Sanubari Teduh: Misi Mempelajari Ajaran Buddha

Setiap hari setiap saat, apakah kita semua telah menjaga hati dengan baik? beberapa hari ini kita terus membahas tentang “hati”. Kita harus senantiasa  mengingatkan diri sendiri bahwa sungguh sulit terlahir sebagai manusia, lebih sulit lagi mendengar ajaran Buddha. Ajaran Buddha adalah Dharma. Dharma bagaikan air. Air di gunakan untuk membersihkan kotoran.

Demikian pula hati kita membutuhkan ajaran Buddha untuk membersihkan noda dalam batin. Tujuan dari melatih diri tak lain adalah mengikis noda batin kita agar kebijaksanaan kita yang murni dapat memancarkan sinarnya yang cemerlang. Inilah yang terpenting dalam belajar ajaran Buddha.

Jadi tindakan makhluk awam didasarkan pada kebodohan batin. Inilah kegelapan batin yang membuat sinar cemerlang kebijaksanaan kita  menjadi tertutupi. Kita bergaul dengan teman yang merugikan dan tidak bermanfaat. Maka dikatakan bergaul dengan teman yang merugikan mempertebal noda batin yang mengacaukan pikiran.

Karena ketidaktahuan akan hakikat sejati, kita bersikap congkak dan sesuka hati. Sesuka hati berarti bertindak semaunya. Jika pikian kita tak terkendali dan semaunya, kita akan mudah bertindak sewenang-wenang. Kita mengandalkan berbagai kekuasaan sehingga mudah meremehkan orang lain. Bukan hanya itu, kita juga meremehkan mereka yang lebih tua.

doc tzu chi

Sikap tak mau mendengarkan nasihat orang tua merupakan tabiat yang sangat buruk. Dengan demikian, mereka pun tidak meyakini Buddha dan Bodhisatwa. Jika mereka dinasehati bahwa, “Sebagai manusia, kita harus berkeyakinan, melaksanakan ibadah dan melakukan kebajikan” kita akan mendengar mereka menjawab, “Untuk apa berbuat baik, saya tidak berbuat jahat sudah bagus. “Untuk apa berbuat baik? Meyakini agama? Orang-orang yang berkata demikian menunjukkan bahwa dirinya tak berkeyakinan.

Keyakinan sangat penting dalam kehidupan. Tak masalah agama apa yang anda yakini, namun setiap orang perlu meyakini suatu agama (zongjiao). Zong berarti tujuan  hidup manusia. “Jiao” berarti pendidikan kehidupan. Dalam hidup kita tidak boleh meninggalkan “tujuan dan pendidikan kehidupan” ini. Tentu, agama mengajarkan kebaikan pada manusia, mengajarkan manusia agar tidak memilih tujuan hidup yang salah.

Kehidupan tanpa adanya tujuan bagaikan kereta api tanpa lintasan rel. Karenanya manusia membutuhkan agama. Dengan adanya arah dan tujuan, sama seperti kereta api yang memiliki rel, ia akan berjalan sesuai arah tanpa menyimpang. Karenanya tujuan hidup sangat di butuhkan.

Tujuan dan arah ini terdapat dalam agama, yang membimbing kita ke jalan yang benar dan mengajarkan kita cara hidup yang benar. Ada orang berkata, “Belajar sama seperti makan, tak pernah mengenal batas usia. “Janganlah kita semua menggangap bahwa bila sudah tua maka tak perlu lagi belajar. Janganlah juga berpikir, “Saya berpendidikan tinggi, masihkah harus meyakini suatu agama?”, “Apalagi yang harus saya pelajari? Pendidikan Kehidupan? Sudah saya ketahui semuanya.” Sesungguhnya sikap ini adalah salah.

Di dunia ini, yang harus kita pelajari sesungguhnya sangatlah banyak. Hingga hembusan nafas kita yang terakhir pun, yang harus dipelajari belum usai. Karenanya janganlah kita bersikap congkak dan sesuka hati hanya karena telah membaca banyak buku dan menyaksikan banyak hal. Janganlah ada kecongkakan. Kita hendaknya meyakini agama. Agama apapun itu, semua bertujuan membimbing manusia menujuh ke jalan yang benar.

Buddha adalah guru pembimbing semua makhluk. Para Buddha dan Bodhisatwa datang ke dunia untuk menyembuhkan penyakit semua makhluk dan membimbing mereka yang tersesat ke jalan yang benar. Agama mengajarkan kita cara melepaskan ikatan karma buruk.  Jika kita memahami hukum karma, kita dapat giat berusaha untuk bertobat; bertobat atas karma dan jodoh buruk terdahulu.

Ketika kebencian dan dendam muncul, kita harus sadar bahwa ini disebabkan oleh karma. Kita hendaknya harus mawas diri, mengikis karma dengan menerimanya secara ikhlas dan tidak menciptakan karma buruk yang baru. Ketika satu karma buruk berbuah, bersyukurlah karena timbunan karma buruk telah berkurang satu dan telah tertuntaskan.

Menghadapi hidup dengan sikap seperti ini, itulah yang disebut mengikis karma buruk. Mengikis karma dengan menerimanya secara ikhlas dan tidak menciptakan karma buruk baru. Jangan biarkan ketamakan, kebencian, kebodohan menutupi batin dan membuat kita terus melekat pada pandangan salah.

Buddha adalah tabib agung semesta, tabib bagi jasmani dan batin kita. Beliau memberikan obat yang tepat dan sesuai untuk melenyapkan noda dan kegelapan batin. Hormat dan yakinlah pada Buddha, Dharma dan Sangha. Buddha adalah tabib agung semua makhluk. Dharma adalah obat penyembuh penyakit. Sangha bagaikan ibu yang merawat anaknya yang sakit. Karenanya, kita harus memiliki  rasa hormat dan keyakinan di dalam hati.

Demikianlah diintisarikan dari  Sanubari Teduh: Misi Mempelajari Ajaran Buddha.

Sanubari Teduh disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA setiap Minggu 05.30 WIB. Tayang ulang pada Sabtu 05.30 WIB. Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -