Kesedihan Cun Nyoh Berakhir Menjadi Kebahagiaan


Relawan Tzu Chi Tangerang memberikan bantuan bedah rumah kepada Cun Nyoh, seorang warga Kampung Simpak, Desa Jagabaya, Parung Panjang, Bogor. Ia sangat bahagia karena rumah yang awalnya memprihatinkan sudah berubah menjadi bersih dan layak huni. Tak sampai di sana, cucunya pun menerima bantuan pendidikan dengan harapan nantinya bisa mencapai cita-cita di masa depan.

*****

Raut bahagia terpancar dari wajah Cun Nyoh, warga Kampung Ciresek, Kel. Jagabaya, Kec. Parung Panjang, Kab. Bogor. Nenek 74 tahun itu mengaku sangat bahagia setelah rumahnya selesai dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

“Senang sekali rasanya. Sudah puluhan tahun tinggal di sini dan kali ini dapat bantuan bedah rumah dari Tzu Chi untuk dibangun kembali,” ungkap Cun Nyoh.

Dulu rumah Cun Nyoh ibarat gubuk yang sudah reot dengan atap bocor di sana sini. Ia menempati rumah itu bersama bersama kedua anak serta 1 cucu sejak tahun 1998. Di gubuknya itu juga sama sekali tidak terlihat ada perabotan yang layak maupun alat elektronik. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini pun semakin memorak-porandakan perekonomian Cun Nyoh.

Tapi kini Cun Nyoh merasa sangat senang bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang diwakili oleh relawan Tzu Chi Tangerang yang sudah selesai merenovasi rumahnya yang berukuran 50 M². Rumah baru itu dilihat dari persawahan saja sudah nampak jelas dengan dinding putih dengan atap biru nan bersih.



Foto rumah lama Cun Nyoh (atas). Edi Sheen dan relawan Tzu Chi Tangerang dari Desa Simpak, Jagabaya yang mendampingi program bedah rumah, menyerahkan kunci rumah baru kepada Cun Nyoh, pada 6 Februari 2021 (bawah).


Seorang relawan dari Desa Simpak, Bogor kerap datang membantu Cun Nyoh membersihkan rumahnya. Sepuluh orang relawan Tzu Chi Tangerang juga kembali berkunjung sehari setelah perayaan waisak 2021 dengan membawa makanan untuk keluarga Cun Nyoh. Relawan Tzu Chi juga rutin mengunjungi rumahnya.

Edi Sheen, relawan Tzu Chi Tangerang mengatakan kondisi rumah Cun Nyoh memang butuh perhatian khusus dari relawan dalam perawatannya. Relawan memakluminya karena Cun Nyoh sudah Lansia dan kondisi mental kedua anaknya yang terganggu. Untuk itu, Edi Sheen sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di Desa Simpak yang rutin datang ke rumah Cun Nyoh untuk membantu membersihkan rumah Cun Nyoh.

“Saya sangat berterima kasih kepada relawan yang rutin datang berkunjung dan sangat memperhatikan keluarga Nenek Cun Nyoh. Ini salah satu perhatian yang diajarkan Tzu Chi,” kata Edi Sheen.

Lan Nio, salah satu relawan Tzu Chi Tangerang yang selalu mendampingi keluarga Cun Nyoh juga ikut senang melihat keluarga ini hidup dalam rumah yang layak huni, tidak seperti rumah sebelumnya.

“Kondisi Nenek Cun Nyoh yang sudah Lansia dan kedua anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan membuat kami maklum jika ia tidak bisa membersihkan rumahnya setiap hari,” ungkap Lan Nio, “kedepannya relawan akan rutin datang untuk bersih-bersih rumah dan sekitar supaya kita juga memberi contoh baik kepada anak dan cucunya untuk hidup bersih.”

Mengurai Permasalahan Cun Nyoh

Edi Sheen sangat berterima kasih kepada relawan Desa Simpak yang bersedia datang ke rumah Cun Nyoh untuk memberi perhatian dan membantu menjaga kebersihan rumahnya.


Cun Nyoh memiliki dua anak, Eeng (46) dan Oong (41). Keduanya sudah berkeluarga namun sama-sama ditinggal oleh istri-istrinya. Sepeninggal suami Cun Nyoh, kedua anaknya pun mengalami depresi. Oong yang sudah memiliki satu anak, sedikit terganggu kejiwaannya. Sedangkan gangguan kejiwaan dan fisik yang sangat parah dialami Eeng.

Relawan Tzu Chi Tangerang belum bisa berbuat banyak untuk Eeng dan Oong, tapi relawan terus mengusahakan bisa melakukan hal terbaik. Kini perhatian terlebih dulu ditujukan kepada cucu Cun Nyoh, Shella (11) yang masih duduk di bangku kelas 5 SD.

“Kami berencana akan mendampingi Shella yang masih punya harapan ke depan. Kami lihat Shella punya semangat belajar yang cukup tinggi dan dia sangat mengerti keadaan keluarganya saat ini,” ungkap Edi Sheen. Relawan Tzu Chi Tangerang sudah sepakat untuk mendukung Shella dalam hal pendidikan. “Pertama kami akan terus mendampingi Nenek Cun Nyoh, kedua kami juga mendampingi Shella,” sambung Edi Sheen.

Bukan tanpa alasan relawan Tzu Chi Tangerang tergerak bergotong royong membantu keluarga Cun Nyoh. Mereka tengah menjalankan prinsip dari Master Cheng Yen, yaitu membantu melepaskan penderitaan dengan cara mengurai sebab dari penderitaan dan mencari jalan keluar bersama-sama.

Tak Pandang Usia untuk Kebahagiaan Anak

Relawan Tzu Chi Tangerang memberi perhatian untuk Shella (cucu Cun Nyoh) dalam hal pendidikan.


Menerima berbagai perhatian dan bantuan dari Tzu Chi membuat Cun Nyoh sangat bersyukur. Rasa syukurnya juga bertambah karena saat ini ia sudah tidak memulung barangbarang lagi. Cun Nyoh saat ini bekerja menampi beras di rumah saudara yang tak jauh dari rumahnya. Ia mendapat bayaran 25 ribu rupiah per hari ditambah dengan 2 liter beras setiap harinya. Cun Nyoh meyakini dengan selesainya pembangunan rumah oleh Tzu Chi, membawa berkah juga rezeki bagi keluarganya.

“Waktu rumah jadi, selang beberapa hari saya ditawarin kerja menampi beras. Langsung aja saya okein aja buat nambah-nambahin makan anak-cucu sehari-hari. Anak saya kan dua-duanya nggak bisa apa-apa, nggak bisa kerja,” aku Cun Nyoh. “Kalo ngarepin (ternak) ayam lama gedenya, 7 bulan baru bisa dijual,” lanjutnya.

Relawan merasa ada pesan moral yang tersimpan dalam pekerjaan Cun Nyoh menampi beras. Secara umum pekerjaan menampi beras dikerjakan oleh kaum hawa. Menampi tujuannya untuk membersihkan beras, kedelai, atau jagung dari kotoran. Menampi dilakukan dengan cara melempar beras ke atas, diayak ke kiri dan kanan, depan dan belakang. Kemudian beras akan berkumpul dan kotorannya akan terpisah. Terlihat cukup sederhana, namun tidak semua orang mampu melakukannya.

Kondisi rumah Cun Nyoh masih butuh perhatian khusus dari relawan. Hal ini karena kondisi fisik Cun Nyoh yang sudah Lansia dan kedua anak yang mengalami gangguan kejiwaan.

Kegiatan menampi itu bagaikan kehidupan manusia yang diguncang permasalahan naik dan turunnya kehidupan. Dalam menghadapinya, mereka akan berkumpul dengan sesamanya dan saling membantu satu sama lain. Seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi. Ketika Cun Nyoh membutuhkan bantuan, relawan Tzu Chi bergabung, bergotong royong membantu mengatasi permasalahannya.

“Saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi selain terima kasih banyak pada Yayasan Buddha Tzu Chi. Sejak saya sakit dulu sampai sekarang terus membantu. Tzu Chi juga bangunin rumah saya lagi, (memberikan bantuan) biaya bulanan, semua dari Tzu Chi. Terima kasih banget buat semua relawannya,” ungkap Cun Nyoh.

Penulis dan Fotografer: Anand Yahya
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -