Suara Kasih : Festival Perahu Naga


Judul Asli:
Menebarkan Kebajikan dalam Perayaan Festival Perahu Naga

Bersatu hati membuat bacang dan menjalin jodoh yang baik
Mengadakan bazar demi menggalang dana bagi warga yang membutuhkan      
Tim TIMA mengadakan baksos kesehatan demi membebaskan pasien dari penyakit
Menebarkan kebajikan dalam perayaan Festival Perahu Naga

Perayaan Festival Perahu Naga menyatukan hati banyak orang untuk menyebarkan cinta kasih dan menjalin jodoh yang baik. Sungguh, semua orang bersatu hati membuat bacang dengan penuh cinta kasih. Semua ini berawal dari satu niat. Tahun ini di Tiongkok saja telah dibuat lebih dari 300.000 bacang guna membiayai kegiatan amal Tzu Chi setempat. Kita sungguh telah melihat cinta kasih dari para Bodhisatwa dunia.

Di Dongguan, para relawan baru mulai membuat bacang beberapa hari yang lalu. Namun, mereka sangat gigih sehingga dalam waktu dua hari, mereka telah membuat lebih dari 10.000 bacang. Saya sungguh tersentuh melihat seorang ayah dan putrinya yang datang dari Provinsi Hunan yang jauh. Di Hunan, mereka menyaksikan siaran Phoenix TV yang menyiarkan tentang Tzu Chi. Saya melihat bagaimana insan Tzu Chi menggunakan ajaran Buddhis untuk mengatasi berbagai konflik manusia. Tzu Chi menggunakan kekuatan ini dan sangat berdampak pada semua orang. Saya sungguh tersentuh. Sang ayah berpendapat bahwa Tzu Chi adalah suatu organisasi yang sangat baik dan segera meminta putrinya mencari informasi tentang Tzu Chi di internet. Ayah dan putrinya ini berangkat dari Hunan dengan menumpang kereta api selama 9 jam lebih menuju Guangdong. Setelah tiba di Guangdong, mereka masih harus naik bus menuju Dongguan. Mereka menempuh perjalanan lebih dari 10 jam hanya untuk ikut dalam kegiatan membuat bacang. Setelah berpartisipasi, ia mendapat banyak pelajaran dari kegiatan ini dan merasa sangat senang.

Sumbangsih Tzu Chi di Tiongkok sangatlah besar. Melalui kegiatan membuat bacang ini, insan Tzu Chi tak hanya membantu orang, namun juga menebarkan kebajikan. Para Bodhisatwa dunia telah menebarkan cinta kasih dan kebajikan ke berbagai tempat di Tiongkok sehingga warga setempat memahami kegiatan amal yang dilakukan insan Tzu Chi. Tak hanya di Tiongkok, insan Tzu Chi di Penang, Malaysia, pun mengadakan kegiatan membuat bacang untuk membantu warga Myanmar. Mereka bersungguh-sungguh membuat bacang. “Kami semua bersatu hati membuat bacang dengan harapan agar misi kami dapat tercapai. Kami berharap dapat membantu orang-orang yang membutuhkan dengan cinta kasih dari setiap orang di sini,” kata salah seorang relawan.

Mereka tahu bahwa tujuan penggalangan dana dari bazar bacang akan digunakan untuk membantu warga di Myanmar. Bahkan anak-anak kecil pun tahu tujuan dari kegiatan ini. Ini cara kita mendidik generasi muda dan membuatnya berakar dalam diri mereka. Para mahasiswa dari Universitas Tzu Chi Hualien juga turut bersumbangsih. Mereka menghibur para pasien di ruang perawatan paliatif dapat ikut merayakan dan merasakan kebahagiaan dari perayaan Festival Perahu Naga. Kita dapat melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah setiap orang. Dengan fisik dan batin yang sehat, masyarakat akan dapat hidup damai dan tenteram.

Insan Tzu Chi seluruh Taiwan terlihat di jalan-jalan besar maupun gang-gang kecil. “Bacang ini untuk Anda. Lihatlah, bacangnya masih panas,” kata relawan Tzu Chi. “Wah, masih panas,” kata seorang warga ceria. ”Selamat Hari Raya Festival Perahu Naga. Kami mendoakan Anda. Enak tidak?” tanya relawan pada seorang penghuni panti wreda. “Enak,” jawabnya. Bacang ini ditambah bumbu khusus, yakni cinta kasih dari semua orang. Para relawan berharap agar para orang tua yang hidup sebatang kara juga dapat melewati hari raya ini dengan gembira dan merasakan kehangatan cinta kasih.

Kepala RS Tzu Chi Hualien, dr. Shyr, juga membagikan bacang di panti jompo. Ia juga berkunjung ke rumah-rumah warga penerima bantuan Tzu Chi untuk membagikan bacang kepada mereka. Mungkin rasanya tak sama dengan bacang dari kampung halaman Anda, namun bacang ini penuh dengan cinta kasih kami. Semoga Anda semua dapat merasakan perayaan Festival Perahu Naga. Dalam setiap bacang terdapat cinta kasih dari banyak orang dan kami merasakan cinta kasih tersebut. Para relawan tak hanya memberikan bacang, namun juga cinta kasih dan perhatian.

Hal ini sungguh menghangatkan hati. Itulah yang dilakukan insan Tzu Chi di Taiwan. Demikian juga dengan tim TIMA yang mengadakan baksos kesehatan bagi para tunawisma dan merayakan Festival Perahu Naga bersama. Tentu saja, para staf dari RS Tzu Chi pun berkontribusi bersama tim TIMA. Tim medis Tzu Chi memerhatikan para lansia yang hidup sebatang kara dan kaum papa dengan mencurahkan kehangatan cinta kasih Bodhisatwa dunia. Saya sungguh berterima kasih.

Insan Tzu Chi Amerika Serikat juga giat bersumbangsih. Lihatlah, bencana gempa bumi di Haiti telah berlalu hampir 5 bulan lamanya. Namun, cinta kasih insan Tzu Chi terus dicurahkan hingga hari ini.

Insan Tzu Chi New York mengadakan konser music demi menggalang dana bagi warga Haiti. Mereka mengundang para seniman Tiongkok yang memiliki cacat fisik untuk mengadakan pertunjukan seni. Konser diadakan di Manhattan, yakni di ruang serba guna sebuah universitas yang berkapasitas lebih dari 2.000 orang. Tentu saja, orang harus membeli karcis untuk dapat menikmati konser ini. Hasil penjualan karcis akan digunakan untuk membiayai pembangunan di Haiti. Inilah sumbangsih yang penuh cinta kasih.

Saya sungguh berterima kasih kepada Kepala Departemen Berita Da Ai TV, Susan Yeh. Ia menggunakan 4 hari hak cutinya dan membayar sendiri perjalanannya ke New York. Perjalanan dengan pesawat menghabiskan waktu hampir 2 hari dan ia menyelesaikan tugasnya dalam waktu 4 hari. Ia kembali pada tanggal 15 Juni, dan malam harinya saya melihat ia membacakan berita.

Lihatlah. Ia sangat bersungguh hati. Ia menggunakan hak cuti dan dananya sendiri demi berangkat ke Amerika Serikat dan menjadi pembawa acara di konser musik itu. Saya sungguh berterima kasih padanya. Bukankah para insan Tzu Chi yang mengemban misi Tzu Chi adalah Bodhisatwa dunia? Banyak hal yang sangat saya syukuri. Melihat begitu banyak orang yang bersumbangsih dengan penuh cinta kasih dalam perayaan Festival Perahu Naga ini, kita harus terus menyebarkan cinta kasih, menjalin jodoh yang baik, dan menggalang Bodhisatwa dunia.

Di setiap negara, baik yang berekonomi lemah maupun yang makmur, kita harus membangkitkan cinta kasih warganya. Kita harus mengasihi diri sendiri dan orang lain. Kita harus memulai dari lingkungan sekitar kita dan menjangkau ruang lingkup yang lebih jauh. Dimulai dari beberapa orang, kita akan dapat menginspirasi banyak orang. Saya sering mengatakan bahwa sebuah bidang berawal dari sebuah titik. Jadi, untuk mendapatkan sebuah garis atau bidang, kita harus memulainya dari satu titik. Titik tersebut adalah Anda, dia, dan saya. Semua berawal dari sebersit niat.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
 Foto: Da Ai TV Taiwan
 
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -