Magdalena: Relawan Tzu Chi Jakarta
Bahagia Bisa Membantu Orang yang Membutuhkan
08 Desember 2020

“...Dengan menjadi
relawan Tzu Chi, saya bertekad menggenggam setiap kesempatan untuk berbuat
kebajikan...”
*****
Saya mengenal Tzu Chi berawal dari menonton DAAI TV di tahun
2007. Kemudian melalui Kantor Tzu Chi Medan, saya menjadi donatur dan ikut
kegiatan daur ulang. Rasanya sangat senang bisa ikut bersumbangsih. Walau belum
menjadi relawan, saya sangat bersemangat mengajak teman dan keluarga untuk menjadi
donatur.
Saya mulai bergabung menjadi relawan Tzu Chi saat pindah ke
Jakarta tahun 2014. Karena anak saya bersekolah di Tzu Chi School maka saya pun
diajak Tina Shijie menjadi Da Ai Mama. Dari sana, saya lalu diajak jadi relawan
Tzu Chi. Melalui sosialisasi dan pelatihan relawan, saya semakin yakin untuk
bergabung. Selain mengurus anak di rumah, saya masih bisa pergunakan waktu dan
kemampuan saya untuk terjun ke tengah masyarakat.
Setelah bergabung dalam barisan Tzu Chi, saya sangat bahagia
karena bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Saya menjadi sangat
mensyukuri hidup saya. Sebelumnya saya suka mengeluh setiap ada masalah, mudah
marah, dan sangat sensitif. Tetapi setelah menjadi relawan, pandangan saya
berubah. Saya belajar memperbaiki diri seperti yang diajarkan Master Cheng Yen:
Bertuturlah ucapan yang baik, berpikirlah
niat yang baik, dan lakukanlah perbuatan baik.
Saya aktif mengikuti kegiatan kunjungan kasih, dan kelas
pendidikan anak-anak Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke. Di Rusun, saya ikut
mengajarkan gerakan isyarat tangan, pelestarian lingkungan, dan tata krama.
Dengan membimbing mereka, membuat saya senang bisa berbagi.
Tahun 2014, sejak anak saya sekolah di Tzu Chi School, saya melihat sekolah
memberikan anak-anak makanan vegetaris. Saat itu anak saya berumur 4 tahun, dia
suka dengan sayuran terutama brokoli. Jadi saya perlahan mengubah pola makanan
menjadi vegetarian.
Akhir tahun 2016, ketika hamil anak kedua, saya memutuskan
untuk bervegetaris. Awalnya sempat ragu, takut bayi kurang gizi. Tapi setelah
konsultasi ke dokter kandungan, ternyata dokter juga mendukung. Kemudian tahun
2017 saya melahirkan anak yang sehat. Suami juga sangat mendukung keputusan
saya bervegetaris. Rasanya penuh berkah bisa bervegetaris.
Tahun 2017 setelah dilantik menjadi relawan Calon Komite
(Cakom) Tzu Chi, saya mulai mendapat tanggung jawab baru, yaitu sebagai
pengurus bagian konsumsi dan sekretariat. Awalnya kaget, karena tidak percaya
diri. Tapi ternyata banyak relawan senior yang mendukung dan mendampingi. Dan
beruntung suami sangat mendukung saat saya ikut kegiatan Tzu Chi. Saya selalu
bekerja sama dan komunikasi dengan suami, supaya saya bisa melakukan tugas di
Tzu Chi dengan tenang tanpa mengabaikan tugas di rumah.
Kemudian pada tanggal 30 Agustus 2019, saya berangkat ikut
pelatihan relawan di Taiwan untuk pertama kalinya. Rasanya sangat bahagia
karena dapat bertemu dengan Master Cheng Yen. Sehari sebelum bertemu, saya
sampai tidak bisa tidur, karena kami diminta untuk sharing tentang kelas
pendidikan anak Rusun di depan beliau. Ini pengalaman saya yang paling
berkesan, saya bisa langsung bertatap muka dan mengucapkan Gan En kepada
beliau. Rasanya sangat terharu dan bahagia.
Dengan menjadi relawan Tzu Chi, saya bertekad menggenggam
setiap kesempatan yang ada untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Dengan berbuat
kebaikan maka kita juga akan mendapat kebaikan. Seperti kata Master Cheng Yen,
selain mendengarkan Dharma juga harus praktek nyata, itulah Bodhisatwa yang
sebenarnya.
Seperti dituturkan kepada Erli Tan
Artikel dibaca sebanyak : 524 kali
Kirim Komentar