Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Pikiran dan Kembali pada Cinta Kasih

Kita melihat bencana akibat ulah manusia yang sangat menakutkan, mengacaukan kehidupan orang-orang, dan membuat masyarakat tidak tenang.

Saat ini, pergolakan tengah terjadi di Myanmar. Sesungguhnya, pihak mana yang benar atau salah? Tidak ada. Tidak ada yang benar, tidak ada pula yang salah. Hanya saja, setiap orang memiliki pola pikir dan arah yang berbeda-beda. Jika setiap orang dapat menyelaraskan pikiran menuju arah yang baik, tidak akan ada begitu banyak orang yang menderita.

Melihat konflik yang terjadi di Myanmar, saya sungguh tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaan saya. Kita sungguh tidak berdaya. Begitu timbul konflik, karma buruk akan tercipta. Bukankah ini merupakan karma buruk kolektif? Begitu kegelapan batin terbangkitkan, orang-orang akan terus menciptakan karma buruk. Ini karena nafsu keinginan manusia.

Manusia terbelenggu oleh ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Di dunia ini, terdapat banyak hal yang sangat rumit dan sulit untuk dianalisis satu per satu. Jadi, juga tidak bisa dijelaskan.


Buddha dan Bodhisatwa sungguh mengasihi semua makhluk, tetapi karma buruk sulit dikikis. Buddha datang ke dunia ini dan melatih diri hingga mencapai pencerahan setelah menyaksikan penderitaan. Buddha melatih diri hingga memahami sumber penderitaan dan cara untuk mengakhirinya. Beliau juga tahu bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Karena itu, Beliau harus membabarkan kebenaran tentang penderitaan. Namun, karma buruk semua makhluk sulit dikikis. Karena itulah, dunia ini selalu sangat kacau serta penuh kepiluan dan penderitaan.

Entah apa yang harus saya katakan. Intinya hanya satu, yaitu cinta kasih. Meski memiliki nama yang berbeda-beda, semua Buddha dan agama mengajarkan satu kebenaran yang sama, yaitu cinta kasih. Tidak peduli namanya cinta kasih apa, kita harus menghimpunnya.

Kita mengasihi tanpa memandang jalinan jodoh dan memiliki rasa senasib dan sepenanggungan. Dengan rasa senasib dan sepenanggungan ini, kita tidak tega melihat makhluk lain menderita. Inilah welas asih.


Berawal dari welas asih, kita dapat membangkitkan cinta kasih yang murni untuk mengasihi semua makhluk tanpa membeda-bedakan. Ini juga disebut cinta kasih tanpa memandang jalinan jodoh. Dengan cinta kasih tanpa memandang jalinan jodoh, kita berharap semua orang dipenuhi berkah, hidup bersama dengan damai, dan hidup tenteram di dunia ini.

Kita bisa melihat bencana yang terjadi akibat pikiran manusia yang tidak selaras. Ini sungguh memprihatinkan. Namun, apa yang bisa kita lakukan? Obat mujarab bagi masalah ini ialah cinta kasih dan vegetarisme.

Setiap orang hendaklah mengendalikan nafsu makan dan menjaga pikiran masing-masing. Ini sangatlah mudah. Kita hanya perlu melangkah maju ke arah yang benar dengan penuh cinta kasih dan welas asih.

Belakangan ini, ceramah saya tentang bab Perumpamaan dari Sutra Bunga Teratai kembali ditayangkan. Saat semua makhluk menciptakan karma buruk, dunia ini bagaikan rumah yang terbakar. Bencana terjadi silih berganti akibat kegelapan batin manusia. Kegelapan batin bagaikan api yang dapat menghanguskan hutan pahala kita. Jadi, ada niat baik, ada pula niat buruk. Saat kita kembali pada hakikat kebuddhaan dan membangkitkan niat baik, kita akan berbuat baik. Namun, jika kita membangkitkan kegelapan batin, semua pahala yang tercipta dari perbuatan baik kita sebelumnya akan lenyap.


Kobaran api kegelapan batin dapat melenyapkan niat baik dan kebijaksanaan yang telah kita bina. Jadi, sebersit kegelapan batin dapat melenyapkan semua kebaikan. Karena itulah, dalam melatih diri, kita harus sering membasuh batin kita dengan Dharma. Dengan basuhan air Dharma, barulah ladang batin kita bisa subur dan benih kebajikan yang ditabur bisa bertumbuh dari satu menjadi tak terhingga.

Niat baik satu orang dapat menginspirasi niat baik dari orang yang tak terhingga. Bukankah ini bagai membentuk sebuah hutan? Setelah kita menabur benih, benih itu akan bertumbuh menjadi pohon besar, berbunga, dan berbuah. Saat buah jatuh ke tanah, benihnya akan terbawa oleh angin. Tidak peduli terbawa jauh ataupun dekat, begitu bertemu dengan tanah, benih-benih itu akan bertunas, berakar, dan bertumbuh menjadi pohon-pohon besar hingga membentuk sebuah hutan. Ini adalah siklus yang alami.

Mari kita membangkitkan niat baik untuk menginspirasi insan-insan mulia. Saat insan mulia semakin bertambah, dunia ini akan semakin tenteram dan manusia akan semakin dipenuhi berkah. 

Begitu terjadi konflik, karma buruk akan tercipta.
Sumber penderitaan ialah belenggu kegelapan batin
Menyelaraskan pikiran dan kembali pada cinta kasih
Menginspirasi insan mulia yang tak terhingga untuk mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Maret 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Maret 2021
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -