Ceramah Master Cheng Yen: Tetesan Dharma Membasahi Batin Manusia

Setiap kali menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya sangat bersukacita melihat kalian begitu tekun dan bersemangat. Setelah bertahun-tahun bergabung dengan Tzu Chi dan semakin memahami Tzu Chi, kalian perlahan-lahan membina keyakinan di Jalan Bodhisatwa ini. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Untuk relawan yang dilantik hari ini, saya turut bersukacita untuk kalian. Semoga para relawan yang baru dilantik dapat semakin tekun dan bersemangat. Di depan dada kalian disematkan pita bertuliskan “hati Buddha, tekad Guru”. Guru saya memberikan enam kata pada saya, yaitu “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Untuk enam kata tersebut, yang saya lakukan di kehidupan sekarang belum cukup. Saya merasa bahwa dari kehidupan ke kehidupan, yang saya lakukan tidak akan cukup. Terlebih, waktu tidak menunggu siapa pun. Karena itu, setiap orang harus ingat bahwa ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran dan mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia.


Kita harus terus mewariskan semangat ajaran Buddha. Sebagai umat Buddha, kita harus meyakini, menerima, dan mempraktikkan Dharma. Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan mempraktikkan Enam Paramita. Kita mengingat semangat Bodhisatwa di dalam hati demi ajaran Buddha dan bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa demi semua makhluk. Kita harus ingat untuk menjalankan misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Untuk meneladani hati Buddha, kita harus membina welas asih agung. Kita meneladani hati Buddha untuk membabarkan ajaran Buddha. Kalian juga harus memiliki tekad Guru. Dengan berpegang pada tekad saya, kalian bisa menapaki dan membentangkan Jalan Bodhisatwa. Saya telah mengulas tentang semangat dari Sutra Bunga Teratai. Sejak lebih dari 50 tahun yang lalu, kita sudah membentangkan jalan. Setiap orang harus membawa manfaat bagi dunia ini.


Lebih dari 50 tahun yang lalu, Hualien kekurangan fasilitas medis. Karena itu, saya mengajak orang-orang untuk membantu membangun rumah sakit. Demi pembangunan rumah sakit, banyak Bodhisatwa yang bersumbangsih sedikit demi sedikit semampu mereka. Ini sungguh sesuai dengan pepatah “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Meski hanya segenggam pasir, mereka akan membawanya untuk diaduk dengan semen guna membangun rumah sakit. Kalian yang dilantik hari ini jangan melupakan para relawan senior yang telah membentangkan jalan ini. Mereka telah menapaki Jalan Bodhisatwa sekaligus membentangkannya. Setelah membangkitkan cinta kasih, mereka tidak takut pada kesulitan dan terus melangkah maju dengan yakin. Untuk membangun rumah sakit tanpa dana, jika kita tidak memiliki keyakinan, rumah sakit tidak akan bisa dibangun. Karena tidak ada rumah sakit, kita berusaha untuk membangun rumah sakit. Meski tidak memiliki sumber daya, tetapi dengan tekad dan kerja keras, kita akhirnya bisa membangun rumah sakit. Selain membantu pembangunan rumah sakit, setelah rumah sakit beroperasi, relawan kita juga menjadi relawan di RS.


Demikianlah relawan senior kita. Mereka bukan hanya membentangkan, tetapi juga membuka jalan dengan bersumbangsih dan menginspirasi relawan baru di komunitas. Mereka sibuk menjalankan berbagai tugas. Mereka menapaki jalan ini dengan mantap dengan kedua kaki mereka. Saat satu kaki melangkah, mereka menciptakan berkah bagi masyarakat. Saat kaki lain ikut melangkah, mereka membina kebijaksanaan. Kita bisa mendalami Dharma dengan terjun ke tengah masyarakat. Tanpa terjun ke tengah masyarakat, kita tidak bisa melihat penderitaan di dunia ini. Kita harus sungguh-sungguh memahami penderitaan. Tubuh manusia mengalami penderitaan akibat lahir, tua, sakit, dan mati.


Waktu tidak pernah berhenti. Seiring berlalunya waktu dan bertambahnya usia, fungsi tubuh manusia akan menurun. Karena itu, saya mengimbau orang-orang yang masih sehat dan usianya masih memungkinkan untuk bersumbangsih, kalian harus tekun dan bersemangat. Kini saya juga sangat menghargai waktu. Asalkan masih bisa bernapas dan berbicara, saya juga sangat bekerja keras untuk memberikan ceramah dengan harapan Dharma dapat terus membasahi batin orang-orang setetes demi setetes hingga tidak bisa menetes lagi. Saya berharap setiap orang dapat bersungguh-sungguh menghargai setiap tetes Dharma. Kalian juga harus membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Setelah dilantik, kalian harus menjadi pembuka jalan.


Dahulu, kalian dibimbing untuk menapaki jalan ini. Kini, setelah kalian dilantik, tiba giliran kalian untuk membuka jalan. Membuka Jalan Bodhisatwa yang lapang, inilah yang disebut mewariskan ajaran Jing Si dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi. Menapaki Jalan Tzu Chi berarti mengasihi dan memperhatikan semua makhluk. Kita menjalankan Empat Misi Tzu Chi demi semua makhluk di seluruh dunia.


“Murid-murid Jing Si Kaohsiung berikrar di hadapan Master. Kami akan tekun melatih Empat Pikiran Tanpa Batas; mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan; mendengar Dharma untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan; menaati sila untuk melindungi semua makhluk; bekerja sama untuk menggarap ladang berkah; menciptakan lingkaran kebajikan; saling bersyukur, menghormati, dan mengasihi; hidup harmonis dan menciptakan berkah bersama. Semoga Master selalu sehat dan senantiasa memutar roda Dharma agar prinsip kebenaran selamanya ada di dunia. Semoga Master dipenuhi berkah dan panjang umur,” ucap relawan Tzu ChiKaohsiung serentak.

 

Meyakini, menerima, dan mempraktikkan Dharma

Mengenang perjalanan Tzu Chi yang penuh kesulitan pada masa-masa awal

Tetes demi tetes air Dharma membentuk lautan Dharma

Prinsip kebenaran selamanya ada di dunia dan membentuk hutan Bodhi

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Februari 2019

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -