Belajar dari Tzu Ching Sedunia

Jurnalis : Chandra Wijaya (Tzu Ching), Fotografer : Chandra Wijaya (Tzu Ching)

fotoCamp ini dihadiri kurang lebih sebanyak 1.300 peserta yang berasal dari 13 negara.

Akhir tahun 2011 lalu, saya sangat bersyukur mempunyai cukup berkah untuk bisa pulang ke kampung halaman batin di Hualien, Taiwan, untuk mengikuti Hari Tzu Ching Sedunia dan Pelatihan Kader Pengurus Tzu Ching Luar Negeri sejak tanggal 22-30 Desember 2011. Ini merupakan kedua kalinya saya mengikuti acara ini.

 

 

Kali ini saya mendapat anggota kelompok yang berasal dari Filipina dan Amerika Serikat. Selama 1 minggu saya bersama kelompok ini saling bertukar cerita dan berbagi pengalaman masing-masing di setiap negara. Banyak diantara mereka yang memiliki kisah yang menginspirasi, salah satunya seorang Tzu Ching asal Filipina, yaitu Alberto. Ia merupakan penerima bantuan biaya pendidikan dan kini telah bergabung menjadi seorang Tzu Ching. Ia berkata bahwa dulu tangannya yang berada di bawah memerlukan bantuan, namun kini setelah ia lulus dari perguruan tinggi jurusan Biologi dan bekerja, ia telah berpindah dari tangan yang berada di bawah menjadi tangan di atas membantu orang lain yang membutuhkan. Dari sini dapat terlihat bahwa memang berdana bukanlah hak orang kaya, tetapi juga hak dan kewajiban setiap manusia.

Selain itu, terdapat Tzu Ching Filipina, Kingly dan Richmond. Mereka adalah Tzu Ching yang masih berusia 15 tahun dan telah bergabung di dalam Tzu Ching selama 1 tahun. Meski jalinan jodoh masing-masing berbeda, tetapi dari usia mereka yang masih cukup muda, saya terinspirasi bahwa harus menghargai waktu dan jalinan jodoh yang ada, khususnya dengan Tzu Chi. Saya teringat akan tahun 2007, dimana saya telah mengetahui Tzu Chi dan Tzu Ching saat mengikuti satu workshop daur ulang kertas. Namun setelah itu saya tidak lagi mengikuti kegiatan Tzu Chi ataupun Tzu Ching hingga di tahun 2009. Jalinan jodoh saya muncul kembali lewat Drama DAAI TV dan teman saya. Saya merasa sedikit menyesal kenapa saya membuang waktu 2 tahun saya tidak bersama dengan Tzu Chi, tapi setelah saya sadar semua ini, sekarang saya sangat menghargai sebuah jalinan jodoh, tidak hanya dengan Shigong Shangren (Master Cheng Yen-red), tetapi juga dengan orang lain, baik teman maupun sesama relawan.

foto   foto

Keterangan :

  • Beberapa Tzu Ching Indonesia menyiapkan kembali materi laporan saat di kereta api menuju Hualien (kiri).
  • Tzu Ching dari Indonesia sharing apa yang mereka dapatkan selama mengikuti camp ini (kanan).

Selama pelatihan diri di Hualien, banyak sharing yang didapat, baik dari  Shigu Shibo dan Tzu Ching Xue Zhang Xue Jie. Ada satu hari di mana topik yang dibicarakan adalah mengenai bencana-bencana yang terjadi di dunia selama 2011 ini, yaitu di Jepang, New Zealand, Australia, dan Korea Utara. Dari sharing pengalaman mengenai bencana yang terjadi inilah alasan mengapa Shigong Shangren (Master Cheng Yen) terus menerus mengatakan “Lai  Bu Ji” (tidak sempat lagi). Pada satu sesi sharing oleh Isaac Xue Zhang dikatakan bahwa dari segala bencana yang terjadi, kita sebagai manusia harus belajar dari itu dan melakukan perubahan, bukan melupakannya begitu saja setelah beberapa saat. Aku teringat sebuah video yang berjudul  “Someday”, di video ini terdapat sebuah lirik:
Someday,
 When we are wiser
When the whole world is older
When we have learned
Someday
Life will be fairer
Need will be rarer
And greed will not pay

Dari video ini saya merasa setiap orang di mulai dari diri sendiri harus mulai bisa lebih bijaksana dalam melakukan segala hal agar bumi pertiwi ini tetap sehat. Karena dengan adanya bencana di dunia ini menunjukkan bahwa bumi sedang sakit dan mengirimkan sinyal kepada setiap manusia. Jangan menganggap remeh sebuah tindakan kecil yang kita lakukan, kenapa?
1 x 1 x 1 x 1 x…..10 = 1
1.1 x 1.1 x 1.1 x 1.1 x…..10 = 2.59
0.9 x 0.9 x 0.9 x 0.9 x …..10 = 0.34

Karena walaupun tindakan kecil yang kita lakukan hanya akan berpengaruh 0.1, namun jika digabungkan dengan tindakan bersama, maka akan menghasilkan angka 2.59, sedangkan jika kita tidak melakukan apapun dan berkurang 0,1, maka hasil yang didapatkan hanyalah 0.34. Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa ketika setiap orang sedikit lengah saja maka dampak yang dihasilkan sangatlah jauh sekali. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu dan lebih mawas diri. Ketika setiap orang bisa bersama-sama sedikit saja lebih bijaksana menjaga bumi ini maka kekuatan yang dihasilkan akan menjadi lebih besar dan dapat mengubah dunia ini dari Lai Bu Ji (tidak sempat lagi) menjadi Lai De Ji (masih sempat).

Pada sebuah sesi tur keliling Griya Perenungan bersama seorang Jing Si Shifu, beliau bercerita, pada mendekati akhir tahun 2011, Shigong Shangren (Master Cheng Yen) pernah tidak keluar memberikan ceramah pagi selama 3 hari dan Jing Si Shifu itu bertanya apakah kalian sudah bervegetarian? Apakah kalian sayang dengan Shigong Shangren? Kalau kalian sayang dengan Shigong Shangren, ingin beliau panjang umur dan sehat selalu maka mulailah untuk melalukan action, tunjukkan rasa cintamu melalui tindakan nyata dengan bervegetarian.


Artikel Terkait

Pelestarian Lingkungan: Tubuh Sehat, Bumi Sehat

Pelestarian Lingkungan: Tubuh Sehat, Bumi Sehat

30 November 2017
Kegiatan pelestarian lingkungan Tzu Chi di taman Kantor RW 04, Sunter Metro Jakarta pelan tapi pasti telah menularkan cinta lingkungan bagi warga sekitar. Seperti Andrianto Kurniawan yang datang bersama istri dan pamannya.
Beras Cinta Kasih untuk Kali Anyar

Beras Cinta Kasih untuk Kali Anyar

29 November 2011 Kegiatan berlangsung cukup lancar dan tertib. Meski banyak warga yang sudah mengantri dari pukul 6 pagi, tetapi tetap terlihat senyum yang menghiasi wajah mereka. Semua relawan tanpa mengenal lelah saling bekerja sama membantu warga Kali Anyar walaupun hujan turun mengguyur lokasi.
“Mama yang Terbaik”

“Mama yang Terbaik”

26 Mei 2009 Ini bukanlah sebuah kegiatan yang luar biasa, tapi karena kesibukan kita terkadang melupakannya. Perayaan Hari Ibu Sedunia yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, wilayah He Qi Utara pada hari Minggu, 24 Mei 2009, mencoba mengingatkan kembali kepada kita untuk berterimakasih kepada jasa para Ibu, melalui sebuah perbuatan kecil yang sarat makna.
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -