Sanubari Teduh : Enam Puluh Dua Pandangan

Enam Puluh Dua Pandangan ini terbagi menjadi dua kelompok, yakni pandangan nihilsme dan eternalisme. Ini adalah pengelompokan paling dasar. Manusia dikendalikan oleh pandangan sendiri. Baik nihilsme maupun eternalisme.

Para nihilis juga banyak melakukan kesalahan. Mereka menganggap pada akhirnya, semuanya tidak ada. Maka mereka tidak takut pada apapun. Mereka tidak meyakini adanya hukum sebab akibat. Karena itu mereka dapat menciptakan banyak karma buruk.

Sebaliknya para eternalis memiliki kemelekatan yang besar. Dengan kemelekatan yang besar, mereka juga banyak menciptakan karma buruk. Kita pernah membahas ini sebelumnya. Jadi, pandangan nihilsme dan eternalisme adalah akar dari noda batin.

Kita terikat oleh pandangan diri kita sendiri. Ini karena kita melekat pada diri. Karena kita terlahir sebagai manusia dan memiliki tubuh ini. Jadi dengan adanya tubuh ini dalam hidup ini kita terjebak dalam nihilsme atau  eternalisme.

doc tzu chi

Karena itu orang zaman dahulu berkata bahwa bencana dalam kehidupan manusia disebabkan oleh adanya tubuh ini. Jadi dengan adanya tubuh ini kita mengakumulasi banyak kegelapan dan noda batin. Kegelapan dan noda batin ini tak lepas dari pandangan nihilsme dan eternalisme. Jadi, kita terikat oleh tubuh atau diri kita.

Kita memiliki kemelekatan kepada lima agregat. Sebelumnya juga kita telah membahas hal ini. Di dalam enam belas pandangan, juga dibahas lima agregat. Kemelekatan terbentuk dari adanya lima agregat.

Kemelekatan ini terbagi dalam empat kategori. Semuanya berkaitan dengan lima agregat. Setiap agregat digambarkan dengan empat kalimat. Jadi ada lima di kali empat. Pandangan pertama berbunyi, “Agregat besar, diri kecil, diri berada dalam agregat.”

Agregat adalah Skandha, atau unsur pembentuk kehidupan. Diri kita berada dalam lima agregat. Kalimat-kalimat berikutnya menjabarkan agregat rupa, perasaan, persepsi, dorongan pikiran, dan lain-lain yang masing-masing dikatakan besar. Jadi, sesungguhnya mana yang dikatakan lebih besar?

Pandangan pertama menggangap agregat besar, Sedangkan diri kecil. Karena itu, kita berada dalam lima agregat baik rupa, perasaan, persepsi, dorongan pikiran, maupun kesadaran, semuanya menguasai diri kita. Baik rupa maupun perasaan dikatakan lebih besar dari aku atau diri. Agregat besar, sedangkan diri kecil. Diri kita dikendalikan oleh agregat. Ada orang yang melekat terhadap kekalan atau pandangan pribadi. Mereka begitu melekat. Diri mereka terjerat oleh rupa.

Di dalam sebelas kecenderungan umum, kita telah membahas bagaimana diri terjerat rupa. Inilah mengapa dikatakan agregat rupa besar, sedangkan diri kecil. Kita ambil contoh, mengapa suatu hal yang sepele membuat kita risau? ini karena kita terbelenggu perasaan. Di sinilah “perasaan besar sedangkan diri kecil.” Dengan contoh seperti ini, kita dapat memahami. Ini sangat sederhana. Kita hanya perlu bersungguh hati.

Pandangan kedua berbunyi, “Diri besar, Agregat kecil, agregat berada dalam diri. “Lalu mengapa kita dikendalikan oleh agregat? Diri kitalah yang harus memanfaatkan agregat, bukan malah dikendalikan oleh agregat. Semua ini juga berkaitan dengan lima agregat.

Sesungguhnya diri yang berada dalam agregat  atau agregat yang berada dalam diri? Apakah lima kesadaran dalam diri dan dikendalikan oleh diri atau diri yang dikendalikan lima agregat? Ini bergantung pada diri kita sendiri, apakah kita dikendalikan oleh rupa, perasaan dan persepsi, dorongan pikiran dan kesadaran ataukah diri kita demikian besar sehingga kita menguasai semua lima agregat ini. Kita sendiri harus memahami dan mengetahui ini dengan jelas.

Pandangan berikutnya berbunyi, “Agregat sama dengan diri.” Diri kita ada bersama-sama dengan agregat, saling berdampingan. Pandangan selanjutnya “Diri terpisah dari agregat.” Jadi ada beberapa pandangan, yaitu agregat adalah diri, Diri adalah agregat. Diri sama dengan lima agregat. Lima agregat sama dengan diri. Diri ada bersama lima agregat, dan diri adalah yang tersisa saat lima agregat terpisah.

Penjelasan ini paling sederhana. Semoga semua orang dapat memahami hubungan antara agregat rupa  dengan diri kita dan keakuan kita. Begitu pula dengan agregat lainnya. Setelah memahami satu, kalian dapat memahami lainnya. Semoga semua dapat memahaminya empat pandangan ini.

Jadi, setiap agregat mengandung empat pandangan. Dengan begitu kita tahu bahwa jika dikalikan jumlahnya menjadi dua puluh. Empat pandangan yang berhubungan dengan lima agregat tadi, jika dijumlahkan menjadi dua puluh pandangan. Setiap agregat mengandung empat pandangan. Empat pandangan di dalam lima agregat.  Saat dikalikan tentu berjumlah dua puluh. Benar?

Berikutnya, dua puluh pandangan ini juga mencakup tiga masa, masa lalu, masa kini dan masa depan. Tidak hanya merujuk pada kehidupan masa lampu, kehidupan sekarang dan kehidupan selanjutnya. Tidak hanya itu, jika rentang waktunya dipersempit sedikit. Tiga masa juga mencangkup kejadian masa lalu, kejadian masa kini dan kejadian masa depan.

Dengan adanya tiga masa, maka, dua puluh pandangan dikali tiga menjadi enam puluh. Kemudian ditambah lagi dengan dua pandangan akar, yakni nihilisme dan eternalisme jika pandangan akar dan pandangan cabang tadi dijumlahkan jumlahnya ada enam puluh dua.

Ajaran Buddha bertujuan untuk membuat kita mampu melepaskan kerisauan dalam  batin dan tidak terpengaruh oleh segala kondisi luar yang menganggu. Harap kita semua menggunakan kesungguhan hati dalam menjalani keseharian agar merasakan prinsip kebenaran yang terkandung di dalam segala sesuatu. Harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Enam Puluh Dua Pandangan

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -