saat Buddha membabarkan Dharma di Puncak Burung Nasar, di hadapan Buddha tiba-tiba muncul sebuah stupa permata. Bukankah stupa permata ini adalah stupa di dalam hati kita?

Jika tidak, Puncak Burung Nasar tidak luas, bagaimana mungkin muncul stupa setinggi 500 yojana di sana? Ini berarti hati manusia sangat lapang dan tak bertepi. Hati kita bisa sangat lapang hingga bisa menampung segalanya. Memiliki kelapangan hati bagai memiliki stupa di dalam hati. Dengan memiliki stupa di dalam hati, kita bisa melatih diri. Ini merupakan arah yang benar. Jadi, kita harus sepenuhnya menjunjung prinsip kebenaran dalam Sutra Bunga Teratai. Ini berarti jiwa kebijaksanaan dan sarira seluruh tubuh Buddha berada di dalam hati dan pikiran kita. Inilah yang disebut menjunjung Dharma dalam tindakan dan pikiran. Kita menyerap Dharma dan mempraktikkannya secara nyata. Dengan demikian, kita akan terbebas dari noda batin.

Singkat kata, untuk mempraktikkan Dharma di dunia, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, kalian harus lebih bersungguh hati. Saya sangat bersyukur kalian bisa menapaki Jalan Bodhisattwa dengan kesatuan tekad.

Menyebarkan aliran jernih dan menabur benih kebajikan

Menyebarkan cinta kasih tanpa memandang perbedaan agama

Memberikan beasiswa demi membina insan berbakat

Menjunjung Dharma dan memahami kebenaran lewat hal yang dialami

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 april 2018

Editor: Metta Wulandari

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -