Suara Kasih : Menjaga Kebersihan

   

Judul Asli:
Menjaga  Kebersihan Mulai dari Sumbernya

Posko daur ulang edukatif berada di tengah komunitas.
Mengurangi sampah dan tidak hidup boros.
Bersama-sama mengolah sumber daya alam menjadi emas.
Melindungi bumi dengan menjaga kebersihan mulai dari sumbernya.

“Selamat pagi, para Bodhisatwa,” sapa Master Cheng Yen. “Pagi,” jawab para relawan daur ulang. “Meski hari masih sangat pagi, namun kalian telah bermandi keringat. Pasti kalian telah datang pagi-pagi sekali, bukankah demikian,” tanya Master. “Ya,” jawab mereka.

Master berkata kembali, “Inilah cara kita menghargai sumber daya alam dan melindungi bumi. Sesungguhnya, Taiwan memiliki satu hal yang tak dimiliki oleh negara lain. Tahukah kalian apa itu? Jawabannya adalah relawan daur ulang. Tak ada satu pun negara di dunia ini yang memiliki begitu banyak relawan daur ulang seperti di Taiwan. Kalian sungguh bersumbangsih tanpa mengharapkan pamrih. Kalian tidak mendapat upah, benar?” ”Benar,” jawab para relawan.

”Kegiatan daur ulang yang kini kita lakukan bukan lagi mengolah sampah menjadi emas, melainkan mengolah sumber daya alam menjadi emas. Dengan mengolah barang daur ulang hingga kembali menjadi bahan baku, berarti kita tak perlu lagi mengeksploitasi sumber daya alam, namun tetap tidak kekurangan sumber daya alam karena kita telah mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi barang baru. Dengan demikian, kita dapat melindungi bumi, menghargai berkah, dan barang-barang yang telah kita gunakan pun tak menjadi beban bagi kita di bumi,” jelas Master.

Ia pun kembali bertanya, “Apakah kalian tahu lagu Tzu Chi yang bercerita tentang sampah? Para relawan menjawab pertanyaan Master dengan bernyanyi, “Sampah janganlah dibuang sembarangan. Sampah sungguh membuat orang khawatir. Teman-teman sekalian, mari kita bersama-sama melakukan kegiatan daur ulang.”

“Baguslah, kalian semua mengetahui lagu ini dan menyanyikannya dengan gembira. Apakah kalian sehat-sehat saja?” Tanyanya lagi. ”Sehat,” jawab relawan. ”Baik. Sehat dan selamat adalah berkah. Bukankah demikian?”  “Ya.”

Ini adalah posko daur ulang di Linkou. Lebih dari 30 tahun lalu, ketika saya memutuskan untuk membangun RS, seorang bapak mendonasikan sebidang tanah seluas 70 hektare yang berlokasi di Linkou, Taipei. Ia berkata kepada saya bahwa tanahnya yang berlokasi di Linkou sangat datar dan luas. Saya berkata padanya, “Tanah seluas 70 hektare tentu sangat datar dan luas, namun saya bukan ingin membangun RS di sana, melainkan di Hualien.”


Karena saya tidak menggunakan tanah tersebut, maka akan sia-sia meski saya menerimanya. Karena itu, saat itu saya tak menerima lahan tersebut. Namun, bukankah saya telah menerima niat baik orang lain. Saya sungguh berterima kasih. Niat baik lebih penting dari benda materi. Niat baik seseorang lebih penting dari sebidang tanah yang luas. Karena dengan adanya niat baik, kita dapat menciptakan berkah bagi semua orang.

Ketika orang membangkitkan cinta kasihnya, maka akan mendatangkan berkah tak terhingga bagi semua orang. Karena itu, cinta kasih saya terhadap kalian lebih kuat dibanding cinta kasih saya terhadap tanah itu. Oleh sebab itu, saya tak menyesal tak menerima tanah tersebut.

Hari ini saya datang ke sini dan melihat banyak orang bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, sungguh membuat saya merasa hal ini lebih bermakna dibanding 70 hektare tanah tersebut. Saya sungguh bersyukur. Posko daur ulang ini juga disebut sebagai posko daur ulang edukatif.

Tuan Lin adalah seorang anggota Tzu Cheng dan komite. Ia sangat bersungguh hati dalam bersumbangsih. Ia membeli tanah ini, mendirikan posko daur ulang Tzu Chi, dan mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan. Lihatlah, ia telah mendirikan posko daur ulang sebagai tempat orang melatih diri dan menciptakan berkah. Berkat dedikasinya, hari ini saya dapat melihat banyak relawan di sini, dan sebaliknya, banyak orang dapat melihat saya datang ke sini. Ini semua berkat posko daur ulang ini. Saya sungguh berterima kasih atas sumbangsih Tuan Lin yang penuh cinta kasih.

Beberapa hari ini, saya telah mengunjungi lebih dari 30 posko daur ulang. Beberapa relawan daur ulang mengatakan bahwa posko daur ulang mereka mengumpulkan sampah daur ulang dari belasan titik daur ulang. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka mengumpulkan sampah daur ulang dari 20 bahkan 30 titik daur ulang.

Pagi hari ini, posko pertama yang saya kunjungi berada di wilayah Danshui. Posko daur ulang tersebut berada di sebuah sekolah menengah. Saya sungguh berterima kasih kepada kepala sekolah di sana. Kepala Sekolah Chen mempersiapkan sebidang tanah bagi kita yang terletak di belakang sekolah dan di bawah beberapa pohon untuk dibangun posko daur ulang. Tempat tersebut sangat sejuk dan luas.

Ketika melihat para Bodhisattva lansia dan muda mulai memilah sampah daur ulang di sana, saya sungguh tersentuh. Meski berusia lanjut, mereka tetap sangat bersungguh hati. Ketika memilah kertas, mereka mengguntingnya dengan hati-hati. Mengapa harus digunting? Bagian kertas berwarna putih lebih berharga. Demi sebagian kecil kertas yang lebih berharga, mereka menggguntingnya dengan hati-hati.

Saya diperkenalkan kepada seorang relawan daur ulang yang telah berusia 94 tahun dan sangat sehat. Setiap hari ia menggunting kertas di sini tanpa memakai kacamata. “Beri tahu Master bagaimana cara anda menjaga kesehatan,” ucap salah satu relawan. “Pertama, olahraga, main tenis meja, melafalkan nama Buddha, dan melakukan kegiatan daur ulang,” jawabnya. Lihatlah, setiap hari ia melakukan kegiatan daur ulang dengan sukacita. Para Bodhisatwa daur ulang, entah bagaimana cara mengungkapkan rasa terima kasih dan syukur saya kepada kalian semua.

Kunjungan ke sekolah menengah tadi sungguh membuat saya tersentuh. Selanjutnya, saya mengunjungi posko daur ulang di Pingding. Meski tempatnya tidak luas, namun terdapat banyak relawan yang melakukan kegiatan daur ulang di sana. Mereka pun sangat bersahabat. Ketika saya tiba di sana, mereka segera memberi jalan untuk kami. Mereka tengah memilah  dan masih terdapat banyak barang kotor di lantai.

Saya sungguh tersentuh melihat mereka memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Sebelum saya tiba di sana, mereka tetap melakukan kegiatan daur ulang dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Karena itu, saya mengingatkan kalian bahwa kita tengah mendaur ulang sumber daya alam, bukan mendaur ulang sampah. Kita harus mensosialisasikan kepada semua orang untuk menjaga kebersihan barang daur ulang. Dalam mengumpulkan botol atau kaleng, apa pun isinya, kita dapat memohon orang-orang untuk lebih rajin dan hemat, membersihkan sampah mereka sebelum diambil. Dengan begitu, berarti kita telah hidup rajin.

Semua sampah yang akan dibuang hendaknya dibersihkan terlebih dahulu. Dengan begitu akan lebih bersih saat didaur ulang. Inilah yang disebut rajin. Rajin berarti bersemangat. Demi melestarikan lingkungan, setiap keluarga harus menjaga kebersihan sampah botol dan kaleng mereka. Inilah cara kita melestarikan lingkungan dengan menjaga kebersihan dari sumbernya.

Barang daur ulang dapat diolah menjadi barang baku dan digunakan kembali. Dengan demikian, kita dapat mengurangi eksploitasi alam dan mengurangi kadar emisi karbon. Pandapatan dari hasil daur ulang dapat digunakan untuk membiayai Da Ai TV sehingga dapat disaksikan di seluruh dunia.

Pulau Taiwan sungguh memiliki berkah sungguh memiliki berkah karena terdapat banyak orang yang penuh cinta kasih dan menyayangi bumi. Kita dapat menjadi teladan bagi orang lain sehingga mereka dapat melihat bahwa orang Taiwan sangat mengasihi bumi. Tak hanya demi melindungi tanah di Taiwan, melainkan kita harus menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk bersama-sama menyayangi bumi. Kita harus menyadarkan orang-orang bahwa bumi ini tak boleh terus dirusak dan kita harus senantiasa menyayanginya.

Diterjemahkan oleh: Lena
 
 
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -