Ceramah Master Cheng Yen: Mewariskan Semangat Tzu Chi dan Memberi Pendampingan


“Di Kompleks Tzu Chi Banqiao, mengapa ada begitu banyak relawan yang bergabung dengan kita dan bisa bekerja sama dengan gembira? Penyebab utamanya adalah ada banyak relawan yang merupakan pasangan suami istri, termasuk para fungsionaris. Kita semua tahu bahwa para relawan laki-laki sangat menyayangi istri mereka. Jadi, dalam menjalankan misi, semua relawan bisa bekerja sama dengan harmonis. Selain tekun dan bersemangat melatih diri, yang terpenting, kita juga harus mengikuti langkah Master,” kata He Rui-zhen, relawan Tzu Chi.

“Makhluk yang menderita sangatlah banyak. Kita harus memanfaatkan Kompleks Tzu Chi Banqiao untuk membimbing warga di komunitasdari menjadi donatur Tzu Chihingga menjadianggota komite atau Tzu Cheng.Ini merupakan misi terbesarsemua relawan Tzu Chi. Kita juga tahu bahwa kita harus mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan untuk menapaki jalan yang ditunjukkan oleh Sutra Teratai,” imbuh He Rui-zhen.

Para relawan di Banqiao mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi. Selain itu, mereka juga terus memberi pendampingan dan mengemban misi. Mereka tidak melepas tanggung jawab. Ini sangat menyentuh. Saya juga mendengar bahwa pascagempa 21 September 1999, Saya juga mendengar bahwa pascagempa 21 September 1999, relawan dari wilayah selatan dan utara pergi ke wilayah tengah Taiwan untuk membantu pembangunan kembali sehingga pembangunan kembali dapat dirampungkan dalam waktu 2 tahun lebih.

Kemudian, mereka kembali menghimpun kekuatan untuk membantu pembangunan Kompleks Tzu Chi Banqiao. Anggota Tzu Cheng dan komite dari berbagai wilayah datang untuk memberi dukungan. Selama pembangunan berlangsung, para relawan terus bersumbangsih secara penuh.


Sejak ladang pelatihan ini selesai dibangun dan diresmikan, entah sudah berapa tahun tempat ini digunakan untuk mengadakan pelatihan dan upacara pelantikan relawan luar negeri. Jadi, pahala para relawan kita sungguh tak terhingga. Kini, kita bisa melihat di berbagai negara, jumlah relawan kita terus bertambah karena benih kebajikan terus ditabur.

Dalam perjalanan keliling Taiwan kali ini, saya telah melantik para relawan dari 31 negara dan wilayah. Setelah dilantik, Setelah dilantik, mereka bisa pulang ke negara masing-masing dengan membawa benih kebajikan. Dengan ketekunan, satu benih bisa menginspirasi benih yang tak terhingga.

Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi Banqiao dan Sanchong yang telah menjaga para relawan luar negeri dengan baik. Kalian telah menabur benih kebajikan di dalam hati mereka. Benih kebajikan yang tertanam ini akan bertumbuh di dalam hati mereka. Para relawan di Taiwan meninggalkan kesan yang baik dengan mendukung pencapaian para relawan luar negeri yang akan dilantik menjadi Tzu Cheng atau komite. Dengan mendukung pencapaian orang lain, kita juga mengalami kemajuan. Kita memiliki kesempatan untuk menjalin jodoh dengan relawan baru dari berbagai negara.

Saat mendukung pencapaian mereka, kita juga mengalami kemajuan besar. Sesungguhnya, dengan bersumbangsih, kita bisa memperoleh banyak manfaat. Kita harus menggenggam waktu dan bersungguh hati dalam bersumbangsih. Di berbagai negara, sebutir benih kebajikan yang ditabur dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Saat saya akan meninggalkan Aula Jing Si Xindian, seorang relawan dari Mozambik, Dino Foi, juga berada di sana. Dia berkata bahwa dia ingin menyumbangkan sekitar 300 hektare lahan di Mozambik kepada Tzu Chi.

“Hari ini, saya ingin meminta izin kepada Master untuk menyumbangkan 200 hektare lahan di Mozambik kepada Tzu Chi,” ujar Dino Foi, relawan Mozambik.

“Di wilayah selatan Afrika, ada banyak orang yang pendapatannya kurang dari satu dolar AS. Kami ingin berbagi dengan Master bahwa saat itu pikiran kami sangat sederhana. Pertama-tama, dengan bercocok tanam, warga setempat bisa mendapat makanan. Kedua, mereka bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri. Ketiga, di masa mendatang, ini bisa menjadi gudang pangan kita. Jadi, ini adalah rencana bantuan jangka pendek, menengah, dan panjang,” ucap Denise Tsai, relawan Mozambik.


“Jadi, saya dengan tulus meminta Master untuk menerima lahan ini, seperti Master menerima saya dan istri saya,” imbuh Dino Foi.

Lahan ini bukan disumbangkan untuk saya, melainkan untuk negara kalian dan seluruh Afrika.

“Benar,” ungkap Dino Foi.

Saya hanya mendukungmu secara spiritual. Jika perlu, kami akan memberimu dukungan lain.

“Terima kasih, Master,” pungkas Dino Foi.

“Master, sesungguhnya dia ingin menyumbangkan 300 hektare. Namun, mereka tidak tahu Master akan setuju atau tidak.”

Dua ratus atau tiga ratus hektare?

“Tiga ratus. Tiga ratus hektare,” ujar Dino Foi.

Tiga ratus hektare. Terima kasih.

Mereka memiliki cinta kasih yang tulus. Dengan adanya lahan, mereka bisa bercocok tanam. Lahan itu juga bisa dijadikan gudang pangan di Afrika. Semua ini membutuhkan interaksi yang penuh cinta kasih untuk menginspirasi orang-orang. Kita perlu mengemban tanggung jawab dan mendukung pencapaian banyak hal. Karena itu, kalian hendaknyabertanya kepada para relawan senior tentang bagaimana mereka mendukung saya menjalankan misi Tzu Chi dan membangun fasilitas Tzu Chi dahulu. Kalian hendaknya lebih banyak bertanya.

Saya juga berharap para anggota komite dan Tzu Cheng senior dapat lebih banyak mengenang dan berbagi pengalaman. Dengan demikian, kita baru bisa mendampingi relawan baru dan mewariskan semangat Tzu Chi. Terima kasih, semuanya. Saat kalian menerima angpau, itu menandakan bahwa anggota keluarga besar Tzu Chi bertambah lagi.

Hari ini, relawan yang dilantik juga tidak sedikit. Yang disematkan di depan dada kalian adalah pita bertuliskan  “Hati Buddha, Tekad Guru”. Ini tidak pernah berubah selama lebih dari 50 tahun ini. Semua murid yang mengikuti langkah saya harus mempraktikkan ajaran Jing Si dengan meneladani hati Buddha dan memasuki mazhab Tzu Chi dengan berpegang pada tekad saya. Jadi, semua orang harus memiliki hati Buddha dan tekad guru.


“Kami berikrar untuk mempraktikkan Sutra Bunga Teratai yang menakjubkan, menabung 50 tahun di dalam bank usia, menjalankan yang sulit dijalankan untuk menciptakan pahala besar, menjalankan yang sulit dijalankan untuk menciptakan pahala besar dan menjaga keteguhan tekad hingga selamanya. Semoga Master selalu sehat, senantiasa memutar roda Dharma, dan panjang umur.”

Kita bisa melihat formasi hutan bodhi di atas panggung dan lautan Dharma di bawah panggung yang penuh kekuatan. Kekuatan cinta kasih tidak bertepi. Bodhisatwa sekalian, setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus menerapkannya dalam keseharian dan bekerja sama dengan harmonis. Jika bisa demikian, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Hidup dan tubuh manusia ada ujungnya, tetapi jiwa kebijaksanaan tidaklah berujung. Yang terpenting adalah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Semoga setiap orang dapat menyelami dan mempraktikkan Sutra dalam keseharian.

 

Mempraktikkan ajaran Jing Si dengan meneladani hati Buddha

Memasuki mazhab Tzu Chi dengan berpegang pada tekad guru

Saling mendukung di ladang pelatihan Bodhisattva

Mewariskan semangat Tzu Chi, memberi pendampingan, dan berbuat baik

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 Desember 2018

Editor: Stefanny Doddy

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -