Berbagi Inspirasi dari Kampung Halaman Batin

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Liany (Tzu Chi Medan)


Peter Suhendra mengatakan bahwa dirinya sudah berkeliling dan mengunjungi banyak negara, namun perjalanan kali ini sangat berkesan bagi beliau karena selama perjalanan bertemu dengan orang-orang yang baik hati dan mempunyai tujuan hidup yang berarti.

Tahun ini Kamp TIMA dan Kamp Pengusaha di Taiwan dilakukan di bulan yang sama yaitu bulan September, dimana Kamp TIMA pada 11- 14  September 2019 diikuti 5 orang relawan TIMA Medan  dan Kamp Pengusaha pada 19 – 23 September 2019 dan diikuti 66 orang pengusaha. Minggu, 13 Oktober 2019 diadakan acara ramah tamah antara anggota TIMA Medan dan pengusaha untuk mendengar sharing apa yang didapat para peserta saat pulang ke kampung halaman batin insan Tzu Chi di di Hualien, Taiwan.  Kegiatan yang diikuti 49 orang ini diadakan di  Gedung Tzu Chi, Komplek Grand Jati Junction No. P-1 , Jl. Perintis Kemerdekaan Medan.

Acara ramah tamah ini dibuka oleh Indra dan dr. Willey Eliot M.Kes sebagai pembawa acara. Desnita, Ketua He Qi Medan merasa sangat bahagia karena tahun ini merupakan Kamp Pengusaha yang paling banyak pesertanya, biasanya hanya sekitar 10 orang lebih, namun tahun ini diikuti 46 orang pengusaha dan ditambah 20 orang relawan pendamping yang juga pengusaha. Total pengusaha yang ikut adalah 66 orang, 7 diantaranya dari Aceh, 1 orang pengusaha dari Bandung dan 9 orang pengusaha dari Pekanbaru dan sisanya 49 orang adalah pengusaha dari Medan. Sebuah berkah juga jika Kamp TIMA tahun ini diikuti 5 orang dokter dari Medan. “Semoga para peserta kamp bisa memetik makna yang tersirat dari setiap materi yang diberikan, dan semoga dengan mengikuti kamp bisa memupuk semangat untuk lebih giat bersumbangsih,” kata Desnita.

 

Dokter Willey Eliot M.Kes sebagai moderator dalam sharing peserta yang mewakili pengusaha dan anggota TIMA Medan.


Dokter Juskitar, Sp.Kj, Ketua TIMA Medan menjelaskan  bagaimana TIMA akan bergabung dengan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi dan akan menjadi barisan terdepan yang sampai di lokasi saat terjadi bencana.

Peter Suhendra, salah seorang pengusaha yang kerap kali mengajak teman-temannya sesama pengusaha hanya untuk bersenang-senang seperti ikut traveling atau sekedar makan-makan bersama, namun kali ini Peter mengajak teman-temannya dengan mengatakan. “Kalian jangan hanya ikut saya bersenang-senang, tapi kali ini kalian harus ikut saya menjalani masa susah selama kamp,” kata Peter. Hal ini dikatakan Peter karena dalam benaknya kamp ini akan sangat sulit dilewati dan mungkin membosankan. Namun ternyata di luar perkiraannya, kamp ini justru sangat memberikan sentuhan yang berarti baginya. “Saya sudah berkeliling dan mengunjungi banyak negara, namun perjalanan kali ini sangat berkesan bagi saya karena selama perjalanan bertemu dengan orang-orang yang baik hati dan mempunyai tujuan hidup yang berarti. Mereka juga selalu mengarahkan kami agar bisa berjalan ke jalan yang lebih berarti dan lebih baik. Jadi kamp ini merupakan momen yang sangat indah dalam hidup saya,” ungkap Peter.

Lain halnya dengan Fransiska Angreny, seorang anak pengusaha travel yang biasanya membawa para pelancong ke destinasi yang punya ikon (ciri) tersendiri, kali ini Fransiska malah tertarik dengan Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. “Barang-barang yang ada di tempat daur ulang dipilah secara detail. Selama mengikuti kamp ini saya juga banyak mendapat inspirasi dari relawan daur ulang di sana. Mereka berbagi cerita dan pengalaman,” kata Siska bersemangat.

Hal yang sama juga dirasakan dr. Lenny Wijaya. “Saya merasa kalau di tempat daur ulang di Hualien banyak relawan yang lansia, namun mereka mempunyai semangat dan mengerjakan daur ulang dengan sepenuh hati. Di usia yang sudah tua masih bisa memberikan manfaat bagi orang banyak, tidak seperti lansia pada umumnya, yang selalu beranggapan kalau sudah tua maka sudah tidak berguna lagi,” kata dr. Lenny. Menurut dr. Lenny, anggapan seperti itu yang justru membuat penyakit akan bermunculan. “Melihat semangat para lansia di Hualien membuat saya ingin mengajak para lansia di Medan agar bisa aktif seperti mereka sehingga di usia senja masih bisa bermanfaat dan bisa bersumbangsih serta mempunyai semangat yang luar biasa,” tegasnya.

 

Dr.Hedy Tan,MARS,MOG, Sp.OG mengatakan para lansia ikut bersumbangsih tenaga di daur ulang sebenarnya juga memberikan kebaikan bagi mereka, salah satunya memelihara daya ingat otak.

Dr. Hedy Tan,MARS, MOG, Sp.OG juga tertarik di Misi Pelestarian Lingkungan. Menurut dr.Hedy “Di Depo Daur Ulang Hualien, barang dipilah sedetail mungkin, contohnya kertas, dipisahkan antara kertas putih dengan kertas warna atau kertas yang ada tulisan, sampai digunting bagian tulisannya agar benar-benar menghasilkan kertas putih polos,” ungkapnya. Menurut dr. Hedy, para lansia ikut bersumbangsih tenaga di daur ulang sebenarnya juga memberikan kebaikan bagi mereka, karena dengan aktif di daur ulang akan menunda Alzheimer yaitu penurunan fungsi otak dan  penyakit yang menyerang sistem kognitif otak. Gejalanya antara lain pikun, mudah lupa, penurunan kemampuan berbahasa, mengingat ,dan berpikir.

Sedangkan  Arya Chandra, seorang pengusaha yang sudah terlebih dahulu bergabung menjadi relawan  Tzu Chi Medan bulan Agustus lalu merasakan mempunyai jodoh baik di Tzu Chi karena baru dua bulan menjadi relawan, sudah mempunyai kesempatan pulang ke kampung halaman batin. “Dengan melihat secara langsung misi-misi Tzu Chi mendorong saya untuk lebih giat bersumbangsih, salah satunya pengumpulan dana melalui donatur. Saya akan mengajak lebih banyak teman-teman untuk menjadi donatur karena dengan melihat langsung Misi Tzu Chi membuat saya lebih yakin dan percaya diri untuk mensosialisasikan Misi Tzu Chi ke calon donatur dan dengan menceritakan tentang Tzu Chi  akan mudah mengajak lebih banyak orang untuk bergabung di Tzu Chi,” kata Arya Chandra.


Sylvia Chuwardi berharap semua pengusaha dapat bersumbangsih waktu, pikiran, maupun tenaga.

Dr. Juskitar, Sp.Kj, Ketua TIMA Medan yang juga ikut Kamp TIMA dan melihat bagaimana TIMA akan bergabung dengan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi yang akan menjadi barisan terdepan yang sampai di lokasi saat terjadi bencana. “Harapan saya bila tim tanggap darurat bergerak ke lokasi bencana maka TIMA Medan akan siap mendukung,” kata Dr.Juskitar,Sp.Kj.

Sylvia Chuwardi, koordinator kegiatan ini mengatakan “Para pengusaha Medan yang ikut Kamp Pengusaha ini banyak yang pengusaha muda, dimana Master Cheng Yen mengatakan bahwa ajaran Dharma harus dilanjutkan oleh generasi muda.  Master membuat Camp Pengusaha dengan tujuan mendidik yang mampu untuk membantu yang kurang mampu dan juga membina para pengusaha untuk melepaskan kemelekatan,” katanya. Sylvia berharap bisa mengajak lebih banyak pengusaha untuk pulang ke kampung halaman batin agar mereka terinspirasi untuk bersumbangsih, baik dana, waktu, pikiran, maupun tenaga.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Berbagi Inspirasi dari Kampung Halaman Batin

Berbagi Inspirasi dari Kampung Halaman Batin

23 Oktober 2019

Minggu, 13 Oktober 2019, diadakan acara ramah tamah anggota TIMA dan Tim pengusaha untuk mendengar sharing apa yang didapat saat pulang ke rumah batin di Hua Lien yang di adakan di Gedung Tzu Chi, Komplek Grand Jati Junction No. P-1  Jln Perintis Kemerdekaan Medan lantai 5 yang diikuti 49 orang.

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -