Kelas Budi Pekerti komunitas He Qi Utara 1
28 Februari 2019
Minggu, 24 Februari 2019, kelas budi pekerti
komunitas He Qi Utara 1 dengan tema Etika Bersosialisasi berlangsung di
Gedung Gan En lt.3, Tzu Chi Center, Jakarta Utara. Dihadiri oleh 58 anak-anak
peserta budi pekerti bersama 16 orang tua, mereka didampingi oleh 40 relawan
yang membawakan materi dan menyiapkan semua kebutuhan selama kelas berlangsung.
Kegiatan yang berlangsung sebulan sekali ini terbagi menjadi 3 kelas, yaitu Tzu
Shao Ban, Qin Zi Ban Besar, dan Qin Zi Ban Kecil.
Fotografer : Erli TanPagi pukul 8.00 WIB anak-anak dan orang tuanya
mulai berdatangan dan melakukan absensi. Di meja ini selain absensi, anak-anak
juga mengambil buku panduan kelas, name
tag, dan baju seragam bagi murid yang baru.
Fotografer : Erli TanMasuk ke kelas di Gedung Gan En lt.3, semuanya
dengan hening menenangkan batin sebelum memulai kelas.
Fotografer : Erli TanDibimbing relawan, anak-anak, dan orang tua
melakukan pradaksina. Pradaksina adalah meditasi berjalan, dilakukan dengan
tujuan agar pikiran dapat fokus dan juga melatih disiplin anak-anak.
Fotografer : Erli TanErnie Lindawaty selaku koordinator Misi Pendidikan He Xin Indonesia memberikan penjelasan
mengenai penampilan drama musikal Sutra
Bakti Seorang Anak yang rencananya akan diperankan oleh anak-anak saat
penutupan kelas di akhir tahun.
Fotografer : Erli TanSemuanya dengan hening menonton Bab Kehamilan dari video drama Sutra Bakti Seorang Anak. Masing-masing
melihat kira-kira peran mana yang cocok dengannya.
Fotografer : Shelfi (He Qi Utara 1)Relawan langsung mencatat peran setiap anak dalam
drama Sutra Bakti Seorang Anak sesuai
pilihan dan yang cocok untuk tiap anak.
Fotografer : Erli TanAnak-anak yang lebih kecil, tidak mengambil peran
drama, namun mereka akan menampilkan isyarat tangan lagu Xin Xing yang artinya Hati Bintang. Latihan pun langsung dimulai
hari itu juga.
Fotografer : Tan Surianto (He Qi Utara 1)Di kelas Tzu Shao, sesuai dengan tema kali ini,
anak-anak mengikuti permainan Be My Mirror,
dengan cara menuliskan penilaian tentang diri sendiri, kemudian kertas tersebut
ditempel di belakang punggung masing-masing dalam kondisi tertutup.
Fotografer : Tan Surianto (He Qi Utara 1)Kemudian masing-masing meminta 5 teman untuk
menuliskan komentar tentang pribadi mereka di kertas yang sama.
Fotografer : Tan Surianto (He Qi Utara 1)Relawan Kimsry Widjaja (kanan) menjelaskan bahwa komentar
yang mereka dapat dari teman mereka adalah cermin dari apa yang mereka lakukan
terhadap teman-temannya. Jadi penilaian orang terhadap kita belum tentu sama dengan
apa yang kita pikirkan.
Fotografer : Erli TanSementara itu 16 orang tua yang hadir berkesempatan
mengikuti sesi parenting bersama
relawan Agus Hartono, dengan tema Bertutur
Kata yang Baik.
Fotografer : Erli TanTiap orang diberikan 2 kertas kecil dan menuliskan
kata-kata yang suka dan yang tidak suka didengar. Kemudian kertas tersebut
diacak. Agus meminta beberapa orang tua murid mengambil satu kertas dan
membacanya. Kata-kata baik saat dibacakan menimbulkan rasa bahagia, sebaliknya
kata-kata kurang baik menimbulkan emosi negatif.
Fotografer : Erli TanAgus mengimbau para orang tua agar hati-hati
bertutur kata terhadap anak-anak, karena kata-kata negatif akan menimbulkan
efek negatif juga. Agus juga membagikan tips berupa ucapan Master Cheng Yen,
yaitu “Munculkan niat baik, genggam waktu, dan pertahankan tekad”.
Fotografer : Shelfi (He Qi Utara 1)Anak-anak kelas Qin Zi Ban mengikuti permainan
yaitu menuntun teman yang tidak bisa melihat untuk melewati berbagai rintangan.
Anak-anak belajar sabar melayani dan berbicara yang baik walaupun temannya
tidak dapat mengikuti arahan dengan baik.
Fotografer : Shelfi (He Qi Utara 1)Relawan Susan menjelaskan makna dari permainan
bahwa anak-anak perlu memahami posisi orang lain, serta membantu orang dengan
ekspresi dan tutur kata yang lembut dan sopan.
Fotografer : Shelfi (He Qi Utara 1)Anak-anak lalu menuliskan Kata Perenungan hari ini
di buku masing-masing, yaitu “Melayani adalah perwujudan dari hati yang tulus
dan bertutur kata yang lembut.”
Fotografer : Erli TanTiap pertemuan, anak-anak dibiasakan berbaris rapi,
baik saat pindah ruangan kelas, maupun menuju ruang makan dengan alat makan di
tangan masing-masing.
Fotografer : Erli TanDi dapur, relawan komunitas He Qi Utara 1 menyiapkan makan siang untuk anak-anak.
Fotografer : Erli TanSelain relawan komunitas, juga ada sejumlah DaAi Gege Jiejie (yang artinya kakak,
yaitu lulusan dari Tzu Shao) turut melayani di bagian persiapan makanan.
Fotografer : Shelfi (He Qi Utara 1)Anak-anak berbudaya humanis berbaris rapi saat
mengantre makanan.
| |
Artikel dibaca sebanyak : 1018 kali
Kirim Komentar