Menggalang Hati di Tengah Keterbatasan

Perhatian dan cinta kasih memang sempurna. Ia mampu
menggerakkan manusia untuk berbuat kebajikan kepada sesama. Hal inilah yang
dialami Erwin, salah satu penerima bantuan Tzu Chi pada 16 tahun silam. Kini,
di saat wabah pandemi menerpa, Erwin pun tergerak untuk ikut bersumbangsih.
Perhatian yang diterimanya 16 tahun silam menggerakkan hatinya untuk ikut
membantu sesama.
*****
Sejak ditetapkannya wabah Covid-19 sebagai pandemi oleh World
Health Organization (WHO), di dunia hingga bulan Juni 2020 ini, virus Corona
telah menyebar di 216 negara. Di Indonesia, angka resmi menunjukkan bahwa virus
ini telah menginfeksi lebih dari 60.000 orang (data 4 Juli 2020).
Salah satu yang menjadi permasalahan dalam penanganan wabah
Covid-19 ini adalah sifat penyebarannya yang cepat, sementara banyak negara
belum siap dengan datangnya wabah pandemi ini. Terutama di masa-masa awal.
Akibatnya, tenaga medis pun banyak yang berjuang di garis depan dengan
peralatan dan perlengkapan medis yang kurang memadai. Kebutuhan alat medis
tinggi, sementara stok barang terbatas.
Pada fase pertama di bulan Maret 2020 (mulai ada pasien
positif Corona di Indonesia), Tzu Chi Indonesia segera bergerak memberikan
Erwin menanggapi positif ajakan Lulu Shijie berdonasi melalui Yayasan Tzu Chi
untuk pengadaan perlengkapan medis untuk tim medis yang tengah berjuang di
garis depan. bantuan perlengkapan medis ke rumah sakitrumah sakit rujukan
pemerintah yang menangani pasien Covid-19 hingga saat ini.
Relawan Tzu Chi Indonesia di berbagai komunitas juga langsung
tergerak menggalang dana. Tak hanya mengajak relawan, tapi juga kerabat dan
teman untuk menggalang dana bagi pengadaan Alat Pelindung Diri (masker medis,
coverall hazmat/baju pelindung, kacamata medis) dan juga ventilator melalui
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk disalurkan kepada tim medis di rumah
sakit-rumah sakit yang mulai menangani pasien Covid-19. Gayung bersambut,
relawan di berbagai komunitas (Jakarta dan luar kota) beserta keluarga dan
masyarakat umum lainnya tergerak untuk bersumbangsih. Mereka berramairamai
menggalang dana untuk pembelian APD bagi para tim medis.
Salah satunya Erwin Chandri (51), pengemudi ojek online yang
dulunya adalah seorang penerima bantuan Tzu Chi. Erwin menerima perhatian dari
relawan Tzu Chi pada tahun 2004.
Tim Redaksi berkesempatan mengunjungi di tempat usahanya
bersama sang istri di daerah Menceng, Cengkareng, Jakarta Barat. Linda (47),
istri Erwin berjualan empek-empek khas Palembang di sebuah kios berukuran 2 x 3
m² yang mereka sewa. Kedai Doss Linda namanya. Di kedainya Erwin menceritakan
bagaimana ia tergerak untuk ikut bersumbangsih melalui Tzu Chi dalam
penggalangan dana untuk pembelian peralatan dan perlengkapan bagi tim medis.
Ketika Tim Redaksi datang, Erwin sedang duduk di kursi warung
pempeknya sambil mengutak-atik smartphone-nya, sembari menunggu panggilan
pelanggan yang membutuhkan jasanya, mengirim barang ataupun pemesanan makanan.
Dimasa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini, ojek online, khususnya
sepeda motor memang dilarang untuk membawa penumpang. Jadilah Erwin hanya
menunggu orderan pesanan makanan ataupun mengantar barang melalui aplikasi
online-nya.
“Selama PSBB diberlakukan orderan saya menurun lima puluh
persen dari keadaan normal,” ungkap Erwin. Namun Erwin sangat bersyukur banyak
masyarakat yang membantu pekerja informal seperti dirinya dengan memberikan
makanan gratis di jalan-jalan yang ditemuinya. Melihat dan merasakan sendiri bagaimana
pentingnya berbagi kepada sesama, membuat Erwin tersentuh dan akhirnya tergerak
untuk ikut membantu sesama di tengah masa pandemi ini.
Ada Semangat Berbagi
dan Cinta Kasih di Tzu Chi

Setiap hari jika tidak ada orderan ojek online Erwin membantu
Linda istrinya berjualan empek-empek. Penganan ini juga bisa dipesan secara
online melalui aplikasi.
Ketika dihubungi oleh Yang Pit Lu, relawan Komite Tzu Chi untuk
ikut berdana untuk pengadaan APD bagi tim medis melalui Yayasan Buddha Tzu Chi
Indonesia, Erwin tanpa pikir panjang langsung mengiyakan. “Waktu itu saya
bilang iya, baik Shijie (panggilan untuk relawan wanita di Tzu Chi -red), saya
minta nomor rekeningnya. Begitu dikasih nomor rekeningnya saya langsung kirim
uang lima ratus ribu, dan saya kirim bukti transfernya ke Lulu Shijie,” terang
Erwin.
Beberapa hari kemudian, Lulu Shijie menelepon Erwin. “Win…,
apa nggak kebanyakan nih donasi segitu?” tanya Lulu. Erwin berpikir mungkin
menurut Lulu Shijie dengan jumlah sebesar itu akan memberatkan keluarganya.
“Enggak Shijie, saya dan keluarga ikhlas,” jawab Erwin tegas di sambungan
telepon.
“Keluarga saya dengan Lulu Shijie sudah sangat dekat, dia
sangat tau bagaimana kondisi keluarga saya sejak tahun 2004 sampai sekarang.
Kita masih tetap berhubungan baik,” tutur Erwin.
Erwin sangat yakin dengan program-program yang Tzu Chi
lakukan. Erwin mengalami sendiri ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh,
dia ikut bersama-sama relawan Tzu Chi menggalang dana untuk membantu masyarakat
Aceh. Walaupun Erwin tidak turun langsung ke Aceh, ia menyaksikan sendiri
bagaimana relawan Tzu Chi langsung tanggap untuk membantu para korban tsunami
di Aceh.
Program Tzu Chi lainnya yang membuat Erwin yakin adalah
pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang lengkap dengan sarana
dan prasarana untuk warga. “Saya tidak pernah menyangsikan, nggak pernah ragu
dengan program-program Tzu Chi. Saya juga tidak pernah meragukan ketulusan
relawan dan donatur-donatur Tzu Chi,” jelas Erwin.
Program Tzu Chi lainnya yang membuat Erwin sangat yakin
adalah dengan hadirnya DAAI TV Indonesia yang selalu menyebarkan kisah-kisah
inspiratif dan penuh kebajikan. “Program-program besar ini kalau bukan karena
ketulusan dan semangat untuk berbagi, sangat tidak mungkin bisa jalan hingga
saat ini,” jelas Erwin, “saya kalau ditanya mengapa sangat percaya dengan Tzu
Chi, ya itu tadi, program-program kemanusiaannya nyata, saya mengalami
sendiri.”
Erwin mengetahui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ketika Tzu
Chi mengadakan baksos kesehatan di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng,
Jakarta Barat. “Dulu Tzu Chi sering ngadain baksos kesehatan di Rusun, jadi
kalo ada baksos kesehatan, Lulu Shijie hubungi saya. Saya selalu ikut bantu,
bahkan sampai pernah nginap di rumah sakit,” kenang Erwin.
Erwin banyak dibimbing oleh Lulu Shijie. “Saya cerita apa
adanya dengan Lulu Shijie keadaan keluarga saya dan keadaan ekonomi saya yang
saat itu memang sedang terpuruk,” kata Erwin mengenang. Dari cerita-cerita
inilah relawan Tzu Chi kemudian memutuskan untuk membantu kelangsungan hidup
keluarga Erwin.
Erwin mengatakan pada tahun 2004 selama 6 bulan keluarganya
menerima bantuan sembako dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Waktu itu
setiap bulannya saya terima beras, minyak goreng, dan mi instan, jumlahnya saya
lupa,” kenang Erwin.
Erwin mengakui bantuan sembako dari Tzu Chi yang diterimanya
pada 16 tahun silam itu sangat menyentuh hatinya. Terlebih di saat itu
kondisinya memang sedang terpuruk. Pada saat itu Erwin berjualan susu kacang
keliling dan hasilnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Jadi
karena Tzu Chi keadaan keluarga saya bisa bangkit seperti saat ini, berkat
peran besar Tzu Chi dan Lulu Shijie, saya bisa seperti ini, bangkit dari
keterpurukan,” ungkapnya.
Erwin menjelaskan bagaimana keluarganya bisa mempunyai satu
spirit yang sama dalam misi kemanusiaan. “Istri dan anak-anak saya sangat
mendukung ketika saya melakukan kegiatan sosial,” jelasnya.
Di tengah musibah pandemik Covid-19 ini, Erwin berpendapat
bahwa bencana ini satu masalah yang sangat besar yang semua orang harus ikut
membantu. Bencana ini bukan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi tanggung jawab
semua orang. “Kalau bukan kita-kita yang membantu lalu siapa lagi. Apalagi
sayakan kerjanya ojek online, masyarakat bawah yang terdampak dan merasakan
langsung akibat musibah ini. Ketika saat ini saya punya kemampuan untuk berbagi
kenapa harus ditunda,” jelas Erwin
Erwin teringat akan ajaran Master Cheng Yen bahwa ketika kita
menolong orang lain, pada dasarnya kita juga sedang menolong diri sendiri. “Hal
ini saya buktikan dengan peristiwa keluarga saya yang dulu dibantu Tzu Chi dan
kondisi keluarga saya saat ini,” ujar Erwin dengan mata berkaca-kaca.
Merasa Tersentuh

Untuk ikut membantu penanganan Covid-19, relawan Tzu Chi
menggalang dana dengan berbagai cara untuk pengadaan APD bagi tenaga medis
serta sembako bagi masyarakat terdampak Covid-19, termasuk Yang Pit Lu.
Yang Pit Lu atau yang akrab disapa Lulu Shijie menceritakan
bagaimana awalnya ia turut menghimpun donasi untuk pengadaan APD bagi tim medis
melalui Tzu Chi. Ketika itu di pertengahan Maret 2020 ia bertemu dengan Ketua
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan mendapat informasi jika Tzu
Chi tengah menggalang dana untuk pengadaan alat dan perlengkapan medis untuk
membantu tim medis di rumah sakit-rumah sakit rujukan yang menangani pasien
Covid-19. Liu Su Mei juga mengajaknya untuk ikut membantu menggalang dana di
komunitas. Ajakan ini pun disanggupinya. Setibanya di rumah Lulu segera
menghubungi saudara dan teman-teman. Sebagai relawan yang pernah menangani
Departemen Bakti Amal, ia pun mengajak para penerima bantuan Tzu Chi dan anak
asuh yang pernah ditanganinya. “Kita melihat banyak rumah sakit yang kekurangan
APD, padahal mereka di garis depan. Sedih, karena anak saya juga seorang
dokter. Maka itu dengan adanya penggalangan dana seperti ini rumah sakit (tim
medis) pasti sangat berterima kasih,” ungkap Lulu.
Ajakan berdonasi ini ia sebarkan melalui pesan WhatsApp,
ditambah foto dan juga video tentang bantuan-bantuan yang sudah Tzu Chi
salurkan ke rumah sakit-rumah sakit. Ajakan ini rupanya mengetuk hati relawan,
para penerima bantuan dan masyarakat bahwa Tzu Chi Indonesia benar-benar
menyalurkan bantuan secara cepat dan tepat sasaran. Dan hasilnya pun cukup
besar, mencapai ratusan juta juta rupiah. “Inilah jalinan jodoh yang Master
Cheng Yen harapkan. Tzu Chi membantu orang yang dalam kesusahan dan membimbing
orang itu supaya bangkit dan bisa membantu orang lain. Inilah jalinan jodoh
yang kita harapkan,” kata Lulu.
Penulis & Fotografer: Anand Yahya
Artikel dibaca sebanyak : 317 kali
Kirim Komentar