Banjir Jakarta: Bantuan Banjir Bagi Pademangan

Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy

Relawan membagikan makanan secara rumah ke rumah. Bantuan ini memang dibutuhkan warga karena kekurangan bahan makanan.

Pada 12 Februari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menyalurkan bantuan berupa makanan hangat kepada para korban banjir yang berada di wilayah Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Sebelumnya pada hari Senin, 9 Februari 2015, wilayah ini dilanda banjir yang cukup parah, akses terputus karena ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa atau sekitar 70 sentimeter.

Yopie Budianto, koordinator pembagian bantuan ini menuturkan bahwa banjir yang melanda wilayah Pademangan kali ini lain dari yang biasanya. Pasalnya, salah satu kelurahan di Pademangan yaitu Kelurahan Pademangan Barat terendam banjir secara merata, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Lebih lanjut, Yopie menuturkan bahwa Tzu Chi telah bergerak memberikan bantuan sejak hari pertama banjir melanda wilayah ini dengan memberikan bantuan bahan pangan ke dapur umum. Pada hari yang sama, relawan Tzu Chi juga membantu membantu memasak bagi warga yang rumahnya terendam untuk menyiapkan makanan hangat. Kini, bersama 20-an relawan, Yopie membagikan 550 makanan hangat berupa nasi bungkus dan minuman ke warga Kelurahan Ancol. Pembagian dilakukan secara langsung dari rumah ke rumah.

Yopie Budianto (kiri) berharap bibit cinta kasih kerelawanan dapat terus berkembang di wilayah Pademangan.

Emis (kiri) kini boleh bernafas lega karena banjir yang melanda Kelurahan Ancol mulai surut. Namun, penyebaran penyakit yang menyerang warga pasca banjir harus diwaspadai.

“Rumah-rumah relawan semuanya terendam banjir. Di Pademangan selama ini, rasanya dua hari ini banjirnya luar biasa. Itu hampir satu Pademangan tidak ada rumah yang tidak terendam banjir walaupun rumah yang sudah tinggi tetap masuk (terendam),” tutur Yopie.

Makanan Hangat di Tengah Genangan

Meski kini banjir telah surut ke ketinggian 40 sentimeter, masih banyak warga yang kesulitan mengakses pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini diakui oleh Emis, salah satu warga yang telah tinggal di Kelurahan Ancol selama 47 tahun. Rumah Emis sebelumnya tidak pernah terendam banjir namun Emis agaknya harus menelan pil pahit karena pada tahun ini rumahnya terendam banjir hingga 40 sentimeter. Emis mengungkapkan bahwa banjir kali ini menyebabkan kesulitan akses pangan meskipun Emis mengakui bantuan dari berbagai pihak dapat meringankan beban warga yang mengungsi.  “Paling mendesak saat itu karena kompor nggak bisa masak jadi yang sangat kami butuhkan adalah makanan terutama untuk anak-anak,” pungkasnya. Emis juga menuturkan dirinya bersama warga lain bahu membahu menyediakan makanan seadanya saat banjir menerjang wilayah tersebut.

Senada dengan itu, warga lain, Sri Nur Soibah (52) mengakui kebutuhan pangan menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan. Wanita yang telah tinggal di wilayah Kelurahan Ancol selama lebih dari 45 tahun tersebut menjelaskan bahwa sejak banjir melanda wilayah tersebut jalan menjadi sulit dilalui. Selain itu, karena air banjir merangsek masuk ke dalam rumahnya yang berukuran 3x4 meter tersebut, Sri terpaksa tidur di antara genangan tersebut pada hari pertama banjir melanda. Meskipun rumah Sri terdiri dari dua tingkat, Sri tidak bisa tidur di lantai dua karena penyakit jantung yang dideritanya. Hingga kini, Sri masih menjalani rawat jalan dan melakukan pemeriksaan rutin setiap sepuluh hari.

Relawan dengan sukacita menerobos genangan untuk menyalurkan bantuan makanan hangat ke rumah-rumah warga Kelurahan Ancol.

Selain relawan, bantuan paket banjir juga diberikan kepada warga dan penerima bantuan bebenah kampung dari Yayasan Buddha Tzu Chi.

Dalam kesempatan yang sama, Sri juga berterima kasih atas makanan hangat yang dibagikan oleh para relawan Tzu Chi. “Alhamdullilah, senang banget gitu. Makasih banget,” tutur Sri. Sri menuturkan dia tidak berniat pindah dari rumahnya kini. “Ibarat ayam tuh bulunya dah rontok di sini jadi kalau untuk pindah buat saya berat. Udah betah di sini saya,” tambahnya.

Berempati dan Menanggung Beban Bersama

Selain kepada warga, Yayasan Buddha Tzu Chi juga memberikan bantuan paket banjir kepada relawan setempat yang juga menjadi korban banjir. Paket banjir ini di dalamnya berisi selimut, sarung, dan perlengkapan mandi. Sekitar 300 paket banjir dibagikan kepada para relawan di Kecamatan Pademangan. Yopie menjelaskan bahwa bantuan ini ditujukan untuk meringankan beban dari para relawan yang juga menjadi korban banjir. Lebih lanjut, meski juga mengalami musibah, relawan tersebut tetap turun membantu warga dengan memasak di dapur umum guna menyediakan makanan hangat bagi warga sekitar.

Ke depan, Yopie mengungkapkan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi berencana melakukan pengobatan kepada warga di Pademangan pasca banjir. Hal ini dikarenakan banjir yang melanda wilayah ini menyebabkan warga rentan terserang penyakit. Selain itu, guna mengajak masyarakat terutama kaum muda untuk peduli pada lingkungannya, Yayasan Buddha Tzu Chi akan melakukan penyuluhan kepada siswa/i mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama.

Salah satu relawan yang mendapatkan bantuan adalah Suprapti (49) yang juga merupakan warga Kelurahan Pademangan Barat. Rumah Suprapti termasuk terdampak cukup parah. Pasalnya, rumah wanita yang bekerja sebagai penjual makanan itu tergolong berada di tempat di yang rendah.

Meski begitu, Suprapti cukup beruntung karena rumahnya masih mendapat aliran listrik meskipun sebagian besar tetangganya kesulitan listrik. “Saya bagi-bagi air ke tetangga yang pompa airnya mati, soalnya ada yang mati juga. Jadi melalui kegiatan kerelawanan saya mendapat pembelajaran hidup untuk bergotong royong dan tolong menolong masyarakat,” tutur Suprapti.

Yopie berharap dengan pembagian bantuan ini para relawan dapat semakin giat mengemban misi Tzu Chi. “Ya tentu kita mengharapkan satu cinta kasih meskipun mereka selalu ikut kegiatan, mereka dapat menjadi lebih baik,” tutur Yopie.


Artikel Terkait

Banjir Jakarta: Bergandengan Tangan Membantu Korban Banjir

Banjir Jakarta: Bergandengan Tangan Membantu Korban Banjir

17 Februari 2015 ketika banjir sudah surut, relawan Tzu Chi dan karyawan PT Summarecon Agung mulai bergerak  mempersiapkan barang-barang paket bantuan banjir untuk warga. Sebanyak 972 paket bantuan banjir yang untuk dibagikan saat itu. Setiap orang bekerja sama dengan tulus demi menenangkan hati warga.
Relawan Tzu Chi tengah berkoordinasi cara pembagian paket banjir untuk warga Pegangsaan II, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

12 Februari 2015 Dipercaya sebagai koordinator untuk menyediakan makanan hangat merupakan sebuah berkah bagi Widyanti. Ia mengaku senang karena dalam kesehariannya, ia merupakan orang yang gemar memasak. Namun memegang tanggung jawab untuk membuat lebih dari 1.500 porsi nasi dan 3 macam lauk dalam setengah hari menjadi ‘tantangan’ tersendiri baginya.
Bersatu Hati Hadapi Bencana

Bersatu Hati Hadapi Bencana

11 Februari 2015
Melihat kondisi Jakarta yang mulai parah akibat banjir, Selasa, 10 Februari 2015, pukul 11.00 WIB, Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi mengadakan rapat koordinasi di Gedung DAAI Lt. 6 untuk pembagian tugas dan survei kondisi banjir serta bantuan yang diperlukan.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -