Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Bertobat dan Membangkitkan Kesadaran

Belakangan ini, gempa bumi terus terjadi. Sungguh, malapetaka tidak datang sendirian. Kondisi dunia ini sudah begitu parah akibat wabah, kini ditambah lagi dengan bencana alam akibat ketikdaselarasan empat unsur. Bayangkan, bukankah semua ini merupakan bencana besar bagi dunia? Bencana alam, wabah penyakit, ditambah bencana akibat ulah manusia terus berlanjut hingga saat ini. Semua ini sangat memprihatinkan.

Virus penyakit juga sangat menakutkan. Ketidakselarasan empat unsur juga sangat menakutkan. Di mana pun berada, insan Tzu Chi selalu muncul dengan pakaian seragam biru putih. Bencana apa pun yang terjadi, mereka selalu muncul untuk memberi pertolongan. Benar, saat mengingat tentang memberi pertolongan, kita pasti teringat Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Ksitigarbha. Tentu, mereka yang membangkitkan hati Bodhisattva pasti tidak tega melihat semua makhluk menderita. Namun, dua sosok Bodhisattva tadi sangat istimewa.

Bodhisattva Avalokitesvara selalu mendengar suara penderitaan dan memberi pertolongan serta memandang semua makhluk dengan mata cinta kasih dan perasaan iba. Bodhisattva Ksitigarbha berikrar, "Jika neraka belum kosong, Aku berikrar tidak mencapai kebuddhaan." Bagaimana mungkin neraka kosong? Semua makhluk terus menciptakan karma buruk.

 

Nafsu keinginan semua makhkuk begitu luas dan dalam bagai jurang tanpa dasar. Dengan demikian, bagaimana mungkin makhluk hidup tidak menciptakan karma buruk dan jatuh ke neraka? Sebelum manusia jatuh ke neraka, di alam manusia pun buah karma sudah muncul.

Bencana alam yang datang silih berganti merupakan peringatan bagi umat manusia. Jadi, kini kita semua hendaknya mengendalikan pikiran dan nafsu keinginan kita. Kita juga harus segera melenyapkan kegelapan batin kita. Inilah yang disebut berintrospeksi dengan segera.

Kita harus segera bertobat secara mendalam. Jika setelah berintrospeksi, kita tidak bertobat dan terus mengulangi kesalahan yang sama, karma buruk tidak akan terikikis. Jadi, kini kita harus tahu bahwa di masa lalu kita juga telah menciptakan karma buruk.

Saat ini, banyak negara di dunia, sekuat apa pun negara itu, tengah menghadapi masalah akibat wabah COVID-19. Semua orang harus tahu bahwa semua ini adalah akibat dari perbuatan manusia di masa lalu. Kita semua harus berintrospeksi. Dalam setahun, manusia membunuh dan mengonsumsi 77 miliar ekor hewan. Ketahuilah, saat hewan-hewan itu dibunuh, mereka menyimpan rasa dendam dan benci serta ingin membalas dendam. Kekuatan negatif ini terus bertambah besar hingga saat ini dan akhirnya menyebar dalam bentuk virus yang tak bisa kita lihat dan tak bisa kita raba. Disebut apakah bentuk seperti itu? Di dalam ajaran Buddha, ia serupa dengan setan dan iblis.

 

Di dalam Sutra Ksitigarbha juga dikisahkan tentang raja setan penyebar bencana. Ia muncul akibat karma buruk semua makhluk yang tidak pernah berintrospeksi dan tidak kunjung sadar.  Saat melantunkan Sutra, banyak orang mengira kita hanya perlu membaca tulisannya saja untuk melenyapkan bencana. Sesungguhnya, bukan begitu. Isi Sutra memberi tahu dan mengingatkan kita untuk berintrospeksi diri. Jika di masa lalu kita pernah melakukan kesalahan, kita hendaknya segera bertobat. Bukan berarti saat bertemu masalah, kita baru memohon ampun dan bertobat. Bukan.

Terlebih, sekaranglah saatnya bagi kita semua untuk memohon ampun dan bertobat. Namun, bukan hanya itu. Kini kita semua harus bergerak secara nyata untuk bervegetaris dan menjaga sila. Saat bervegetaris, kita juga menjaga sila. Tanpa bervegetaris, tiada gunanya mengaku menjaga sila. Ini karena mulut kita masih makan daging dan berarti kita masih mendukung pembunuhan, bahkan membuat orang lain membunuh hewan. Kita harus bervegetaris.

Belakangan ini saya sering mendengar insan Tzu Chi sangat giat memasak makanan vegetaris untuk dibagikan. Namun, ini belum cukup. Insan Tzu Chi memang terus mengajak orang lain untuk turut bervegetaris dengan memasak dan menyiapkan makanan vegetaris untuk dibagikan di instansi-instansi tertentu. Namun, orang-orang yang makan di sana tetap akan makan daging sepulangnya ke rumah. Jadi, yang terpenting ialah mendorong setiap keluarga untuk bervegetaris. Semua orang harus segera sadar dan menyosialisasikan pola hidup vegetaris.


Insan Tzu Chi terus membagikan makanan vegetaris. Saat kita tak lagi membagikannya, orang-orang mungkin akan kembali makan daging. Apakah kita hanya mengimbau mereka untuk membangkitkan ketulusan saat ini saja dan bervegetaris hanya sehari, dua hari, atau sebulan? Ini cukup memprihatinkan. Mengapa kita tidak bisa menyadarkan mereka? Jika hanya meminta mereka bervegetaris sebentar, ini sama saja kita meminta mereka untuk sadar sejenak, lalu tertidur kembali.

Singkat kata, jika ingin menyadarkan orang, mengapa tidak membuatnya sadar sepenuhnya? Kini kita harus benar-benar bersungguh hati. Kondisi penyebaran wabah saat ini sungguh sulit dibendung. Wabah terus menyebar. Ini sungguh mengkhawatirkan.

Singkat kata, kita semua harus mengerti untuk memohon ampun dan bersyukur atas ketenteraman di masa lalu. Setiap kali bertemu orang, kita harus lebih bersungguh hati untuk menyosialisasikan pola hidup vegetaris. Sepenuh hati menyosialisasikan pola hidup vegetaris adalah cara yang paling mendasar.

Nafsu keinginan semua makhluk bagai jurang tanpa dasar
Buah karma sudah muncul di depan mata
Bervegetaris dan menjaga sila agar tidak mendukung pembunuhan
Terus-menerus bertobat dan membangkitkan kesadaran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Maret 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 26 Maret 2020
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -