Berbagi Kasih dan Rasa Syukur

Jurnalis : Yasmein (He Qi Selatan), Fotografer : Desi Amizir (He Qi Selatan)

Keakraban keluarga Denny Prastiyo dan relawan layaknya sebuah keluarga. Mereka pun bersama-sama bernyanyi dan melakukan shou yu Satu Keluarga.

Tepat di tengah hari pada minggu 17 Mei 2015, matahari bersinar terik, udara terasa panas menyengat, dan debu-debu berterbangan. Sesekali bau tidak sedap tercium dari saluran-saluran air di pinggir jalan. Barisan 9 orang relawan Tzu Chi He Qi Selatan terus bergerak, berbaris, dan menyusuri kawasan pemukiman padat penduduk di bilangan Ciledug, Petukangan, dan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Kali ini untuk kunjungan kasih dan sekaligus melakukan survei kasus untuk pembaruan data para penerima bantuan.

Di kelurahan Petukangan Utara, barisan relawan mengunjungi Denny Prastiyo dan keluarganya. Di rumah sederhana di ujung jalan itu, Denny bersama istri dan putri tunggalnya tinggal bersama dua keluarga lainnya. Kedua orang tuanya dan adik kandungnya yang juga telah berkeluarga dan mempunyai seorang putri.

Dalam usianya yang ke-29 tahun, Denny harus menerima kenyataan pahit, tidak bisa lagi menghidupi keluarganya. Tubuhnya terasa cepat lelah dan lemah, tidak bertenaga dan susah tidur. Semula ia dikira terserang gejala tipus. Tetapi ternyata, setelah gejala yang sama berulang kali kambuh ia dipastikan menderita gagal ginjal. Betapa bingung dan tak berdayanya Denny sekeluarga, ketika ia diharuskan melakukan cuci darah tiga kali seminggu dengan biaya yang cukup mahal. Padahal ia merupakan tulang punggung keluarganya.

Secercah harapan timbul ketika seorang teman mengusulkan supaya Denny mengajukan permohonan bantuan kasih ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Maka datanglah ia bersama Dwi Handayani, istrinya, ke Kantor Pusat Tzu Chi yang dulu masih berada di Mangga Dua, Jakarta Pusat. Sejak tahun 2013 tersebut, Denny menjadi salah seorang penerima bantuan kasih dari Yayasan Bunda Tzu Chi.

Kini, sudah hampir 3 tahun Denny menerima bantuan kasih Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Kondisi kesehatannya juga sudah jauh membaik. Cuci darah pun telah dikurangi menjadi dua kali seminggu. Denny merasa sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala bantuan materi maupun dukungan moril yang telah diterimanya. Selain itu, ia juga mempunyai kesempatan untuk berbagi kasih dan beramal membantu yang lain, ia menjadi bersemangat kembali. Siang itu ia tampak bahagia. Senyum terus mengembang dibibirnya selama para relawan berbincang dengannya. Ia bersama keluarga, Ibunda tercinta, istri dan putri tercintanya, juga sempat bernyanyi lagu Satu Keluarga sambil berbahasa isyarat tangan bersama-sama para relawan dengan penuh semangat dan sukacita.

Denny merasa berbahagia menerima kunjungan relawan Tzu Chi. Jarang-jarang ia menerima tamu sebanyak ini. Di tengah kegembiraannya, ia pun teringat bahwa ia tidak sendirian, masih banyak orang lain yang bernasip sama dengannya. Ia pun berharap supaya mereka juga bisa mendapatkan bantuan seperti dirinya.

Ibu Denny Prastiyo dengan Sukacita menunggu kedatangan relawan di ujung gang rumahnya.

Mensyukuri Segala Proses Kehidupan

Kesan yang mendalam dari kunjungan kasih dan survey kali ini juga dirasakan oleh para relawan yang ikut saat itu. Suasana penuh kasih dan sukacita dirasakan bersama, di tengah teriknya sinar matahari, debu, gerah, dan macetnya Kota Jakarta. Walaupun harus berangkat pagi-pagi di hari minggu dan sempat bertanya kiri kanan karena tidak tahu persis jalan menuju Rumah Denny Prasetyo dan keluarga, rasa lelah tidak menjadi kendala. Justru sebaliknya, dengan bersemangat dan penuh rasa syukur para relawan melaksanakan panggilan hatinya.

Sidky Shixiong merasa mendapatkan persepsi baru, jadi lebih bersyukur, karena ia bisa sehat. Sementara Didi Shijie merasa dirinya sangat beruntung, masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan. Hal yang bagi mereka yang berkecukupan dirasa biasa saja dan sepele, ternyata dapat menjadi luar biasa dan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya. Kinan Shijie pun sama, ia merasa kagum dan penuh rasa syukur, ia sekeluarga dianugrahi kesehatan dan berkecukupan. Masalah-masalah yang ada padanya rasanya tidak seberapa dibandingkan denga masalah yang menimpa Denny.

Walaupun sudah sering mengikuti kegiatan organisasi atau pun kegiatan amal, Icha Shijie merasa kagum pada Tzu Chi. Selain bantuan yang diberikan pasti sampai dan tepat sasaran karena telah disurvei terlebih dahulu, ia pun belajar berterima kasih pada para penerima bantuan. Hal-hal yang biasa ia jumpai dalam acara Gathering Gan En Hu di Jing Si Book Store kini terasa begitu nyata, sehingga ia dapat lebih paham dengan keadaan para penerima bantuan.

Denny Prastiyo dan keluarganya bersama dengan relawan. Relawan berbincang dengan ibu dan adik Denny Pratiyo dengan penuh kehangatan

Pada kesempatan yang sama, Hing kok Shixiong juga mengingatkan 2 pesan utama Master Cheng, yaitu berbakti pada orang tua dan bersyukur senantiasa dalam setiap keadaan. Dengan berempati tanpa terlarut dalam arus kehidupan para penerima bantuan, para relawan diharapkan dapat berlatih untuk berpikir objektif terhadap kasus yang dihadapi sehingga dapat memberikan bantuan dengan tulus hati dan penuh rasa syukur. Dengan demikian, para penerima bantuan juga dapat menerima bantuan yang tepat sasaran dengan penuh sukacita dan syukur di tengah-tengah permasalahan berat yang dihadapinya. Sejalan dengan waktu, mereka dapat terbantu untuk menjalani kehidupannya dengan lebih baik.


Artikel Terkait

Berbagi Kasih dan Rasa Syukur

Berbagi Kasih dan Rasa Syukur

27 Mei 2015 Sesekali bau tidak sedap tercium dari saluran-saluran air di pinggir jalan. Barisan 9 orang relawan Tzu Chi He Qi Selatan terus bergerak, berbaris, dan menyusuri kawasan pemukiman padat penduduk di bilangan Jakarta Selatan.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -