Suara Kasih : Hikmah dari Bencana

 

Judul Asli:
Mengambil Hikmah dari Berbagai Bencana

Pertikaian jangka panjang terjadi akibat keserakahan manusia
Bencana terus-menerus terjadi di masa kini      
Menghargai kehidupan yang bahagia dan tenteram
Menciptakan berkah bagi dunia dengan bersikap mawas diri

”Rumah dan mobil saya dibakar. Kami tak punya tempat untuk berteduh. Kami memohon kepada pemerintah Uzbekistan agar berbaik hati menampung kami yang tak punya apa-apa. Beberapa orang terserang penyakit diare dan demam. Banyak orang sakit. Ada juga yang mengalami pendarahan dan penyakit jantungnya kambuh. Di sini kekurangan perawatan medis. Bagaimana kami harus melangsungkan hidup? Rumah dan keluarga kami telah hancur,” ucap para pengungsi.

Belakangan ini kita sering melihat bencana yang terjadi di dunia ini. Tanggal 20 Juni lalu adalah Hari Pengungsi Sedunia. Menurut data statistik UNHCR, kini ada lebih dari 40 juta warga dunia yang hidup sebagai pengungsi. Mengapa pengungsi bisa muncul? Karena tempat yang mereka tinggali selalu berada dalam keadaan bahaya, sehingga mereka harus mengungsi. Karena kehidupan yang serba sulit dan penuh ancaman, mereka harus pindah ke tempat lain.

Ini sungguh kehidupan yang menyedihkan dan telah menjadi tragedi masa kini. Konflik antar etnis yang terjadi di Kirgistan mengakibatkan kerusuhan di seluruh kota hingga tak terbendung. Para warga yang tak berdosa pun tidak dapat hidup dengan tenang karena rumah mereka hangus terbakar, dan banyak orang yang terbunuh. Banyak orang yang kehilangan tempat tinggal. Sungguh penderitaan yang tak terkira.

Kekerasan serupa sebelumnya juga pernah terjadi di kota ini. Sepanjang sejarah mereka, banyak bentrokan dan pertikaian yang terjadi. Karena pertikaian antar manusialah tragedi masa kini terus-menerus terjadi. Ini semua terjadi akibat ulah manusia. Pikiran manusia sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan bencana yang besar.

Karma kolektif semua makhluk dapat mendatangkan bencana bagi dunia. Kita sering mengulas tentang karma kolektif. Dalam kehidupan kita, keserakahan manusia mengakibatkan tingkat konsumsi yang tinggi dalam mengejar kesenangan. Semakin berkembang industri, semakin tinggi pencemaran yang ditimbulkan. Janganlah kita berpikir bahwa perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari tak ada hubungan dengan bencana yang terjadi. Semua orang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di dunia ini. Kita terus melihat bertambahnya tragedi yang terjadi di dunia ini, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia.

Di zaman sekarang kita melihat banyaknya bencana yang terjadi. Sebagian orang kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam. Bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam, asalkan ada organisasi kemanusiaan yang menyalurkan bantuan, menolong, dan menyokong, serta dibantu oleh pemerintah yang turut berkontribusi, maka waktu untuk pulih akan semakin cepat. Contohnya, Topan Morakot yang melanda Taiwan pada bulan Agustus 2009 lalu. Meski di wilayah selatan Taiwan terjadi kerusakan yang parah, namun dengan adanya organisasi kemanusiaan, kekuatan pun terus terhimpun.

Contohnya, Yayasan Buddha Tzu Chi yang mengerahkan insan Tzu Chi di seluruh Taiwan, dan insan Tzu Chi di 52 negara lainnya. Dengan semangat cinta kasih, insan Tzu Chi berkumpul untuk berkontribusi. Sebagian dari mereka ikut membantu membersihkan area bencana. Selama beberapa bulan, insan Tzu Chi terus mendampingi, memberi dukungan, dan menenangkan batin korban bencana agar fisik dan batin mereka bisa pulih secara perlahan.

Dengan ditambah kekuatan insan Tzu Chi dari 52 negara, proyek pembangunan Perumahan Cinta Kasih di Shanlin dapat terlaksana. Di perumahan itu terdapat lebih dari 700 unit rumah yang selesai dibangun dalam 88 hari. Semua rumah dibangun dengan kokoh. Pembangunan rumah untuk para korban bencana direncanakan sedemikian rupa agar setiap warga di perumahan tersebut memiliki akses transportasi yang lebih baik, rumah yang lebih kokoh, dan lingkungan yang lebih indah dari sebelumnya.

Kita dapat memperoleh sebidang tanah yang luas dan lingkungan yang indah ini berkat bantuan pihak pemerintah. Demikian juga dengan instalasi air, listrik, dan segala fasilitas umum. Pihak pemerintah telah berkontribusi dan bekerja sama dengan Tzu Chi. Lihatlah, dalam waktu yang singkat kita dapat membangun rumah untuk begitu banyak keluarga.

Pada bulan Mei lalu, Taiwan kembali dilanda hujan deras yang mengakibatkan jalan dan jembatan di pegunungan rusak sehingga akses transportasi terputus dan warga berada dalam keadaan bahaya. Namun, bagi warga yang telah pindah ke Perumahan Cinta Kasih, mereka dapat hidup dengan tenang. Ketika hujan deras turun, mereka yang berada di Shanlin, tepatnya di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi berkata, “Saya selamat, saya merasa tenang. Seluruh keluarga saya hidup tenteram dan bahagia di sini.”
 
Saat bencana alam terjadi, jika ada bantuan dari organisasi kemanusiaan dan dukungan dari pihak pemerintah, para korban bencana lebih berkesempatan untuk selamat dan pulih dari bencana. Pada tanggal 20 Juni lalu, Presiden Ma kembali meninjau pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Pingdong. Proyek perumahan Tzu Chi di Pingdong ini ditujukan bagi mereka yang kehilangan rumah akibat Topan Morakot. Beliau merasa tersentuh setelah melihatnya. Dalam waktu lebih kurang sebulan, bentuk perumahan ini telah terlihat. Singkat kata, ini semua berkat kesungguhan hati kita semua dalam menyediakan rumah bagi para korban bencana agar mereka memiliki tempat berteduh.

Lihatlah kembali ke seluruh dunia ini. Dua hari ini, pertikaian di Kirgistan agak mereda sehingga para ibu mengajak anak-anaknya untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun, ketika tiba di desa mereka, rumah mereka sudah tiada. Rumah mereka telah habis terbakar. Bagaimana mereka dapat membangun kembali tempat tinggal mereka? Berapa lama waktu yang diperlukan? Tiada yang tahu. Hari untuk pulih tampaknya masih sangat jauh. Singkat kata, kita yang biasanya tinggal di tempat yang damai dan tenteram, bolehkah tidak berdoa dengan tulus? Bolehkah kita tidak membangkitkan cinta kasih dan memiliki ikrar luhur?

Dengan menyucikan hati manusialah kita dapat terbebas dari bencana. Ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan harus tertanam dalam hati setiap orang. Kita pun harus senantiasa mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Ini semua bermula dari pikiran yang timbul pada setiap saat dan setiap detik. Kita harus selalu menjaga pikiran kita dan tidak membiarkannya berkeliaran. Kita harus memanfaatkan waktu yang ada saat ini, senantiasa mempertahankan niat baik, dan merealisasikannya dalam keseharian.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
 Foto: Da Ai TV Taiwan
 
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -