Intisari Dharma: Mengolah Pikiran Kita


Sudahkah kita menjaga hati kita dengan baik?

Sudahkah kita menjaga pikiran kita?

Di mana pikiran kita sekarang?

Apakah pikiran kita berkeliaran di luar?

Atau apakah pikiran kita terfokus pada tubuh kita? Atau di benak kita sendiri?

Untuk menjaga hati dan pikiran kita, cara terbaik untuk fokus pada pikiran kita adalah  pikiran kita sendiri — itulah cara kita dalam melihat batin dan pikiran dalam kita . Ajaran Buddha yang tak terhitung akhirnya membawa kita kembali ke pikiran kita. Dalam menanamkan pikiran bahwa kita dapat mengakses Dharma dan sadar, memperoleh wawasan tentang kebenaran di sekitar kita.

Dharma bagaikan air yang dapat membersihkan lapisan-lapisan kotoran dalam hati dan pikiran kita. Kita memiliki kesengsaraan dan kekotoran batin yang menciptakan kekacauan dalam diri kita, seperti panas yang membatasi yang menyebabkan kita gelisah dan terganggu, tidak pernah damai. Tetapi Dharma memiliki efek yang mendinginkan dan menyegarkan. Ketika kita membawa Dharma ke dalam hati kita, kita dapat menghilangkan atau meringankan penderitaan, mengembalikan kedamaian batin dan ketenangan.

Dharma juga seperti air yang dapat menyehatkan benih yang baik di dalam kita. Seperti yang sering saya katakan, misi Buddha adalah membimbing makhluk hidup untuk menabur benih kebaikan kebajikan dalam hati dan pikiran mereka. Ketika benih-benih ini telah ditabur, Sang Buddha menyediakan air Dharma sehingga mereka dapat perlahan-lahan matang.

Kita membutuhkan air Dharma ini seperti halnya tanah membutuhkan air. Ketika tanah dilanda kekeringan, tanaman tidak bisa tumbuh. Ketika kita berada dalam kekeringan spiritual dan tidak memiliki Dharma, benih sehat kita tidak dapat tumbuh.

Sebagai seseorang yang belajar ajaran buddha, kita perlu menyiram benih yang sehat di dalam, sehingga mereka dapat mulai tumbuh akar dan pada saat yang sama, bertunas. Kita harus merawat benih ini dengan baik. Karena itu kita perlu mengambil Dharma dengan penuh perhatian.

Dharma itu sangat dalam, tetapi pada saat yang sama, dharma merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jadi, kita harus berhati-hati menjaga hati kita selalu berpegangan pada Dharma. Dengan begitu tindakan kita secara natural akan selalu benar dan sejalan dengan Dharma.

Inilah cara buddhist berlatih- untuk membawa Dharma ke dalam hati kita, untuk memahami maknanya, untuk menyentuh kebenaran ajaran bukan dengan kecerdasan kita tetapi dengan hati dan pengalaman kita sendiri, dan menjalani praktik dalam praktik. Berlatih dengan cara ini, kita dapat secara bertahap mencapai pembebasan dari penderitaan dan mencapai kebebasan batin dan kedamaian.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -