Go Weng Ak: Relawan Tzu Chi Makassar
Sudah Kadung Cinta dengan TTD
12 Mei 2020

Saya tahu tentang Tzu Chi dari
tayangan Da Ai TV Taiwan saat saya masih tinggal di Timor Timur, saat ini
berganti nama menjadi Timor Leste. Dalam tayangan itu saya langsung terkesan
dengan sosok Master Cheng Yen. Tak lama saya pulang
ke Makassar, dan saya dengar Tzu Chi bagi-bagi beras di Makassar, anak saya beri tahu saya kalau Tzu Chi sudah
ada kantornya di Makassar, saya langsung daftar sendiri ke sana. Itu tahun
2006.
Kebetulan saat itu
saya juga sudah punya banyak waktu luang, anak-anak juga sudah besar. Dan sesudah
bergabung ternyata betul, Tzu Chi sangat bagus, kegiatan sosialnya betul-betul
untuk orang banyak. Waktu belum kenal Tzu Chi, saya memang sudah punya
cita-cita untuk terjun ke organisasi sosial, dan ketemulah Tzu Chi.
Kalau sekarang ini
saya lebih banyak di tanggap darurat, di baksos, langsung menyentuh dan sangat
bermanfaat untuk orang banyak. Seperti baksos degeneratif itu, itu kan bagus
sekali.
Kepada teman-teman
saya, saya juga perkenalkan tentang Tzu Chi. Sejak saya di Tzu Chi, teman-teman
saya selalu bilang wah kamu bagus ya jadi relawan Tzu Chi. Menurut saya memang
kalau jadi relawan harus betul-betul, jangan hanya pakai seragam aja karena Tzu
Chi itu kita harus ikhlas baik waktu, pikiran, bahkan dana.
Apalagi kita yang
bergerak di Tim Tanggap Darurat (TTD), kalau relawan sudah lama bergabung di
TTD itu, susah dia untuk menjauh. Karena dia merasakan suka dukanya, bagaimana
rasa senangnya, tidak mengenal waktu, demi orang banyak. Karena memang kita
semua harus bekerja demi orang banyak. Semua agama kan mengajarkan kita harus
membantu orang lain.
Salah satu kegiatan
yang sangat berkesan buat saya itu waktu Tim Tanggap Darurat Tzu Chi memberi
bantuan saat Manado banjir bandang. Wah di situ kami hampir dua bulan pulang
pergi Manado- Makassar. Itu betul-betul kerja yang sangat bermanfaat untuk warga
di sana. Kami juga membantu membersihkan rumah warga karena banyak lumpur, di
jalan-jalan juga. Setelah rumah mereka bersih, kami berikan bantuan kompor gas,
dan bingkisan.
Banyak perubahan
dalam sifat dan sikap saya setelah jadi relawan Tzu Chi. Karena memang jadi
insan Tzu Chi itu yang namanya perubahan sifat sudah secara otomatis ya, karena
kita kan bergerak di bidang sosial, itu sifat kita yang jelek pasti berubah. Kalau
kita di lapangan itu harus betul bagaimana kita memperlihatkan budaya humanis
Tzu Chi yang begitu baik.
Contohnya, dulu
saya itu sering melanggar lalu lintas. Sejak kenal Tzu Chi, ya tidak lagi
karena oh ini kan perbuatan yang salah, melanggar sila juga. Merokok juga sudah
tidak. Sifat juga bisa dikatakan sudah berubah 80 persen. Karena kita kan
relawan bekerja untuk membantu orang, setelah membantu orang, pulang itu
perasaan kita enak dan tidak merasa capek, tidak mengeluh. Apalagi kalau ada
bencana, saya merasa terpanggil. Waktu awal-awal bencana kebetulan saya sedang
di luar negeri dan saya tak sempat lagi datang, itu saya menyesal sekali tidak
bisa ikut relawan lainnya di hari-hari pertama bencana Palu.
Tentang Master
Cheng Yen, buat saya, Master Cheng Yen punya aura, suatu aura welas kasih. Pertama-tama
saya bertatap muka saja itu air mata saya keluar, padahal saya ini susah
menangis. Salah satu Kata Perenungan yang selalu saya pedomani itu, kita jangan
merasa tidak maju, tapi yang perlu kita takutkan jangan sampai kita tidak
melangkah.
Seperti yang
dituturkan kepada Khusnul Khotimah
Artikel dibaca sebanyak : 395 kali
Kirim Komentar