Berlatih Kebaikan untuk Mengumpulkan Kebajikan


Sepanjang hidup saya, setiap hari saya memanjatkan tiga doa. Pertama, saya tidak memohon untuk tubuh yang sehat, tetapi memohon agar memiliki pikiran yang jernih. Seiring berlalunya waktu, tubuh kita mengalami penuaan, hingga akhirnya meninggal, tetapi jiwa kebijaksanaan kita adalah kekal. Jika kita tidak segera mengembangkan jiwa kebijaksanaan kita dan memperteguh ikrar kita, maka kebijaksanaan kita tidak akan tumbuh. Karena itulah, saya tidak memohon kesehatan yang baik, tetapi memohon agar memiliki pikiran yang jernih dan bijaksana tanpa ada pandangan yang keliru. Ini adalah doa pertama saya.

Kedua, saya tidak memohon agar segala sesuatu berlangsung sesuai keinginan, tetapi memohon agar memiliki ketekunan dan keberanian. Dalam kehidupan, sembilan dari sepuluh hal tidak berlangsung sesuai dengan keinginan kita, jadi mengapa kita mencoba memaksakan segala sesuatunya agar sesuai keinginan kita? Sebagai manusia biasa, segala harapan dan keinginan kitalah yang menyebabkan kita menderita dan selalu merasa kecewa. Jadi, saya tidak memohon semuanya berjalan sesuai keinginan saya,  tetapi memohon agar memiliki ketekunan dan keberanian. Ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang kita inginkan, kita harus  tekun. Ini adalah keterampilan yang harus kita miliki. Kita juga harus mempertahankan keberanian. Kita tidak boleh mudah kecewa ataupun berkecil hati ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Jika kita membiarkan diri terpuruk terus-menerus, bukankah kita menjadi tidak berdaya sepanjang hidup kita? Oleh karena itu, jangan selalu berharap segala sesuatu akan sesuai dengan keinginan kita. Sebaliknya, kita harus selalu bercermin untuk melihat apakah kita memiliki ketekunan dan keberanian.

Dapat terlahir sebagai manusia sangatlah berharga. Buddha memberitahukan pada kita bahwa selama jutaan kalpa (masa kehidupan), sangat sulit untuk terlahir menjadi manusia meski hanya sekali. Kita mungkin bertanya-tanya apakah di masa lalu kita dilahirkan di tiga alam rendah. Apakah kita menderita di neraka? Apakah kita pernah terlahir di alam binatang, menderita akibat kebodohan dan pernah dibunuh oleh manusia? Atau apakah kita pernah disiksa di alam hantu kelaparan? Buddha mengatakan bahwa tiga alam rendah ini dipenuhi dengan penderitaan tak tertahankan. Ini benar-benar menakutkan! Oleh karena itu, kita harus bekerja keras untuk membina diri kita.

Dengan terlahir sebagai manusia, kita memiliki kesempatan untuk menyaksikan semua jenis kehidupan yang bajik dan tidak bajik. Ketika melihat seseorang berbuat baik, kita harus bertanya kepada diri sendiri, apakah kita turut bersukacita? Ketika melihat orang lain melakukan perbuatan baik, kita dipenuhi dengan rasa hormat dan sukacita. Namun, kita tidak boleh hanya bersukacita saja, tetapi juga harus melibatkan diri dalam perbuatan baik. Jika kita mampu melakukan hal ini, kita akan merasa sangat beruntung telah terlahir sebagai manusia. Ketika kita melihat orang lain melakukan perbuatan baik, kita dengan penuh sukacita memuji mereka dan dengan sukarela bergabung bersama mereka membantu makhluk yang menderita. Ketika kita membantu makhluk yang menderita, kita menjadi sadar bahwa kita lebih beruntung. Karena kita memiliki lebih dari yang kita butuhkan, kita memiliki kekuatan untuk membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan mereka dan mengatasi kesulitan mereka. Dengan begitu maka kebahagiaan yang kita rasakan bukan hanya karena kesukacitaan atas keberuntungan orang lain, melainkan merupakan kesukacitaan Dharma yang memenuhi diri kita. Hal ini hanya dapat dilakukan dan dialami di alam manusia.

Karena telah terlahir sebagai manusia maka kita harus memanfaatkan hidup ini dengan baik. Kita harus memanfaatkan waktu dengan baik dan menjaga pikiran. Saya sering mengatakan, "Genggamlah saat ini dan pertahankan tekad Anda selamanya." Setiap saat, kita harus membangun kesadaran pikiran; saat pikiran baik timbul, meski hanya sesaat yang singkat, kita harus menggenggam dan mempertahankannya selamanya. Baru-baru ini, saya telah mendorong semua orang untuk menegakkan Empat Latihan: latihan menyeluruh, latihan tanpa henti, latihan jangka panjang, dan latihan penghormatan kepada diri. Ini berarti kita harus terus mempertahankan dan menjunjung tinggi tekad awal kita. Dari waktu ke waktu, kita membiarkan waktu berlalu dan pikiran terus timbul. Oleh karena itu, kita harus memiliki ketekunan. Kita harus selalu mempertahankan pikiran yang baik dan luhur, dan mewujudkan cinta kasih kita ke dalam tindakan dengan membantu orang lain. Inilah pelatihan diri.

Selain itu, kita tidak boleh takut mengambil tanggung jawab. Kita semua sangat penuh berkah dapat terlahir di dunia ini, jadi bukankah masalah di dunia ini adalah tanggung jawab kita semua? Terlebih lagi bagi kita para praktisi pelatihan diri! Kita yang belajar ajaran Buddha harus meneladani kegigihan Buddha, yang terus kembali ke dunia untuk satu tujuan utama yaitu membantu makhluk hidup di dunia ini. Kekuatan satu orang saja tidaklah cukup, itulah sebabnya Buddha ingin mengajar banyak orang. Ketika setiap orang memiliki tekad untuk menjadi Bodhisatwa maka mereka harus mempraktikkan ajaran. Kemudian, kekuatan kolektif ini akan menjadi luar biasa.

Oleh karena itu, yang ketiga saya tidak memohon agar tanggung jawab menjadi lebih ringan, tetapi memohon untuk memiliki kekuatan yang lebih besar. Saya berharap kita dapat menjernihkan hati manusia dan membangkitkan cinta kasih banyak orang. Dunia ini begitu luas dan terdapat makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya. Jika setiap orang bisa bergabung dan memiliki tekad yang sama maka cinta kasih kita akan bisa menjangkau setiap sudut dunia. Kemudian,  kebaikan yang dicapai akan tak terhingga banyaknya.

Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran

Mewariskan inti sari Dharma dengan ikrar agung

Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisattva di dunia

Mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas

Dengan ketulusan berikrar menyelamatkan semua makhluk

Dengan kebenaran berikrar memutus noda batin

Dengan keyakinan berikrar mempelajari seluruh pintu Dharma

Dengan kesungguhan berikrar mencapai Kebuddhaan

Cinta kasih agung tanpa penyesalan membangkitkan cinta kasih tanpa batas

Welas asih agung tanpa keluh kesah membangkitkan ikrar tanpa batas

Sukacita agung tanpa kerisauan membangkitkan kebahagiaan tanpa batas

Keseimbangan batin agung tanpa pamrih membangkitkan rasa syukur tanpa batas

Kemurnian hati bagai bola kristal yang berpusat pada satu titik yang sama

Hutan Bodhi tumbuh dari satu akar yang sama

Insan Tzu Chi bersatu hati menggarap ladang berkah

Akar kebijaksanaan tertanam dalam di Jalan Bodhisattva

Lima puluh tahun telah berlalu. Hari ini merupakan hari pertama mulai memasuki tahun kelima puluh satu Tzu Chi. Saya berharap kita semua bisa berlatih dengan tekun dalam ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi. Jika kita bisa melakukan ini maka kita akan menumbuhkan karma baik yang terakumulasi untuk menyempurnakan kebajikan kita.

Catatan dari ajaran Master Cheng Yen pada hari pertama di tahun ke-51 Tzu Chi

Di Griya Perenungan Jing Si, 1 Mei 2016

Sumber: www.tzuchi.org

Diterjemahkan oleh: Teddy Lianto

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -