Bantuan Bagi Warga Korban Kebakaran di Tambora, Jakarta Barat

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Kehadiran para relawan Tzu Chi yang membawakan bantuan memberikan suntikan semangat bagi warga korban kebakaran.

Para relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat menyalurkan 112 paket bantuan kebakaran di Jalan Krendeng Raya, Tambora, Jakarta Barat, Rabu 20 Oktober 2021. Sebelumnya, Jumat, 15 Oktober 2021, kebakaran menghanguskan 81 rumah di wilayah ini. Sebanyak 135 Kepala Keluarga kini berjuang untuk bangkit dan melanjutkan hidup dari titik nol.

“Rata-rata kebakaran di sini habis, rumah bahkan motor juga tak bisa tertolong, semua pakaian mereka habis. Jadi kami bawa pakaian, selimut, dan kebutuhan sehari-hari. Mudah-mudahan bantuan ini bisa bermanfaat dan meringankan,” kata Djalal, relawan Tzu Chi yang mengkoordinir penyaluran bantuan ini.

Ada 112 paket bantuan untuk korban kebakaran yang dibagikan Tzu Chi di wilayah ini.

Nenek Yoyo dengan mata yang sembab akibat menangis membawa pulang paket bantuan Tzu Chi, ditemani sang anak.

Nenek Yoyo (66) salah satu korban, kehilangan rumah dan juga usahanya yakni kontrakan dengan 12 kamar. Hingga kini ia masih sering menangis dan terpukul. Ia dan keluarganya pun terpaksa mengontrak rumah dan mencoba kembali menata hidup.

Bantuan Tzu Chi yang diterimanya turut memberikan secercah kegembiraan. “Saya terima kasih, mudah-mudahan relawan Tzu Chi panjang umur sehat dan tambah rejekinya. Saya girang banget, sedang kegelapan begini ada yang membantu,” kata Nenek Yoyo.

Sementara itu, Sahlan (49) tampak terseok-seok saat membawa pulang paket bantuan dari Tzu Chi ke rumah keluarga besarnya yang kini tinggal reruntuhan. Rumah keluarga besar ini terdiri dari dua petak yang ditempati oleh 7 Kepala Keluarga. Dan semuanya menerima bantuan dari Tzu Chi.

Sahlan senang bisa mendapatkan bantuan dari Tzu Chi yang di dalamnya berisi antara lain peralatan mandi seperti handuk, sabun, sampo, gayung, ember. Ada juga selimut, baju layak pakai, sarung, dan sandal.

Bau sangit masih menyeruak di lokasi kebakaran saat relawan membagikan bantuan.

Kesedihan yang dirasakan keluarga ini menjadi dobel karena belum lama sesepuh di keluarga tersebut, yakni sang mertua Sahlan sebelum terjadi musibah kebakaran baru saja meninggal dunia.

“Kami ini seperti sudah jatuh tertimpa tangga,” kata Sahlan.

Meski demikian, mereka berusaha untuk legowo dan pasrah. Anggota keluarga ini juga akan segera bermusyawarah menemukan jalan keluar untuk membangun kembali rumah mereka. Dan sementara ini mereka mengungsi di rumah kerabat, dan sebagian di posko yang telah disediakan.

Para petugas masih berjibaku membersihkan sampah dari puing-puing rumah yang terbakar.

Sahlan mengaku sangat senang karena para relawan Tzu Chi datang membantu. Bantuan yang dibawa juga memberikan mereka semangat.

Alhamdulillah, karena ada bantuan dari Tzu Chi ada ember buat mandi, terima kasih banyak. Terima kasih atas perhatiannya,” pungkas Sahlan.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Bantuan Kebakaran yang Tepat Waktu

Bantuan Kebakaran yang Tepat Waktu

24 Oktober 2012 Para relawan Tzu Chi pun meninjau langsung ke tempat terjadinya kebakaran untuk melihat langsung rumah-rumah yang telah hangus terbakar. Pada kesempatan itu relawan Tzu Chi pun memberikan dukungan moral kepada para korban agar tabah dan tegar dalam menghadapi cobaan ini.
Kebakaran di Kawasan Braga, Relawan Tzu Chi Bandung Sigap Salurkan Paket Bantuan

Kebakaran di Kawasan Braga, Relawan Tzu Chi Bandung Sigap Salurkan Paket Bantuan

07 Februari 2024

Kebakaran melanda pemukiman padat penduduk di kawasan Braga, Kota Bandung pada Jumat 2 Februari 2024. Para relawan Tzu Chi Bandung pun bergegas menyalurkan paket bantuan.

Perhatian untuk Korban Bencana Kebakaran di Kecamatan Tanjung Balai

Perhatian untuk Korban Bencana Kebakaran di Kecamatan Tanjung Balai

22 April 2022

Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi memberikan perhatian dengan memberikan dana pemerhati kepada 66 keluarga yang menjadi korban musibah kebakaran di Desa Sei Apung Jaya, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -