Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Widyanti Tjasnadi, menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak di dapur umum yang didirikan relawan Tzu Chi untuk membantu para korban banjir pada 11 Februari 2015.

Tahun ini, tepatnya pada 11 Februari 2015, merupakan tahun ketiga relawan Xie Li Kebon Jeruk (KJ) 2, Duri Kosambi, Jakarta Barat membuat dapur umum untuk menyalurkan bantuan bagi para korban banjir di wilayah tersebut. Pada tahun ini, para relawan belajar dari pengalaman pembagian bantuan tahun-tahun sebelumnya. Terutama pada jenis makanan yang dibagikan pada warga. “Kami berkaca pada tahun-tahun sebelumnya dan tahun ini kami memilih makanan kering untuk dibagikan,” ujar Joliana, koordinator pembagian bantuan.

Untuk persiapan pembagian bantuan, Widyanti Tjasnadi, relawan yang mengoordinir relawan di dapur (memasak), sudah sejak tengah malam mendatangi pabrik tempe. Ia diantar anaknya datang sekitar jam 12 malam dan memaksakan diri membeli tempe yang belum matang. Ia menuturkan bahwa tidak akan sempat mengambil tempe di pagi hari karena banyak bahan makanan lain yang harus dibeli. “Tempenya masih dua setengah  meter pas saya beli, belum dipotong sama penjualnya,” ungkapnya tergelak. Membawa pulang tempe yang masih belum matang, ia pun diberi petuah dari si penjual. “Pokoknya saya jadi punya ilmu baru,” tuturnya.

Dipercaya sebagai koordinator untuk menyediakan makanan hangat merupakan sebuah berkah bagi Widyanti. Ia mengaku senang karena dalam kesehariannya, ia merupakan orang yang gemar memasak. Namun memegang tanggung jawab untuk membuat lebih dari 1.500 porsi nasi dan 3 macam lauk dalam setengah hari menjadi ‘tantangan’ tersendiri baginya. Diperlukan kerja sama yang solid, bukan hanya dari dirinya, namun juga dukungan dari semua relawan. “Sebenarnya masih ada kendala yang kita temui, namun tidak menjadi halangan karena semua relawan semangat dan kerja sama,” ujarnya. “Walaupun dengan alat yang terbatas namun kita tetap kerja sama. Banyak relawan yang meminjamkan alat-alat (masak), kompor, tabung gas, dan penggorengan,” tambahnya haru.

Dengan bekerja sama, para relawan akhirnya berhasil menyelesaikan tugas untuk membuat lebih dari 1.500 porsi makanan hangat.

A Fong, salah satu warga datang dengan membawa nasi hangat dan lauk pauk. Selain A Fong, ada banyak warga lain yang ikut bersumbangsih memberikan tenaga maupun membawa makanan ke Depo Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi, tempat didirikannya dapur umum.

Perpanjangan Tangan Warga

Selain memasak sendiri, relawan juga menerima donasi berupa nasi putih dan lauk kering dari warga. “Kita ingin membuat satu jalinan jodoh dengan warga sekitar (Depo Duri Kosambi), banyak warga yang peduli. Bahkan dari pagi sudah banyak yang datang membawa nasi, lauk, dan sebagainya,” jelas Joliana. Salah satu warga, A Fong, mengaku senang bisa ikut membantu walaupun tidak banyak yang ia berikan. A Fong yang mengenal Tzu Chi melalui depo pelestarian lingkungan, menilai bahwa Tzu Chi merupakan perpanjangan tangan dari para donatur. “Memang sudah kenal baik dengan relawan dan Tzu Chi, makanya senang sekali bisa ikut bantu,” ucapnya.

Pembagian bantuan diberikan kepada warga di 9 titik di 6 RW, Kelurahan Duri Kosambi.

Relawan terjun langsung memberikan bantuan ke rumah-rumah warga. Kondisi air yang masih pasang surut membuat warga kesulitan untuk beraktivitas. Mereka kebanyakan memilih untuk tinggal di rumah.

Selain A Fong, ada banyak warga lain yang juga datang untuk mengantarkan nasi dan lauk kering. Dari donasi tersebut, terkumpul sebanyak 675 porsi nasi dan lebih dari 250 porsi lauk kering. Joliana menilai bahwa banyak warga yang sebenarnya ingin ikut membantu memberikan bantuan apabila ada keadaan darurat melanda. Hanya saja mereka tidak tahu cara dan pendistribusiannya. “Dengan adanya kegiatan ini, mereka jadi tahu bisa ikut membantu melalui Tzu Chi. Jadi nanti kita yang langsung bagikan. Mereka juga bisa kontribusi, mereka bawa makanan ke sini, mereka bisa sama-sama bungkus,” jelas Joliana.

Persiapan pembagian bantuan mulai dari memasak dan membungkus nasi hangat yang dimulai sejak jam 7 pagi, hari itu baru bisa diselesaikan menjelang pukul 1 siang. Pembagian bantuan kemudian dilakukan di 9 titik di 6 RW, Kelurahan Duri Kosambi. Total bantuan keseluruhan adalah sebanyak 1.650 bungkus nasi, 385 kg beras, 80 dus mi instan, 83 dus air mineral, dan 48 bungkus minyak goreng. Menerima bantuan ini, Suganda, Koordinator Siaga Bencana Kelurahan Duri Kosambi mewakili warga mengucap syukur dan terima kasih kepada Tzu Chi. “Mereka (relawan Tzu Chi) mengajarkan kita bagaimana mencintai dan mengasihi sesama manusia tanpa membedakan,” tutur Suganda, “yang terpenting bagi mereka adalah pada saat kita jatuh atau bencana, mereka siap membantu dengan tidak pandang bulu dan tanpa kenal lelah.”

Artikel Terkait

Kepedulian Kepada Penegak Hukum

Kepedulian Kepada Penegak Hukum

20 Februari 2015 Mereka akan diberikan bantuan berupa paket banjir dan sembako yang dihimpun dari berbagai pihak. Salah satu pihak adalah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang juga hadir untuk memberikan langsung kepada anggota polri yang dilanda musibah banjir.
Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

Banjir Jakarta: Tahun Ketiga Mendistribusikan Bantuan

12 Februari 2015 Dipercaya sebagai koordinator untuk menyediakan makanan hangat merupakan sebuah berkah bagi Widyanti. Ia mengaku senang karena dalam kesehariannya, ia merupakan orang yang gemar memasak. Namun memegang tanggung jawab untuk membuat lebih dari 1.500 porsi nasi dan 3 macam lauk dalam setengah hari menjadi ‘tantangan’ tersendiri baginya.
Bersatu Hati Hadapi Bencana

Bersatu Hati Hadapi Bencana

11 Februari 2015
Melihat kondisi Jakarta yang mulai parah akibat banjir, Selasa, 10 Februari 2015, pukul 11.00 WIB, Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi mengadakan rapat koordinasi di Gedung DAAI Lt. 6 untuk pembagian tugas dan survei kondisi banjir serta bantuan yang diperlukan.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -