Media Cetak dan Internet Tzu Chi

Catatan Sejarah yang Benar, Bajik, Indah

Media cetak Tzu Chi sebagai salah satu wujud dari Misi Budaya Humanis tidak terlepas dari nilai-nilai �benar, bajik, indah�. Media cetak Tzu Chi yang pertama terbit di Taiwan pada tanggal 20 Juli 1967, saat itu berupa koran setebal empat halaman yang disusun oleh relawan. Buletin tersebut bertujuan sebagai jembatan antara Tzu Chi dan para anggotanya, menampilkan nama-nama donatur dan jumlah dana yang mereka sumbangkan. Prinsip terbitan bulanan Tzu Chi adalah tidak menyia-yiakan satu kata atau satu huruf pun yang tidak bermanfaat bagi orang lain atau dunia, serta tidak melanggar tujuan dasar �welas asih� dan �menolong dunia� dan tidak melakukan hal-hal yang bukan menuju pada upaya menyucikan hati manusia.

Di Indonesia, Tzu Chi pada awal mula berdirinya mencatat seluruh data kegiatan dan disimpan dalam bentuk kliping dan album foto yang berfungsi sebagai arsip. Hingga pada bulan Mei tahun 2000, Tzu Chi menerbitkan tabloid Dunia Tzu Chi setebal 4 halaman sebagai sarana informasi yang dapat menginspirasi dan membangkitkan rasa welas asih para pembacanya di Indonesia.

Sejak tahun 2005, karena perkembangan kegiatan Tzu Chi yang semakin pesat dan meluas, tabloid ini berubah menjadi majalah triwulan Dunia Tzu Chi dan ditambah buletin bulanan Tzu Chi. Selain berisikan informasi kegiatan insan Tzu Chi di seluruh Indonesia, media-media ini juga menampilkan kisah-kisah humanis dan Dharma dari Master Cheng Yen. Disamping para staf misi budaya humanis, para relawan dokumentasi Tzu Chi yang dikenal sebagai relawan Zhen Shan Mei juga amat berperan dalam mengisi berbagai kisah inspiratif dalam media-media ini. Hingga tahun 2012, Buletin Tzu Chi kini dicetak sebanyak 20.000 eksemplar setiap bulannya, dengan didukung kontribusi relawan ZhenShan Mei yang tersebar di berbagai pelosok di Indonesia.

Namun, buletin mempunyai keterbatasan ruang dan waktu. Padahal, setiap harinya diberbagai tempat di Indonesia berlangsung kegiatan Tzu Chi yang perlu didokumentasikan.Oleh sebab itu pada tahun 2005, Tzu Chi Indonesia meluncurkan website yang beralamatdi www.tzuchi.or.id. Laman ini diperbarui setiap harinya, menampilkan berita dan fotokegiatan dari berbagai unit komunitas maupun kantor penghubung yang dikirimkanoleh para relawan Zhen Shan Mei dari seluruh Indonesia. Fitur-fitur lain dalam websiteTzu Chi Indonesia antara lain kata perenungan Master Cheng Yen, resep vegetarian, lagu-laguTzu Chi, cara menjadi relawan, serta cara berdonasi. Media di dunia maya ini juga dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan kertas dalam rangka upaya melestarikan lingkungan.


DAAI TV Indonesia

Cinta Kasih Universal, itulah makna harfiah dari �Da Ai�. Di tengah tayangan media elektronik yang mengikuti tren hiburan, kekerasan, juga mendorong sifatkonsumtif, DAAI TV Indonesia hadir sebagai Televisi Cinta Kasih. Mengudaranya DAAI TV Indonesia berupaya menghadirkan tayangan-tayangan yang positif, bermanfaat, dan membangkitkan rasa kemanusiaan bagi masyarakat Indonesia.


Sejarah DAAI TV Indonesia

Persiapan kehadiran DAAI TV di Indonesia diawali pada bulan Januari 2005 ketika DAAI TV memulai perekrutan karyawan tahap pertama. Enam bulan kemudian, tepatnya tanggal 25 Juli 2005, Da Ai TV Taiwan menyiarkan program Berita ASEAN yang berbahasa Indonesia yang merupakan hasil peliputan tim DAAI TVIndonesia.

Tahun 2006, DAAI TV Medan memperoleh lisensi penyiaran untuk 51 UHF dan DAAI TV Jakarta di 59 UHF. Pada tanggal 1 Oktober 2006, DAAI TV Jakarta memulai siaran percobaan dengan durasi 2 jam setiap harinya.Hingga pada 25 Agustus 2007, DAAI TV Jakarta mulai melakukan siaran resmi. Tayangan perdananya dilakukan setiap hari selama 4 jam, dan disiarkan selama 24jam. Pada saat ini, DAAI TV Medan juga mengudara selama 4 jam setiap harinya,mulai pukul 06.00-22.00 WIB.

Tahun 2012, lima tahun sudah DAAI TV resmi mengudara di Jakarta. Selain program yang semakin padat dan bervariasi, DAAI TV Indonesia juga telah memiliki gedung, auditorium, dan studio sendiri di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, JakartaUtara.

�Nilai-nilai budaya humanis datang dari hati. Seperti kata pepatah kuno, �Manusia itu baik sejak lahir�. Di dalam setiap orang, ada sifat bawaan yang baik. Untuk terlibat dalam latihan spiritual, kita juga membutuhkan kualitas humanis. Itu adalah ketulusan yang muncul dari hati yang jujur, dan juga ketulusan di antara orang-orang. Kualitas ini datang dari dalam hati sebelum dipraktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. �
Master Cheng Yen


Dalam Misi untuk Menyebarkan Nilai Budaya Humanis

Master Cheng Yen menyaksikan meningkatnya gangguan sosial, serta fenomena yang mengganggu dari setiap tren mode dan gaya yang dilihat sebagai "budaya". Maka pada tahun 2004, beliau membuat keputusan untuk mengubah "Misi Budaya" menjadi "Misi Budaya Humanis", untuk mendorong insan Tzu Chi untuk melayani sebagai teladan dalam masyarakat sehingga kisah kehidupan nyata seperti tentang keindahan kemanusiaan dan kebaikan dapat diteruskan kepada anak cucu.

Jing Si Books and Caf� didirikan dengan tujuan menjaga pikiran, tubuh, dan jiwa manusia dengan mempromosikan publikasi Jing Si serta berbagai macam produk gaya hidup yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Galeri Da Ai, merupakan yang pertama di dunia, adalah sebuah proyek kuratorial unik yang lahir dari kecerdasan dan kreativitas. Dengan menampilkan kisah-kisah abadi yang menggambarkan nilai-nilai universal cinta, kasih sayang, kebenaran, dan kebaikan, bukan hanya berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi para sukarelawan, tetapi juga sebagai tempat menyambut para relawan dan anggota masyarakat untuk menyemangati kembali diri mereka sendiri. Sejak diresmikan, galeri ini telah menarik pengunjung dari berbagai kelompok umur dan latar belakang agama, ras, dan sosial.

Misi Budaya Humanis membawa misi penting "menyucikan pikiran", "membawa keharmonisan di masyarakat", "mengungkap penderitaan orang-orang di seluruh dunia", dan "meluruskan pikiran orang yang menyimpang". Ketiga Misi Tzu Chi lainnya: Misi Amal, Kesehatan, dan Pendidikan ini memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, menyucikan hati dan pikiran, serta membawa cahaya dan harapan bagi umat manusia. Dengan demikian, semua Empat Misi Tzu Chi mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan.


Jalan Pertobatan dan Cinta Kasih (Shou Yu)

Pada tahun 2003, Dharma Master Cheng Yen memulai serangkaian ceramahnya tentang teks klasik Buddhis, Pertobatan Air Samadhi yang Welas Asih. Ceramah-ceramah itu, yang berlangsung sekitar lima tahun, menguraikan ajaran-ajaran Buddhis yang penting tentang Hukum Sebab dan Akibat Karma. Ajaran-ajaran ini mengajak orang-orang untuk dengan rendah hati menerima keadaan mereka yang penuh tantangan dalam hidup, untuk bertobat atas kesalahan masa lalu mereka, dan untuk memperbaiki sifat dan kebiasaan negatif mereka. Dalam ceramah-ceramahnya, Master juga menyoroti pentingnya menjaga pikiran, perkataan, dan tindakan kita sendiri setiap saat, sambil mendorong semua orang untuk melakukan kebajikan, dengan demikian akan tercipta aliran positif kebaikan manusia.

Untuk beradaptasi dengan selera modern perkotaan, Tzu Chi Taiwan mengadaptasi teks Pertobatan Air yang panjang menjadi pertunjukan musikal, dengan beberapa set lirik yang dimainkan lewat musik yang indah dan mudah diingat, sehingga memungkinkan orang untuk mengikuti dan menyelam lebih dalam ke dalam Dharma dengan lebih baik. Melalui kombinasi lagu, bahasa isyarat, drama, dan tarian yang menggambarkan banyak wajah materialistis, modern, adaptasi panggung mengilhami orang untuk membawa Dharma ke dalam hati, dan untuk menjawab panggilan untuk kembali ke cara hidup yang lebih sederhana dan lebih suci.

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -