Master Bercerita: Pinjami Aku Satu Dolar

Ada dua penyesalan terbesar dalam hidup ini. Yang pertama ialah tidak melakukan yang hendaknya dilakukan. Ini sungguh membawa penyesalan. Yang kedua ialah melakukan yang hendaknya tidak dilakukan. Ini juga membawa penyesalan seumur hidup. Keduanya ditimbulkan oleh pemikiran yang kurang matang.

Jika setiap pagi, setiap orang bisa berpikir matang-matang tentang apa yang hendaknya dilakukan hari itu dan berintrospeksi atas kesalahan diri sendiri, maka hidup kita tidak akan menyimpang. Singkat kata, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sangat waspada. Dalam hidup yang tidak kekal ini, bagaimana kita mengembangkan nilai hidup, ini sangatlah penting.


Suatu kali, saat saya berada di Kantor Cabang Tzu Chi Taipei, seseorang yang sangat terkenal datang menemui saya. Beliau berbagi sebuah kisah dengan saya. Beliau bisa berbagi kisah tersebut karena dalam perjalanan hidupnya, beliau menyadari bahwa hidup manusia tidaklah kekal. Jadi, beliau berbagi kisah ini dengan saya.

Suatu hari, seorang temannya berkata, "Dalam hidup ini, kematian sangat menakutkan. Kematian tidak bisa disusun dalam rencana hidup kita. Saya tidak tahu berapa panjang usia saya. Namun, kita selalu membuat rencana hidup seakan-akan kita bisa hidup seratus tahun. Itu salah. Kini saya hendaknya membuat rencana hidup baru."

Orang yang berbagi kisah ini dengan saya segera bertanya pada temannya, "Bagaimana rencana hidup barumu?"

Temannya berkata, "Saya telah memahami ketidakkekalan hidup."

Beliau kembali bertanya, "Ketidakkekalan seperti apa? Saya juga sering mendengarnya, tetapi sulit untuk memahaminya."


Temannya lalu berkata, "Beberapa waktu yang lalu, saya tiba-tiba tumbang dan merasa sesak napas. Saya dilarikan ke sebuah rumah sakit dan upaya penyelamatan pun dilakukan. Di sana, saya bermimpi. Dalam mimpi, saya dikelilingi kegelapan dan suasana di sekitar sangat menakutkan. Kemudian, saya melihat sebersit cahaya. Saya berjalan menuju cahaya itu dan melihat seseorang yang penuh wibawa dengan wajah yang galak. Saya tahu bahwa beliau adalah Raja Yama."

Temannya segera berkata pada Raja Yama, "Saya memiliki status sosial yang tinggi dan banyak uang. Berilah saya satu kesempatan lagi. Saya bisa memberikan apa pun yang Anda minta."


Raja Yama lalu berkata padanya, "Coba kamu pikirkan, selama hidupmu, apakah kamu pernah melakukan kebaikan?"

Dia berusaha mengingat kebaikan yang pernah dilakukannya, tetapi tiada satu pun yang muncul di benaknya. Dia berkata pada Raja Yama, "Saya tidak tahu makna dari kebaikan, tetapi saya sangat kaya."

Raja Yama pun berkata, "Baiklah, kamu boleh membayar jaminan."

Dia sangat gembira.

Raja Yama berkata, "Tidak perlu banyak, cukup satu dolar."


Dia terus merogoh kantongnya dan sangat panik saat tidak bisa menemukan satu dolar pun. Kemudian, dia melihat sekeliling dan mendapati bahwa sepertinya ada orang yang dikenalnya. Dia lalu berkata pada mereka, "Tolong pinjamkan satu dolar pada saya." Namun, mereka tidak berekspresi. Dia lalu berbalik arah untuk meminjam satu dolar pada kelompok lain. Namun, mereka juga tidak berekspresi. Dia lalu mendongak menatap Raja Yama.

Raja Yama dengan marah berkata, "Kamu tidak pernah berbuat baik dan satu dolar pun tidak punya. Kamu sungguh pantas mati."


Raja Yama lalu memerintahkan untuk memukulnya. Saat itu, Si Kepala Kerbau, Si Muka Kuda, serta para setan kecil dan yaksa terus mendekatinya. Saat dia ketakutan hingga terbangun, ada banyak dokter dan perawat yang sedang berusaha menyelamatkannya. Tentu saja, dia terselamatkan. Jadi, dia merasakan secara mendalam bahwa sebelumnya, dia mengira kedudukannya, kekuasaannya, dan kekayaannya sangat berguna baginya. Namun, dia tidak tahu kapan dia akan mengembuskan napas terakhir dan meninggal dunia.

Saat pergi ke dunia lain, semua kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan tidaklah berguna. Si Kepala Kerbau, Si Muka Kuda, serta para setan kecil dan yaksa tetap akan menghukumnya secara bersamaan. Kisah ini disampaikan oleh seseorang yang terkenal pada saya.


Beliau berkata pada saya, "Saat mendengar teman saya berbagi tentang pengalamannya ini, saya juga bisa merasakannya. Karena itu, saya juga mengubah rencana hidup saya. Master sering berkata bahwa kita harus menggenggam saat ini. Saya merasa bahwa saya hendaknya menggenggam saat ini untuk berbuat lebih banyak kebaikan. Dengan demikian, saat Raja Yama bertanya pada saya tentang kebaikan yang pernah saya lakukan, ada yang bisa saya ceritakan."

Saya memiliki kesan mendalam terhadap kisah ini. Sesungguhnya, di manakah letak nilai hidup kita? Ada orang yang hanya mengejar ketenaran dan keuntungan dan merasa bahwa dirinya paling hebat. Demi menghasilkan uang, mereka menghalalkan segala cara. Mereka mengendalikan seluruh masyarakat serta menghalangi perbuatan baik dan aliran jernih yang dapat menyucikan hati manusia.

Sesungguhnya, mereka hanya mengandalkan berkah di kehidupan lampau. Di kehidupan sekarang, mereka memanfaatkan kekuasaan mereka untuk menghalangi perbuatan baik di dunia. Kita sering berkata bahwa lakukan saja hal yang benar. Dengan demikian, kita bisa meningkatkan kekayaan batin kita.

 

Segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, hanya karma yang selalu mengikuti. Jika kita menciptakan berkah, maka berkah akan mengikuti kita. Jadi, dalam hidup ini, kita tidak perlu sombong, juga tidak perlu putus asa.

Semoga setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih Bodhisattva. Jika kita hanya mengejar ketenaran dan keuntungan, maka saat mengembuskan napas terakhir, kita akan sangat repot ketika tiba di hadapan Raja Yama. Jadi, kita harus memupuk karma baik. Ini sangat bermanfaat bagi kita.

Kita harus memupuk karma baik, bukan hanya mengikis karma buruk. Seiring waktu, kita bisa memupuk banyak pahala asalkan kita mengembangkan kebijaksanaan.

Sumber: Program Master Cheng Yen Bercerita (DAAI TV)
Penerjemah : Hendry, Karlena, Marlina, Stella (DAAI TV Indonesia)
Penyelaras : Khusnul Khotimah

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -