Atap Rumah Meriyati yang Tak Lagi Bocor

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)


Relawan Tzu Chi membantu mengantarkan bahan-bahan material yang diperlukan untuk perbaikan atap rumah Meriyati yang rusak.

Meriyati (44) dan Edi Riswal (55) adalah dua bersaudara yang tinggal di rumah Jalan Puri Gang Sekolah No. 257/20 Medan, Sumatera Utara. Sudah sejak  tahun 1992 mereka tinggal di rumah tersebut bersama kedua orang tuanya dan enam saudara. Pada tahun 1998, ayah mereka sebagai tiang keluarga meninggal dunia sehingga keluarga mereka mulai mengalami kesulitan keuangan. Tahun demi tahun berlalu, dimana keempat saudaranya yang lain sudah berumah tangga, namun semuanya dengan ekonomi rumah tangga yang seadanya sehingga tidak bisa banyak membantu. Tinggallah mereka berdua bersama ibunya yang sakit-sakitan, sedangkan mata Edi Riswal mengalami kerusakan sehingga tidak bisa bekerja atau mencari nafkah, jadi mereka menjalani kehidupan sehari-hari seadanya tergantung berapa uang yang diberikan saudaranya. Karena itu tidak mungkin lagi ada uang untuk  biaya perbaikan rumah yang rusak.

 

Kondisi ruang tengah (tamu) rumah Meriyati yang sudah ambruk asbesnya.


Atap rumah dan asbes yang ada di ruang tengah (tamu) yang sudah diperbaiki

Suatu hari, saat Meriyati menonton DAAI TV Medan dan melihat bahwa ada yayasan yang bantu orang yang sakit dan juga membantu memperbaiki rumah, maka ia pun mulai mencari tahu dimana Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi di Kota Medan. Ketika ia melewati Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung, dia merasa senang sekali karena ia pikir disanalah Kantor Tzu Chi Medan. Namun ternyata bukan. Perumahan itu adalah perumahan yang dibangun Tzu Chi karena musibah kebakaran. Akhirnya terpikirkan olehnya untuk mencari tahu alamat Kantor Tzu Chi Medan melalui telepon ke 108, dan dari sana ia diberikan nomor telepon Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning. Meriyati pun segera mengajukan permohonan bantuan perbaikan rumah disana.

Pada tanggal 6 Februari 2020,  relawan Tzu Chi komunitas Medan Mandala datang melihat keadaan rumah Meriyati yang memang sudah rusak seng dan asbesnya sehingga bila hujan turun, Metriyati terpaksa menampung air dengan beberapa ember. Terkadang, ketika mereka sedang tidak dirumah dan hujan turun maka rumah juga akan banjir. Kesulitan mereka semakin menghimpit karena harus mengurus Ibunda Meriyati yang sedang sakit.

 

Kondisi depan rumah sebelum diperbaiki.


Kondisi depan rumah setelah diperbaiki.

Melihat keadaan atap  rumah yang rusak parah, relawan Tzu Chi Medan atas kesepakatan bersama memutuskan untuk membantu memperbaiki atap rumahnya. Pada tanggal 3 Maret 2020, relawan Tzu Chi segera membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk perbaikan atap rumah dan mengantarkannya  ke rumah Meriyati.

Selain perbaikan atap rumah, Meriyati juga memohon agar relawan bisa membantu memperbaiki pintu kamar mandi yang rusak. Sesampainya di rumah Meriyati , relawan mendapat kabar jika ibunda Meriyati sudah meninggal dunia.

Setelah semua kerusakan siap diperbaiki, 6 orang relawan pun mengunjungi Meriyati dan Edi Riswal untuk penyerahan rumah yang sudah selesai diperbaiki. “Biasanya kita akan mengajak lebih banyak relawan untuk datang berkunjung dan ikut merasakan kebahagiaan orang yang kita bantu, namun hari ini kita hanya ajak beberapa orang saja karena adanya imbauan untuk mengurangi aktivitas berkumpul dan berkegiatan akibat adanya wabah virus Corona, namun di saat yang penuh kekhawatiran akan wabah ini, kita bisa selesaikan kewajiban kita menuntaskan perbaikkan atap rumah Ibu Meriyati,” kata Tjokro Suminto, relawan yang menjadi koordinator perbaikan rumah ini.

 

Enam orang relawan Tzu Chi Medan bahu-membahu memperbaiki atap rumah Meriyati.

Meriyati dan Edi Riswal sering menonton siaran DAAI TV dan mereka juga mengenal sosok Master Cheng Yen yang selalu membantu masyarakat tidak mampu. “Saya sangat bahagia karena rumah saya sekarang sudah tidak bocor lagi atapnya. Saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah membantu kami sehingga sekarang kami terbebas dari derita air yang membasahi seisi rumah saat hujan. Tidak lupa juga kami berdoa untuk kesehatan Master Cheng Yen, semoga beliau diberkati dan diberi tubuh yang sehat,” ungkap Meriyati sambil  berdoa.

Bocor dan banjir yang selalu menghantui Mariati dan saudaranya kini sudah tak ada lagi, semoga kini mereka bisa lebih tenang dan merasa nyaman tinggal di rumahnya.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Atap Rumah Meriyati yang Tak Lagi Bocor

Atap Rumah Meriyati yang Tak Lagi Bocor

18 Maret 2020

Keadaan atap yang bocor dan ketidakmampuan memperbaiki kebocoran tersebut membuat  Meriyati dan Edi Riswal harus menampung air jika hujan datang. Hal ini sudah menjadi bagian dari hidup mereka puluhan tahun lamanya. Kini keduanya bisa lebih tenang karena atap rumah mereka diperbaiki relawan Tzu Chi Medan.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -