Para Bodhisatwa Membangun Tekad yang Sama

Sudah setengah tahun saya tidak berkunjung ke RS Tzu Chi Taichung. Setelah setengah tahun berlalu, semua yang terlihat sudah berbeda. Di setiap tempat, saya bisa melihat ketulusan dan kecemerlangan hati setiap orang. Saya bisa melihatnya. Adakalanya, lebih baik berkunjung sesekali setelah lama berselang daripada berkunjung setiap bulan.

Dalam agama Buddha, ada sebuah kisah seperti ini. Ada seorang raja yang sangat mengasihi putrinya. Putrinya masih sangat kecil. Sang raja sangat berharap putrinya dapat cepat tumbuh dewasa. Namun, hari demi hari berlalu, raja merasa putrinya tetap terlihat kecil. Raja itu lalu mulai berusaha mencari tabib yang dapat membuat putri kecilnya tumbuh dewasa dengan cepat.

Kemudian, datanglah seorang tabib yang sangat terkenal yang berkata bahwa dia dapat membuat putri sang raja bertumbuh besar dengan cepat. Raja pun mengundang tabib itu datang ke istana. Di dalam istana, tabib itu berkata kepada raja, “Saya bisa membuat putri Yang Mulia tumbuh dewasa dengan cepat. Namun, Yang Mulia harus memberi saya waktu untuk membuatnya bertumbuh besar.”

Raja bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan? Tabib menjawab, “Lima belas tahun.” Raja menjawab, “Baiklah. Setelah lima belas tahun, apakah saya bisa melihat putri saya tumbuh dewasa?” Tabib kembali menjawab, “Tentu saja.” Waktu berlalu dengan cepat. Lima belas tahun telah berlalu. Tabib itu pun membawa sang putri untuk dilihat oleh raja. Wah, putri tersebut sudah bertumbuh dewasa dan cantik. Raja berkata, “Tabib sungguh terampil.” Sungguh terampil bukan? Sesungguhnya, pengobatan yang terbaik adalah waktu karena bukan tabib yang membuat putri raja tumbuh dewasa, melainkan waktu selama 15 tahun itu.

Saya juga melihat perubahan rumah sakit kita seiring berjalannya waktu. Seluruh staf medis kita dari setiap departemen dengan penuh kesungguhan hati memanfaatkan waktu untuk membuat rumah sakit kita semakin berkembang. Laporan dari 11 atau 12 departemen yang saya dengar dan lihat membuat saya merasa bahwa kalian sungguh mengagumkan. Kalian juga mengobati pasien dengan terampil dan penuh budaya humanis. Kalian selalu memikirkan kepentingan pasien.

 

Dunia ini penuh dengan penderitaan. Saya sendiri juga telah merasakannya. Saya juga sudah merasakan penderitaan yang besar akibat penyakit. Terlebih lagi, penderitaan ketika beranjak tua. Namun, saya berpikir bahwa semua ini adalah hukum alam. Jika saya menerimanya dengan lapang dada, maka segalanya akan menjadi lebih baik. Namun, ada pula orang yang menderita penyakit sebelum berusia lanjut. Mereka yang masih sangat muda harus menderita akibat penyakit yang tiba-tiba menyerang. Penyakit itu membuat mereka sangat menderita sehingga mereka harus terus mencari pengobatan hingga akhirnya datang ke RS Tzu Chi.

Dengan penuh perhatian, kesungguhan hati, dan cinta kasih, tim medis kita merawat para pasien bagai keluarga sendiri. Tentu saja, terlebih dahulu kita harus mendiagnosis penyakit pasien dengan benar. Dengan demikian, baru kita dapat memberikan pengobatan dan operasi yang tepat. Saya sangat tersentuh melihatnya. Saya juga bisa melihat seorang anak muda yang menderita skoliosis. Setelah menjalankan operasi untuknya, kini anak itu dapat berdiri tegak dan hidup layaknya orang normal. Ini pasti sangat bermanfaat bagi keluarganya dan seluruh masyarakat.

Saya sering mengatakan bahwa pada saat menyelamatkan satu orang, sesungguhnya kita sudah menyelamatkan satu keluarga dan satu masyarakat Mungkin orang ini adalah insan berbakat di tengah masyarakat. Pagi-pagi ini, di Kantor Tzu Chi Taichung, saya bertemu dengan keluarga dari seorang relawan kita  yang mendonorkan organ tubuh. Anak-anak dan menantunya juga datang untuk berterima kasih kepada tim medis kita yang telah mewujudkan harapan ibu mereka. Harapan ibu mereka adalah kembali ke RS Tzu Chi yang sudah beliau anggap rumah sendiri.

Inilah sumbangsih beliau yang penuh cinta kasih. Saat masih sehat, beliau bersumbangsih bagi Tzu Chi. Beliau mengemban empat misi Tzu Chi dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Saat ketidakkekalan menjemput, beliau bertekad untuk mendonorkan tubuhnya kepada Tzu Chi. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Saat mendengar laporan dari para dokter, kita bisa melihat beberapa dokter yang masih sangat muda. Selain itu, setiap dokter kita juga penuh keberanian. Dengan cinta kasih yang penuh keberanian dan keterampilan medis, para dokter kita mengobati para pasien. Hati anak muda hendaknya murni bagaikan bunga teratai. Sesungguhnya, RS Tzu Chi sangat membutuhkan sekelompok anak muda ini. Saya berharap hati para anak muda ini dapat selamanya seperti bunga teratai yang mekar dengan indah. Ini karena bunga teratai tidak tercemar meski tumbuh di kolam berlumpur.

Selain Mars Sekolah Keperawatan Tzu Chi, kita juga memiliki Mars Sekolah Kedokteran Tzu Chi yang menggambarkan bahwa mengobati pasien merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Tenaga medis yang menyelamatkan masyarakat bagaikan sebuah kapal cinta kasih yang menyelamatkan seluruh makhluk. Sementara itu, Mars Sekolah Keperawatan Tzu Chi menggambarkan tentang kelembutan. Perawat diumpamakan sebagai bunga teratai yang tak tercemar meski tumbuh di kolam berlumpur. Selain itu, ia juga mekar dengan indah dan menjadi orang yang bisa diandalkan. Inilah harapan kita. Semoga para dokter dan staf medis Tzu Chi dapat selamanya mengemban misi kesehatan Tzu Chi.

Kita telah melihat harapan masa depan karena kita memiliki kesatuan hati dan tekad. Dengan kesatuan hati dan tekad, marilah kita bersama-sama membangun keteladanan dan tekad mulia bagi dunia medis yang melampaui orang-orang pada umumnya. Saya berharap keteladanan dalam dunia medis Taiwan dapat dimulai dari kita. Dengan memiliki kesatuan tekad dan dapat bekerja sama dengan harmonis, bisakah kita mencapainya?  Asalkan memiliki kepercayaan diri, kita pasti bisa mencapainya.

Ada banyak hal dan rasa syukur yang ingin saya sampaikan. Hubungan para dokter dan pasien di sini juga penuh dengan kehangatan. Para perawat kita bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara. Bodhisatwa Avalokitesvara memiliki cinta kasih seorang ibu yang mengasihi pasien dengan penuh kelembutan dan ketulusan. RS kita sungguh penuh dengan cinta kasih.

Kita bisa melihat ada beberapa murid lulusan Sekolah Keperawatan Tzu Chi pada 25 tahun lalu yang masih mendedikasikan diri di badan misi Tzu Chi. Ini berkat pendidikan yang penuh cinta kasih. Selain itu, mereka memiliki kesatuan tekad untuk mendedikasikan diri dalam badan misi kita guna meneruskan cinta kasih. Saya yakin beberapa tahun lagi, semua dokter dan perawat di RS Tzu Chi pasti akan mampu  mewariskan kekuatan cinta kasih ini. Ini sungguh hal yang membahagiakan. Saya merasa sangat bersyukur.

Memanfaatkan waktu untuk mempelajari keterampilan

Menghilangkan penderitaan pasien dengan memberikan obat yang tepat

Para Bodhisattva memiliki kesatuan tekad

Terus melangkah maju untuk menjangkau lebih banyak pasien

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -