Sanubari Teduh: Sulit Bertemu Dharma Akibat Putusnya Kebajikan
menit dan detik,
pikiran kita yang keliru terus bergejolak. Tujuan kita melatih diri adalah
untuk menaklukkan pikiran yang keliru ini. Sejak masa tanpa awal,
kita sudah membina noda batin. Sejak dahulu kala, kita sudah membangkitkan
kegelapan batin. Sejak dahulu kala, kita sudah terus membina kegelapan dan noda
batin. Seiring beriringnya waktu, kegelapan batin kita terus menebal. Karena
itu, kita sungguh harus mengamati noda kita dengan cermat. Kita harus
bersungguh-sungguh hati melatih diri dan mengamati batin kita dengan
cermat.
Tabiat buruk dan
noda batin yang halus ini timbul tanpa kita sadari. Air kegelapan batin
diumpamakan sebagai lumpur yang penuh kemelekatan. Kita terus menciptakan
lubang lumpur hingga terjebak dan sulit menarik diri. Semakin lama, kita
terjebak semakin lama. Karena itulah, kita menciptakan karma buruk dan
merintangi diri dari ajaran baik. Dengan susah payah, Buddha membabarkan Dharma
untuk kita, mengajarkan kita cara-cara membuka pintu kebajikan, dan membangun
ajaran baik. Namun, kita malah terus menciptakan noda batin dan menjalin
jalinan jodoh buruk. Akibatnya, kita terintangi dari ajaran baik.
Jadi, bagaimana
boleh kita tidak merenungkan noda batin dan tabiat buruk sendiri?
Karena itu saya ingin memberi tahu kalian bahwa kita harus senantiasa lebih bersungguh
hati karena kegelapan dan noda batin dapat timbul setiap saat. Syair Pertobatan
berbunyi, “Memutus berbagai kebajikan sehingga tak dapat berlanjut, membangkitkan
rintangan sehingga; tak dapat melihat Buddha, tak dapat mendengar Dharma, dan
tak dapat bertemu para suci.
Noda batin ini sudah
terpupuk sejak kehidupan lampau. Kita menggunakan cinta yang penuh kemelekatan
untuk membasahi lumpur nafsu. Seiring beriringnya waktu, noda batin kita juga
terus terpupuk sehingga membuat kita semakin tenggelam. Mata kebijaksanaan
kita juga telah tertutupi noda batin sehingga kita tidak bisa membedakan yang
benar dan salah. Karena itulah, kita tidak dapat melihat ajaran kebenaran.
Karena setiap hari kita bergelut dengan noda batin, maka ia dapat memutus
kebajikan kita. Kita telah memutuskan ajaran kebajikan. Meski niat baik
dibangkitkan, tetapi ia tidak bertahan di dalam hati kita selamanya.
Mudah untuk
membangkitkan tekad, tetapi sulit untuk mempertahankannya. Jadi, meski terlihat
secercah cahaya, tetapi dengan cepat ia tertutup awan gelap. Sama halnya dengan
saat membangkitkan niat baik, mulanya kita akan tekun dan bersemangat.
Namun, dengan cepat kita memutus akar kebajikan kita. Ajaran kebajikan dan niat
baik tidak dapat diteruskan. Saat ajaran kebajikan dan niat baik tidak dapat
diteruskan, maka apa yang timbul? Timbullah rintangan bagi diri sendiri.
Rintangan itu
membuat kita tidak dapat melihat Buddha, tidak dapat mendengar ajaran
kebenaran, dan tidak dapat bertemu suciwan. Ini semua terjadi akibat noda batin
sendiri. Karena itu, saya berkata bahwa Kita harus hati-hati dan merenung
dengan sungguh-sungguh. Janganlah membiarkan noda batin yang halus
terbangkitkan. Saat noda batin bangkit, maka akar kebajikan kita
akan terputus. Saat timbul niat buruk, maka akar kebajikan kita akan
terputus.
Apa yang dapat
memutus akar kebajikan? Saat niat buruk terbangkitkan, secara alami akar
kebajikan kita akan terputus sehingga membuat kebajikan tidak dapat diteruskan.
Kita sering melihat ada orang yang sangat bersemangat dan penuh tekad pada
suatu waktu. Namun entah mengapa tiba-tiba niat baik mereka lenyap. Tiba-tiba
kita menjadi jarang melihat mereka melakukan hal-hal baik. Mereka bagai
tenggelam. Mungkin kita sering melihat contoh seperti ini.
Kita juga
hendaknya menilik ke dalam diri. Pikirkan saat kita membangun tekad awal. Dari
saat itu hingga kini, apakah kita senantiasa memegang tekad awal? Apakah di
tengah-tengah masa ini, pernah timbul noda batin yang membuat tekad pelatihan
diri kita mundur? Kita harus bertanya pada diri sendiri. Saat melihat hal ini
terjadi pada orang lain, kita merasa itu sangat di sayangkan. Kita harus
bertanya pada diri sendiri apakah kita juga membangkitkan noda batin yang
merintangi diri sendiri.
Kita membuat air
kegelapan batin ini terus memancar dan mengalir memmbasahi lumpur nafsu
terhadap kondisi luar. Air kegelapan batin ini terus memancar sehingga kita
terjebak dan terus tenggelam dalam lumpur. Saudara sekalian, kita sungguh harus
senantiasa waspada terhadap noda batin dan tabiat kecil. Saya sering mengatakan
bahwa tiada cara lain untuk melatih diri. Melatih diri berarti memperbaiki
tabiat kita agar kita tak terkena air kegelapan batin dan terjerumus ke dalam
lumpur nafsu sehingga tak mampu membebaskan diri dan memasuki tataran kesucian.
Saudara sekalian, tubuh awam dan tubuh Buddha hanyalah kondisi pikiran. Harap
semua senantiasa bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan
dari Sanubari Teduh: Sulit Bertemu Dharma Akibat Putusnya Kebajikan.
GATHA PELIMPAHAN JASA Semoga
mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa
Artikel dibaca sebanyak : 722 kali
Kirim Komentar
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?