Berbagi Kasih Natal di Panti Asuhan Anak Emas

Jurnalis : Soit, Suriaty (Tzu Chi Medan), Fotografer : Julius, Yuniaty, Soit (Tzu Chi Medan)


Anak-anak sangat gembira mengikuti permainan menebak kata dengan menggunakan gerakan tangan tanpa menggunakan suara yang diikuti oleh anak-anak panti dengan didampingi oleh relawan.

Minggu, 22 Desember 2019, sebanyak 26 relawan Tzu Chi Medan yang berasal dari Kota Binjai, Medan, Tandam, Brahrang, Stabat, Tanjung Pura, dan Pangkalan Brandan mulai pukul 11 siang bergerak dari Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Binjai menuju ke Panti Asuhan Anak Emas di Kota Marelan yang berjarak ± 28 km untuk melakukan kunjungan kasih, sekaligus merayakan Natal bersama anak-anak Panti Asuhan Anak Emas. Koordinator kegiatan ini, Yenvi menuturkan, “Kunjungan kasih ini dilakukan untuk menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru serta memberikan penghiburan kepada anak-anak di panti asuhan, karena Natal kan identik dengan berkumpulnya keluarga dan pembagian kado, sedangkan anak-anak ini sudah tidak mempunyai keluarga, jadi kami relawan seperti keluarga mereka yang datang menghibur dan memberikan kado untuk anak-anak dan sembako untuk kebutuhan mereka sehari-hari.”

 

Anak-anak Panti Asuhan Anak Emas membawakan tiga buah lagu untuk menghibur relawan Tzu Chi dengan diiringi alunan suara gitar dan alat musik cajon drum box.

Acara dimulai dengan makan siang bersama, relawan dan anak-anak panti serta pengurus panti. Dalam setiap berkegiatan, relawan Tzu Chi selalu berusaha mengenalkan konsep pelestarian lingkungan, salah satunya dengan menu vegetarian yang disajikan dalam makan siang bersama ini. “Kita harus menghargai setiap butir nasi sebagai berkah, karena masih banyak anak-anak diluar sana yang tidak dapat menikmati makan siang seperti kita kali ini,” kata Angeliani, relawan Tzu Chi yang menjadi pemandu acara. Walaupun tidak ada daging dalam menu makan siang ini namun tidak mengurangi kebahagiaan anak-anak. Mereka makan dengan lahap dan nikmat.

Sehabis makan siang, Parningotan Sinaga memberikan kata sambutan sebagai tuan rumah. “Saya terinspirasi dengan kedatangan relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi, dimana sejak kedatangan mereka semuanya rapi-rapi, barang-barang disusun dengan rapi, makanan dan waktu pengambilan makanan oleh anak-anak juga disusun dengan rapi sekali. Selain itu saya juga terkesan dengan menu makanan sehat vegetarian yang disajikan. Kami akan mencoba menerapkannya, tetapi tentu saja dengan perlahan-lahan mengurangi konsumsi menu makanan dari daging, tidak langsung berhenti,“ kata Parningotan.


Relawan dan anak-anak dari Panti Asuhan Anak Emas berdoa bersama dengan diiringi lagu Cinta dan Damai.

Yenvi, relawan Tzu Chi kemudian menjelaskan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dan tujuan kedatangan mereka kali ini. “Yayasan Buddha Tzu Chi merupakan yayasan sosial kemanusiaan yang universal, tidak memandang suku, agama dan ras dalam kegiatannya,” kata Yenvi, “tujuan kedatangan relawan hari ini adalah untuk berbagi kasih kepada adik-adik sekalian.”

Relawan kemudian memperagakan lagu isyarat tangan Satu Keluarga yang diikuti oleh anak-anak Panti Asuhan Anak Emas. Gerakannya yang sederhana namun penuh makna membuat anak-anak panti masih terkesan. Mereka berulang-ulang terus memperagakannya bahkan setelah lagunya selesai. Anak-anak kemudian juga diajak bermain games menebak kata dengan gerakan tangan tanpa membuat suara.  Bagi anak-anak panti asuhan yang berhasil menebak kemudian diberikan hadiah.

”Kami satukan kasih untuk mengasihi anak negeri ini, bukan dengan kekuatanku, tapi kasih-Mu yang mengugahku, memberikan makanan bagi orang miskin, memberikan pakaian yang mereka butuhkan, memberi tumpangan bagi orang asing, kami mau lakukan, kami rela kerjakan.“ Itulah sepenggal lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak panti asuhan dengan diiringi alat musik gitar dan cajon drum box untuk menghibur relawan. Lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak panti asuhan ini memperlihatkan semangat mereka untuk dapat berbagi dan membantu orang lain.


Ati (kiri) dan Yenvi (kanan) menyerahkan suvernir kepada anak-anak Panti Asuhan Anak Emas.

Acara dilanjutkan dengan berdoa bersama dan pembagian kado untuk anak-anak panti. Kepada pengurus panti, relawan Tzu Chi memberikan bantuan sembako untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Cinta kasih hendaknya tidak membeda-bedakan ras dan negara, asalkan sebuah kehidupan, semuanya harus dihargai dan diberi perhatian.”

Terinspirasi dari Mother Teresa
“Ini merupakan panggilan jiwa, karena saya sendiri berlatar belakang juga tidak punya orang tua,” kata Parningotan Sinaga (42) ketika menceritakan awal mula berdirinya Panti Asuhan Anak Emas. Sewaktu menempuh pendidikan di Kota Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2002 beliau melihat video dokumenter tentang Mother Teresa yang merawat anak-anak yang terlantar dengan penuh kasih di Calcuta, India. Hal inilah yang memotivasi Parningotan untuk mengikuti jejak Mother Teresa. “Selain itu sewaktu mengikuti pendidikan Sekolah Kependetaan, dalam agama juga diajari untuk memberikan kasih sayang dan perhatian kepada orang-orang yang terabaikan seperti anak-anak ini,” tambah Parningotan Sinaga. Hal inilah yang kemudian membuat beliau bertekad untuk mendirikan Panti Asuhan Anak Emas.

 

Rita Hamdani (kiri) dan Yenvi (kanan) membungkuk “berterima kasih” atas kesempatan untuk berbuat baik  yang telah diberikan oleh pengurus Panti Asuhan Anak Emas dalam penyerahan sembako secara simbolis.

Setelah menyelesaikan pendidikan Parningotan  kembali ke kota kelahirannya, Kota Medan pada tahun 2005 dan mulai mengumpulkan anak-anak jalanan di sekitar Kota Medan sampai akhirnya mendirikan Panti Asuhan Anak Emas di tahun 2007. Saat ini ada sebanyak 39 anak-anak usia 1 sampai 20 tahun yang tinggal di Panti Asuhan Anak Emas dengan lima pengurus yang selalu memberikan perhatian kepada mereka.

Parningotan Sinaga sendiri mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi dari tayangan DAAI TV sejak 8 tahun yang lalu. Ia suka mendengar ceramah Master Cheng Yen. “Ada makna luar biasa mengenai kehidupan, bahwa manusia itu semua setara dihadapan Sang Pencipta, cinta kasih itu tidak memandang perbedaan,” ungkapnya, “Semoga setiap manusia menyadari kehidupan ini bukan hanya mengenai diri sendiri, tapi bagaimana bisa berguna untuk orang lain. Semoga kedatangan relawan Tzu Chi ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk berbuat kebajikan.”

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Berbagi Kasih Natal di Panti Asuhan Anak Emas

Berbagi Kasih Natal di Panti Asuhan Anak Emas

23 Desember 2019

Minggu, 22 Desember 2019, sebanyak 26 relawan Tzu Chi Medan mengunjungi Panti Asuhan Anak Emas untuk berbagi kebahagiaan dengan merayakan Natal bersama dengan 39 anak dan 2 orang pengurus panti.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -