Berbuat Baik Tidak Cukup Saya Seorang

Jurnalis : Dora Tan (He Qi Utara 1), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara 1)


Streisand sebagai MC mengingatkan para peserta akan pesan Master Cheng Yen yaitu “莫忘那一年, 莫忘那一念” yang artinya, “jangan lupa akan sebersit niat yang timbul pada saat itu”.

Menjelang pergantian tahun 2020, relawan Tzu Chi komunitas Heqi Utara 1 kembali melaksanakan training relawan pertama untuk tahun depan. Dengan menargetkan peserta relawan berseragam abu putih, kegiatan ini diadakan pada Minggu, 24 November 2019 dari pukul 08.00 – 12.00 WIB di Gedung Gan En lantai 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pelatihan tahunan ini diikuti oleh 36 relawan sebagai panitia, 16 relawan mentor dan 131 peserta training dari berbagai latar belakang yang berbeda. Mulai dari guru Tzu Chi School, orang tua murid yang tergabung dalam Da Ai Mama, karyawan PT. Intisumber Bajasakti, karyawan Sirtu Alam Makmur Group beserta anak perusahaannya, PT. Samudra Marine Indonesia, serta relawan dalam kota dan Jambi.

Pelatihan yang berlangsung selama 4 jam ini mengupas tentang filosofi Yayasan Buddha Tzu Chi, pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen, visi dan misi kemanusiaan yang dijunjung dan dijalankan oleh yayasan selama ini, perkenalan struktur fungsionalis yayasan serta budaya humanis yang diterapkan di Tzu Chi.

 

Sebanyak 131 peserta training terdiri dari para guru Tzu Chi School, orang tua murid kelas budi pekerti, karyawan PT. Intisumber Bajasakti, Sirtu Alam Makmur Group, PT. Samudra Marine Indonesia, serta relawan dalam kota dan Jambi.


Dalam pelatihan pertama ini materi yang dibagikan lebih terfokus pada Misi Amal Tzu Chi yaitu celengan bambu.

Dalam pelatihan pertama ini materi yang dibagikan lebih terfokus pada Misi Amal Tzu Chi yaitu celengan bambu. Misi amal merupakan misi pertama, tonggak awal berdirinya yayasan, oleh karena itu setiap relawan diharapkan tidak hanya menggalang dana saja namun juga bisa menggalang hati banyak orang agar memiliki sebersit niat baik setiap harinya. Streisand selaku MC, juga selalu mengingatkan para peserta akan pesan Master Cheng Yen “莫忘那一年, 莫忘那一念” yang artinya, “jangan lupa akan sebersit niat yang timbul pada saat itu”.

Pelatihan ini ditutup dengan sharing oleh beberapa peserta. Diawali oleh Jummadi, koordinator relawan PT. Samudra Marine Indonesia di Serang, yang merasa bersyukur telah diundang dan dapat berkumpul dengan orang-orang baik. “Dan memang niat kami, bersama tim, hari ini untuk menuntut ilmu untuk menjadi lebih baik karena Tzu Chi luar biasa memberikan kebahagiaan, bagaimana kita bisa memberikan kebahagiaan dan meniadakan penderitaan. Tapi sebelum kita memberikan kebahagiaan, kita bahagia dulu. Mudah-mudahan kami bisa bersama-sama terus, berkomitmen untuk menyampaikan kebaikan dan menularkan kebajikan,” ucap Jummadi di depan para peserta training lainnya.

 

Jummadi (belakang, empat dari kanan) di antara 35 karyawan Sirtu Alam Makmur dan PT.Samudra Marine Indonesia yang hari itu sama-sama bergabung menjadi relawan Abu Putih Tzu Chi, dipimpin Edy Wiranto (tengah, berdasi).


Dewi Herawati (tengah, jilbab), istri dari salah satu karyawan PT. Intisumber Bajasakti ini inisiatif datang mengikuti pelatihan karena ketertarikannya pada Tzu Chi dan celengan bambu.

“Saya tertarik di Tzu Chi ini kenapa, karena di sini ada celengan bambu, kenapa tidak, saya ingin ada seperti itu di desa. Dan saya ingin mengembangkan tidak hanya di desa saja, tapi saya ingin belajar ke daerah-daerah lain. Makanya di sini Alhamdulilah saya ada tawaran mau gak jadi relawan Tzu Chi, ada undangan training, saya langsung mau untuk belajar di sini,” tutur Dewi Herawati, istri dari salah satu karyawan PT. Intisumber Bajasakti yang hadir dalam pelatihan ini.

Widymulia, salah satu karyawan PT. Intisumber Bajasakti Cikupa yang mengikuti pelatihan pertama, awalnya terpaksa membantu baksos kesehatan yang diadakan perusahaannya bersama Tzu Chi namun dirinya kemudian merasa terpanggil untuk mengikuti baksos selanjutnya. Kini Widy bahkan memutuskan untuk bergabung di barisan relawan Tzu Chi. “Setelah saya ikut, saya menjadi bagian dari acara itu, saya merasa ada kebanggaan dari diri sendiri bahwa ternyata walaupun apa yang saya lakukan itu kecil tapi ternyata saya bisa bermanfaat untuk 600 pasien yang datang. Saya mau jadi bagian dari Tzu Chi, saya pengen belajar lebih banyak lagi, saya ingin melakukan hal yang lebih banyak untuk banyak orang lagi,” ungkap Widy.

 

Widymulia, salah satu karyawan PT. Intisumber Bajasakti Cikupa memutuskan untuk bergabung di barisan relawan Tzu Chi, karena melalui baksos yang pernah diikutinya, ia menyadari walaupun tindakannya kecil, namun sudah dapat memberi manfaat bagi orang banyak.


Susanti (kanan), sendirian datang dari Jambi untuk mengikuti pelatihan ini. Ia pun telah menjalankan pelestarian lingkungan dengan karyawan di tokonya. Barang-barang daur ulang yang terkumpul kini disumbangkan ke Tzu Chi untuk dana amal.

Selain itu ada relawan asal Jambi, Susanti yang mendapatkan inspirasi dari materi celengan bambu di training hari ini. “Duit itu walaupun kecil tapi bisa membantu orang susah, untuk baksos, jadi kita bisa jelasin duit itu bisa untuk apa.” Susanti yang kesehariannya adalah wiraswasta ini telah menjalankan pelestarian lingkungan dengan karyawan di tokonya. Barang-barang daur ulang yang terkumpul kini disumbangkan ke Tzu Chi untuk dana amal.

Setelah mendengar sebersit niat dari para peserta, Yuli Natalia, selaku Ketua He Qi Utara 1 mengungkapkan rasa syukur dan haru karena banyak Shixiong-shijie yang datang dari daerah luar Jakarta dan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Yuli Natalia juga mengingatkan relawan untuk saling bekerja sama mendukung wilayah yang tergabung dalam komunitas He Qi Utara 1. “Sebenarnya walaupun kita belum ikut training tapi sebenarnya kita sudah jalankan sistem 4 in 1, karena di tempat lokasi paling terdekat adalah Xie Li. Xie Li sudah gotong royong, kalau tidak ada anggota Xie Li, tidak mungkin ada He Xin, tidak mungkin ada Tzu Chi di hari ini. Hari ini di sini dengar apa, pulang bisa dilaksanakan setiap hari,” harap Yuli.

 

Yuli Natalia, selaku ketua He Qi Utara 1, mengungkapkan rasa syukur dan haru karena banyak shixiong-shijie yang datang dari luar kota Jakarta dan harus menempuh perjalanan cukup jauh. Ia juga berpesan agar relawan yang tergabung di komunitas ini dapat bekerja sama dengan harmonis.

Selain Yuli Natalia, pelatihan ini juga dihadiri oleh Edy Wiranto selaku pemilik Sirtu Alam Makmur Group, yang berkontribusi tidak hanya sebagai relawan mentor saat training namun juga mentor di perusahaannya. Relawan yang telah dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi di tahun 2019 ini berharap karyawannya dapat semakin mengenal dunia Tzu Chi. “Harapan saya ke depan semoga akan semakin banyak karyawan dari perusahaan kami yang dapat bergabung menjadi relawan Tzu Chi sehingga baik dalam menjalani dunia usaha dan bersumbangsih kepada masyarakat dapat berjalan beriringan dengan seimbang,” kata Edy Wiranto.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Menggenggam Kesempatan Bersumbangsih

Menggenggam Kesempatan Bersumbangsih

27 September 2019
Pelatihan Relawan Abu Putih ke-4 tahun 2019 diadakan di ruang Fu Hui Ting, Jing Si Hall lantai 2, PIK, Jakarta Utara pada tanggal 22 September 2019. Dihadiri oleh relawan dari He Qi Utara 1 sebanyak 90 peserta, He Qi Utara 2 dengan 59 peserta, 18 mentor, dan 52 orang panitia.
Berbuat Baik Tidak Cukup Saya Seorang

Berbuat Baik Tidak Cukup Saya Seorang

02 Desember 2019

Pelatihan Relawan Abu Putih komunitas He Qi Utara 1 ini diadakan pada Minggu, 24 November 2019 di Aula Jing Si Jakarta, Gedung Gan En lt.3, dengan jumlah peserta 131 orang, didominasi oleh relawan yang tergabung dari guru Tzu Chi School, orang tua murid kelas budi pekerti, karyawan PT. Intisumber Bajasakti, Sirtu Alam Makmur, dan PT. Samudra Marine Indonesia.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -