Berbagi Semangat Budaya Humanis

Jurnalis : Yenny, Fotografer : Praditya EP

Sebanyak 10 guru dari Sekolah Pahoa berkunjung ke Tzu Chi University Continuing Education Center untuk mengenal lebih dalam budaya humanis Tzu Chi .

Yayasan Buddha  Tzu Chi memiliki 4 misi  yang mana salah satunya ialah misi  Pendidikan. Dalam menjalankan misi tersebut,  yayasan nirlaba ini juga berbagi dengan para guru dari sekolah-sekolah  lain mengenai  budaya humanis Tzu Chi. Seperti halnya pada hari Jumat, 24 Juli 2015 Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) mengadakan pelatihan Budaya Humanis kepada  10 orang guru dari sekolah Pahoa, Tangerang. Acara diadakan di Gedung Gan En, Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00.

Pelatihan budaya humanis ini dimulai dengan mengajak guru-guru Pahoa untuk berkeliling  Aula Jing Si dengan dipimpin langsung oleh koordinator acara yaitu Agus Hartono. Para peserta pelatihan sangat antusias untuk bertanya mengenai seputar Tzu Chi, kegiatan-kegiatan, serta isi dari setiap ruangan yang mereka kunjungi. Setelah berkeliling, para peserta mulai mengikuti kelas demi kelas budaya humanis yang telah disiapkan oleh para panitia acara. Mulai dari kelas merangkai bunga, kelas menyuguhkan teh, kelas kaligrafi,  dan kelas pembelajaran budi pekerti dengan kata perenungan Master Cheng Yen.  “Jadi sebenarnya melalui merangkai bunga atau penyuguhan teh itu intinya kita belajar melatih diri supaya kita lebih menenangkan hati kita, melatih kesabaran kita dan bagaimana kita bisa mengikis sedikit demi sedikit kebiasaan buruk kita menjadi yang lebih baik.” jelas Rosvita Widjaja selaku panitia pelatihan.

Selain mengenal budaya humanis Tzu Chi, Agus Hartono (kanan)  juga mengajak para guru juga untuk berkeliling Aula Jing Si dan melihat sejarah perjalanan Tzu Chi. 

Rosvita Widjaja, panitia acara juga berbagi mengenai eco- enzim yang dibuat dari bahan sisa buah-buahan yang berguna untuk mengepel lantai dan mencuci piring

Di kelas pembelajaran budi pekerti dengan kata perenungan Master Cheng Yen, sebanyak 9 peserta perempuan dan 1 peserta laki-laki  ini diajarkan dan diberikan pemahaman pentingnya berbudaya humanis serta bagaimana membuat anak-anak juga ikut berbudaya humanis. Selain itu, berbagai permainan kreatif dan cerita disampaikan oleh Ernie Lindawati  atau akrab disapa Mei Rong dan tim untuk kelak dapat dipakai oleh guru-guru sekolah Pahoa ini kepada murid-muridnya.

Guru pendidikan moral di Sekolah Pahoa, Pramana Winardi (kanan) mengatakan jika ia mendapat banyak pelajaran yang bisa ia praktikan nanti di sekolah.

Dengan mengikuti serangkaian acara pada hari itu, guru pendidikan moral dari sekolah Pahoa yaitu Pramana Winardi mengatakan bahwa ,“ Dengan adanya acara ini kami menyadari bahwa sebelum kami mendidik siswa kami, kami harus mendidik diri sendiri dulu. Karena guru-guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik. Guru-guru mempunyai tanggung jawab moral untuk mendidik anak di samping kemampuan akademis yang tinggi juga moral yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat pada umumnya”.

Sebagai kenang-kenangan, para guru Sekolah Pahoa dan panitia acara berfoto bersama di lantai 4 Aula Jing Si


Artikel Terkait

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -