Bantuan Darurat atau Bencana

Sejak awal dimulai, Tzu Chi Indonesia berusaha untuk mengirimkan bantuan bagi wilayah yang tertimpa bencana di berbagai pelosok di Indonesia. Saat memberikan bantuan, insan Tzu Chi berpedoman datang paling awal dan pulang paling akhir, tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga berusaha memberikan solusi dan pendampingan. Semua itu dilakukan hanya untuk melihat senyuman terukir kembali di wajah para korban yang tertimpa bencana.

Dalam setiap pemberian bantuan bencana, Tzu Chi memegang prinsip Langsung, Prioritas, sesuai kebutuhan, menghargai dan cepat. Prinsip Langsung mengkondisikan relawan untuk berinteraksi langsung dengan penerima bantuan. Prinsip Prioritas menjadi pegangan relawan saat harus menentukan pihak yang dibantu. Tzu Chi mengutamakan untuk membantu orang-orang yang benar-benar layak dibantu dan memiliki harapan berubah lebih baik. Sedangkan prinsip Menghargai menunjukkan bahwa Tzu Chi memandang penerima bantuan dengan memperhatikan kondisi fisik dan batinnya.


Tim Tanggap Darurat Tzu Chi

Tahun-tahun setelah terjadinya bencana tsunami pada 2004 diwarnai dengan banyak bencana yang melanda Indonesia. Saat itu dibutuhkan lebih banyak relawan yang siap dan mampu turun ke lokasi bencana segera setelah bencana melanda. Karena itu, terbersitlah ide untuk membentuk sebuah Tim Tanggap Darurat Tzu Chi. Dibidani oleh sejumlah relawan yang berpengalaman dalam bantuan bencana, Tim Tanggap Darurat Tzu Chi dibentuk pada tahun 2007 dan dipimpin oleh Adi Prasetio. Dengan dibentuknya tim ini, Tzu Chi berupaya untuk hadir secepat mungkin membantu meringankan derita para korban bencana.

Saat menjalankan misi mulia ini, para relawan senantiasa mengingat pesan Master Cheng Yen untuk tetap menjaga keselamatan masing-masing saat di lokasi bencana. Oleh karena itu, agar dapat lebih terampil dan tanggap memberi bantuan dan sekaligus menjaga keselamatan diri, pelatihan tim tanggap darurat diadakan pada tanggal 6 Januari 2007 di Perumahan Cinta kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Pelatihan serupa diadakan kembali dalam rangka penyegaran dan peningkatan keterampilan pada tanggal 17-18 Juli 2010. Pada kesempatan itu pula, tongkat estafet kepemimpinan Tim Tanggap Darurat diserahkan kepada Joe Riadi.


Gempa dan Tsunami Aceh

Pada penghujung tahun 2004, gempa bumi dan tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Sumatera Utara. Bencana yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 ini menewaskan ratusan ribu orang sementara yang selamat, harus menghadapi penderitaan akibat kehilangan rumah, ataupun kehilangan keluarga. Untuk itu Tzu Chi pun segera hadir ke masyarakat Aceh untuk memberikan bantuan berupa 3 tahap bantuan: Menenteramkan raga, menenteramkan hati, dan memulihkan kehidupan.


Menenteramkan Raga

Dua hari setelah bencana, yaitu pada tanggal 28 Desember 2004, relawan Tzu Chi yang berjumlah 11 orang telah tiba di Aceh untuk melakukan survei kondisi pasca bencana. Sejumlah relawan Tzu Chi bersama TNI pergi ke tempat kejadian membagikan sembako dan melihat lokasi bencana. Tim untuk penanggulangan bencana ini segera dibentuk karena keadaan sangat parah dan membutuhkan waktu yang panjang untuk pemulihan. Pada bantuan awal, Tzu Chi memprioritaskan bantuan jangka pendek berupa distribusi makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lain, serta penanganan medis untuk para pengungsi.


Menenteramkan Hati

Program bantuan jangka menengah adalah menyediakan tempat tinggal sementara dan memberi ketenteraman. Ini diwujudkan dengan mendirikan perkampungan tenda yang dimulai pada Februari 2005, untuk dijadikan tempat tinggal sementara sambil menunggu selesainya pembangunan perumahan permanen. Di kampung tenda Tzu Chi ini, relawan juga menenteramkan hati warga dengan memberikan perhatian, membina, dan membangkitkan semangat hidup warga untuk bersama-sama kembali membangun kehidupannya.


Memulihkan Kehidupan

Bantuan tahap akhir yang diberikan Tzu Chi adalah membangun rumah yang permanen dan layak huni. Pada tanggal 27 Desember 2005, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Panteriek, Banda Aceh telah rampung dibangun dan diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Warga yang sebelumnya tinggal di Kampung Tenda Tzu Chi dengan penuh sukacita menyambut kehidupan yang baru di tempat tinggal yang baru.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -