Sanubari Teduh: Enam Kekuatan Batin (Bag 1/2)

Semoga berkat pahala yang tumbuh dari pertobatan atas segala noda batin akibat enam sensasi dan lainnya ini membuat enam kekuatan batin menjadi sempurna.

Enam Kekuatan Batin :
1.   Mata Dewa
2.   Telinga Dewa
3.   Kemampuan membaca pikiran orang lain
4.   Kemampuan melihat kehidupan lampau
5.   Kemampuan keleluasaan fisik
6.   Kemampuan mengakhiri noda batin

Mengapa disebut kekuatan batin? Batin di sini merujuk pada “pikiran langit”.  Artinya adalah kondisi di mana batin kita dapat menembus segalanya. Orang pada zaman dahulu menyebutnya sebagai pikiran langit.

Kekuatan yang dimaksud  adalah hakikat kebijaksanaan. Artinya batin kita tidak terbelenggu oleh berbagai ketidaktahuan yang sejatinya dimiliki makhluk awam. Dengan  demikian batin ini dapat memahami kebenaran di balik segala sesuatu di dunia. Inilah yang disebut kekuatan batin. Ini merujuk pada kebijaksanaan. Dengan memiliki kebijaksanaan, tiada yang tidak kita ketahui. Setiap hal akan dapat kita pahami dengan jelas.

Ajaran Buddha sesungguhnya ada dalam kehidupan sehari-hari. Ia membuka pintu bagi kita. Asalkan kita masuk dari pintu itu, jalan akan terbentang di hadapan kita. Demikian pula, makna dari enam kekuatan batin adalah memfokuskan pikiran dan membangkitkan kebijaksanaan.

Kekuatan batin pertama disebut mata dewa. Ini adalah kemampuan mengamati enam alam, mengetahui perjalanan makhluk-makhluk di dalam lingkaran kelahiran dan kematian, serta mampu melihat berbagai hal di dunia  tanpa rintangan sedikitpun. Orang dengan kemampuan ini dapat memahami penderitaan di neraka, alam binatang, setan kelaparan, juga asura. Dia juga dapat melihat suka duka yang silih berganti di alam manusia dan bagaimana makhluk surgawi terlahir di alam lain setelah berkahnya habis.

Ajaran Buddha membimbing setiap praktisi untuk memfokuskan pikiran dan memahami kehidupan di enam alam. Bukan hanya dewa yang memiliki mata dewa. Makna sesungguhnya adalah Buddha mengajarkan agar kita memahami kondisi kehidupan di enam alam. Inilah yang dimaksud mata dewa. Untuk itu, kita harus membuka pintu hati agar  dapat memahami segala kebenaran.

doc tzu chi

Yang kedua adalah telinga dewa. Artinya adalah mampu mendengar penderitaan dan kebahagiaan semua makhluk, baik ucapan maupun suara, semuanya dapat terdengar. Ada orang yang sangat pandai. Saat mendengar orang lain berbicara, dia bisa memahami jika orang tersebut menyimpan duka di hati meski yang diucapkan penuh dengan sukacita, ucapannya tidak dari lubuk hati. Ada orang yang bisa mendengar suara hati orang. Jadi, kita harus tahu bahwa telinga dewa berarti sungguh-sungguh mendengar suara semua makhluk. Bukan hanya mendengar suara manusia, tetapi juga mendengar suara makhluk lain.

Yang ketiga adalah kemampuan membaca pikiran orang lain. Selain pikiran sendiri yang terbuka, kita juga harus memahami apa yang sedang orang pikirkan dalam batin. Orang dengan kecerdasan tinggi saat melihat seseorang akan langsung tahu apa yang ada dalam pikirannya, bagaimana tabiatnya, dan apa kebiasaannya. Saat orang itu mengucapkan satu hal, dia sudah tahu apa yang selanjutnya akan dia ucapkan. Inilah kemampuan membaca pikiran oang lain.

Berikutnya adalah kemampuan melihat kehidupan lampau. Ada orang yang mampu mengetahui bukan hanya kehidupan saat ini, bahkan juga masa depannya. Inilah kemampuan melihat kehidupan lampau. Dia bisa mengetahui kehidupan lampau, kehidupan saat ini, dan masa depan diri sendiri, bahkan juga orang lain.

Untuk mengetahui masa lalu, masa kini, dan masa depan, apakah ini hal yang sulit? Ini sesungguhnya tidak sulit asalkan kita bisa menganalisis dengan kebijaksanaan benih apa yang ditanam dalam kehidupan lampau, buah apa yang diterima dalam kehidupan sekarang, benih apa yang harus ditanam saat ini, dan apa buahnya kelak.

Asalkan kita membangkitkan keyakinan, maka tiada yang tak dipahami dengan pikiran terfokus. Ini juga disebut kemampuan melihat kehidupan lampau. Kita bisa mengetahui masa lalu, masa kini dan masa depan. Di sini kita membahas bahwa kita dapat mengetahui kondisi masa lalu, masa kini dan masa depan.

Akan tetapi jangan berpikiran mistik. Ajaran Buddha bertujuan agar kita sungguh-sungguh belajar dari masa lalu, mengetahui saat ini dan waspada terhadap masa depan. Berikutnya adalah keleluasaan fisik. Kemampuan ini berarti ke mana kita ingin pergi, tidak akan ada rintangan.

Tidak sulit bagi kita untuk pergi ke manapun. Namun yang dibahas di sini adalah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk pergi ke manapun tanpa rintangan dan mampu mewujudkan diri di manapun. Ini disebut keleluasaan fisik. Apakah ini mungkin? sesungguhnya kadang kita berpikir bagaimana agar tubuh fisik kita tidak mengalami rintangan, ini membutuhkan latihan.

Darimana kekuatan batin ini berasal? dari latihan yang sungguh-sungguh. Kekuatan ini sudah ada dalam diri setiap orang, hanya saja tidak diasah dalam jangka waktu lama. Berhubung kita adalah makhluk awam, maka kekuatan batin keleluasan fisik ini sudah kehilangan fungsinya. Kemampuan ini bukannya tidak ada, hanya saja tumpul.

Berikutnya adalah kemampuan mengakiri kebocoran. Kebocoran sama dengan noda batin. Noda batin memenuhi tiga alam. Karena itu, kita harus segera mempraktikkan ajaran Buddha untuk membangkitkan hakikat sejati.

Dengan batin yang cemerlang dan bebas dari rintangan, barulah kita tidak akan terpengaruh kondisi luar. Jika terpengaruh oleh semua ini, kita bukan hanya jatuh ke enam alam,  melainkan juga akan terjebak dalam noda batin. Kita harus berlatih agar di alam nafsu, alam rupa dan alam tanpa rupa, kita dapat melenyapkan seluruh noda batin. Dengan demikian, barulah kita tidak akan terbelenggu lingkaran kelahiran dan kematian.

Berhubung sudah bertekad mempelajari ajaran Buddha, maka kita harus bertekad untuk mencapai kebuddhaan dan tidak terjerumus di tiga alam. Bukan hanya tidak terjatuh ke dalam enam alam kehidupan, tetapi tidak juga terjerumus ke tiga alam. Meski di alam rupa terdapat banyak materi, di alam nafsu terdapat banyak keinginan, dan di alam rupa tubuh terlihat agung, tetapi masih ada noda batin. Meski alam tanpa rupa  bebas dari berbagai bentuk, tetapi noda batin dalam pikiran  masih ada.   

Noda batin ini adalah rintangan bagi kita. Inilah yang membuat kita tidak bisa bebas dari tiga alam. Selama ada noda batin, kita akan terbelenggu dalam enam alam kelahiran. Oleh karena itu, kita harus mengakhiri noda batin ini.

Noda batin harus dilenyapkan. Jadi kita harus membersihkan batin setiap hari, jangan sampai tertutup oleh noda batin. Melatih diri berarti harus memurnikan batin. Jadi, harap semua lebih bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Enam Kekuatan Batin (Bagian 1/2).

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -