Sanubari Teduh: Fisik dan Batin Tak Terlepas dari Dharma

Saudara se-Dharma sekalian, seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita pun terus berkurang. Waktu terus berlalu dan kehidupan ini tidaklah kekal. Setiap detik terus berlalu tanpa henti. Saat ini pada hari ini dengan saat ini pada hari kemarin berbeda. Waktu sudah bergulir. Demikian pula dengan kehidupan kita.

Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita pun berkurang satu hari. Jika kita tidak tekun dan bersemangat, maka ketidakkekalan akan menghabiskan kehidupan kita. Karena itu, kita harus senantiasa  menenangkan hati dan mendalami Dharma. Dengan begitu, baru kita dapat tekun dan bersemangat. Pikiran dan perilaku kita jangan terlepas dari Dharma. Fisik dan batin kita jangan terlepas dari Dharma. Ini yang disebut tekun dan bersemangat.

Kita sudah pernah mengulas tentang Empat unsur bagaikan ular beracun dan Lima Agregat bagaikan pencuri. Kita semua hendaknya ingat bahwa empat unsur tubuh haruslah seimbang. Jika salah satu unsur tubuh tidak selaras, maka kita akan jatuh sakit. Kita semua tahu bahwa penyakit mendatangkan penderitaan terbesar. Jadi kita harus menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.

doc tzu chi

Untuk menjaga kesehatan tubuh, kita harus menjaga keselaran empat unsur. Untuk menjaga kesehatan pikiran kita harus tahu bahwa lima agregat bagaikan pencuri. Lima agregat meliputi rupa, perasaan, persepsi, dorongan karma dan kesadaran. Saat enam indra bersentuhan dengan enam objek, bagaimana perasaan kita? Apakah timbul ketamakan, rasa suka, atau perasaan tidak suka?

Berikutnya dikatakan, Enam Indra bagaikan desa kosong. Enam objek indra meliputi: rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan, objek pikiran. Enam objek bersentuhan dengan indra yang meliputi mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Saat enam indra bersentuhan dengan enam objek, maka semuanya akan tersimpan di dalam kesadaran. Segala yang terdengar dan yang terlihat akan tersimpan di dalam kesadaran. 

Saat kita melihat kondisi luar, timbul kemelekatan. Inilah Enam indra. Sesungguhnya enam indra bagaikan desa kosong. Ia bagaikan sebidang cermin. Jika cermin kita bersih, ia dapat memantulkan segala sesuatu dengan jelas.

Sesungguhnya kondisi luar terus berubah. Setelah berubah, maka ia menghilang. Kita hendaknya tahu bahwa semua itu adalah “kosong”. Namun kita terus melekat dan menganggapnya “eksis”. Walaupun jelas-jelas itu adalah kosong, kita terus menginginkannya dan terus mengejarnya. Kita terus bertindak demi keinginan. Karena itu, keinginan disebut bagai teman palsu.

Saudara sekalian, kelahiran di enam alam kehidupan berada di luar kendali kita. Semua hasil perbuatan kita akan tersimpan di dalam kesadaran kedelapan dan menentukan kehidupan kita selanjutnya tanpa bisa dikendalikan. Kita harus menyadari kelahiran kembali di enam alam kehidupan. Janganlah kita terbuai oleh ketamakan dan ilusi sehingga mendorong kita menciptakan karma buruk. Harap semua orang dapat lebih bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Fisik dan Batin Tak Terlepas dari Dharma.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -