Bersiap Menjadi Bagian untuk Mengabadikan Sejarah Tzu Chi

Jurnalis : Sofian Agung Wijaya (Tzu Chi Batam), Fotografer : Sofian Agung Wijaya (Tzu Chi Batam)


Mathias, pembicara tamu mengajarkan peserta bagaimana mengoperasikan kamera video yang benar.

Pada 15 dan 17 November 2019 relawan Zhen Shan Mei (dokumentasi) Tzu Chi Batam menyelenggarakan Workshop Videografi, yang dibagi dalam 2 sesi. Sesi Pertama: Pengenalan Kamera Video pada 15 November 2019 dan Sesi Kedua: Sesi Pengembilan dan Penyuntingan Video pada 17 November 2019.

Ide dari penyelenggaraan workshop ini bermula dari sumbangan seorang pengusaha berupa 2 camera video profesional kepada tim Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam beberapa waktu lalu. Niat baik ini pun berkembang menjadi ide untuk mengajak lebih banyak relawan untuk berpartisipasi di Zhen Shan Mei.

Supardi, koordinator acara mengatakan bahwa, “Banyak orang merasa videografer atau fotografer membutuhkan jiwa seni atau keterampilan khusus, tapi sebenarnya semua orang bisa menjadi fotografer atau videografer.” Melalui pelatihan ini, Supardi berharap setiap peserta bisa sadar bahwa pengambilan video atau pun penyuntingan video sebenarnya tidak susah.

Sesi Pengenalan Kamera Video
Pada sesi pertama workshop, Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam mengundang praktisi videografer: Mathias, Theo, Steven, dan Hakim untuk berbagi tips & tricks dalam mengoperasikan berbagai perangkat video camera.


Andie Young, salah seorang pembimbing, mengarahkan peserta bagaimana mengatur komposisi gambar.

Mathias menyampaikan bahwa, perkembangan teknologi di bidang videografi sudah sangat pesat. Pengambilan video profesional cukup menggunakan perangkat camera DSLR atau mirrorless yang jauh lebih ringan dan kecil dibandingkan perangkat video jaman dulu.

Setelah penjelasan sederhana beberapa fitur di video camera dan konsep segitiga pencahayaan (Aperture, ISO, dan Shutter Speed), Mathias mempersilakan para peserta untuk mengoperasikan langsung perangkat video camera. Awalnya peserta tampak ragu namun setelah mendapat dorongan semangat dari tim Zhen Shan Mei, semua peserta menghampiri perangkat dan bergantian mencoba mengoperasikan perangkat yang tersedia.

Sesi Pertama terasa sangat singkat. Walau hari sudah malam dan telah melewati waktu yang disediakan panitia, para peserta masih menyimpan banyak pertanyaan terhadap perangkat yang ada. Menurut salah satu peserta, Desfrayona, workshop ini sangat menarik karena mempelajari hal yang baru. Jika teori dasarnya bisa lebih memadai, akan lebih mudah diikuti oleh peserta yang masih sangat awam terhadap kamera. Desfrayona berharap ke depan akan ada kelanjutan dari workshop ini.

Pengembilan Gambar yang Menarik
Sesi Kedua workshop dimulai Minggu pagi pukul 07.00 WIB, di mana para peserta dibagi dalam grup untuk meliput video langsung ke lokasi pelestarian lingkungan. Setiap peserta dipinjamkan memory card untuk menyimpan rekaman masing-masing. Hasil rekaman kemudian disunting secara bergantian di kelas.


Relawan belajar memposisikan kamera saat melakukan sesi wawancara.

Sebelum berangkat, para peserta diwajibkan untuk mendata dan memeriksa kelengkapan setiap perangkat yang dibawa. Perangkat seperti earphone dan mic juga diuji agar berfungsi dengan baik. Semua pemeriksaan ini bertujuan untuk pencegah kegagalan peliputan akibat faktor teknis. Setelah pengecekan dan pendataan selesai, para peserta berangkat bersama pembimbing ke lokasi yang telah ditentukan.

Di lokasi, sambil mendengarkan secara seksama arahan dari pembimbingnya, peserta bergantian mengambil video proses pemilahan sampah daur ulang. Ada yang mengambil gambar dari sudut yang sederhana, ada juga yang mulai berani bereksperimen dengan angle yang berbeda, merangkai cerita yang mereka temukan dari sudut pandang masing-masing. Para pembimbing dengan sabar menjelaskan beberapa teknik pengambilan gambar yang praktis untuk mengurangi beban penyuntingan.

Juanna dan Marhina meliput pelestarian lingkungan di Gudang Satu, Batam Center, di bawah bimbingan Andie Young. Sejak tiba di lokasi, tim liputan telah dijelaskan jenis scene yang perlu diambil: wide, middle, dan close up. Andie mengajarkan rasio obyek di dalam layar agar dapat menonjolkan obyek utama dalam scene tersebut. Andie juga mengingatkan perlunya relevansi antara scene satu dengan yang lain, agar membentuk cerita yang berurutan.


Usai mengambil gambar, para peserta langsung menyunting hasil liputan mereka masing-masing.

Tim liputan yang dibimbing oleh Roberto, melakukan liputan di Marina Park, Lubuk Baja. Tim ini lebih berfokus dalam mengambil rekaman wawancara relawan. Dibantu oleh Agus yang telah lama bergabung di Zhen Shan Mei, peserta mendapat berbagai teknik praktis dalam menghasilkan video wawancara yang baik.

Sepulang dari lokasi pelestarian lingkungan, mereka kembali ke kelas di lantai 4 Aula Jing Si. Di sana peserta telah ditunggu oleh sajian teh dingin dan mi siam yang lezat dengan porsi yang sangat memadai yang telah disediakan sepenuh hati oleh Megawati, relawan Komite Tzu Chi Batam.

Proses Penyuntingan
Selesai makan dan melepas dahaga, Supardi memberikan panduan singkat cara penyuntingan video. Masing-masing tim disediakan 1 laptop untuk bergantian menyunting gambar yang tersimpan. Hasil penyuntingan diberikan kepada Supardi untuk dibahas bersama di layar utama.

Proses penyuntingan memakan waktu cukup lama, walau hanya untuk menghasilkan video berdurasi 20 detik. Pada saat penyuntingan para peserta seolah-olah tenggelam ke dalam dunianya masing-masing. Berupaya mengingat dan merealisasi imajinasi yang muncul pada saat pengambilan gambar. Karena waktu terbatas, Supardi hanya dapat membahas beberapa dari hasil penyuntingan.


Supardi, koordinator acara memberikan penjelasan cara penggunaan aplikasi penyuntingan video.

Menurut Andie, waktu yang disediakan terlalu singkat untuk menggabungkan video. Dan ini cukup disayangkan karena rekaman yang diambil peserta bisa menghasilkan video yang bagus jika tersedia waktu yang cukup.

Menurut Marhina, anggota tim liputan Andie, workshop ini menarik karena sejak awal sudah disajikan hal-hal yang baru. Banyak tips yang diberikan. Penyampaian juga teratur. Bagi awam, tidak merasa kebingungan, langsung dapat dimengerti dan cepat dapat diaplikasikan di lapangan. Marhina juga bersedia ikut membantu dalam peliputan tim Zhen Shan Mei.

Sebersit niat baik donatur telah membawa riak gelombang progresif dalam Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam karena sepenggal video yang menyentuh dapat menggugah hati pemirsa, membangkitkan kasih sayang terhadap sesama manusia dan lingkungan.

Editor: Metta Wulandari 

Artikel Terkait

Bersiap Menjadi Bagian untuk Mengabadikan Sejarah Tzu Chi

Bersiap Menjadi Bagian untuk Mengabadikan Sejarah Tzu Chi

26 November 2019

Banyaknya kegiatan dan minimnya relawan video mendorong tim ZSM Batam untuk menyelenggarakan Workshop Videografi karena sepenggal video yang menyentuh dapat menggugah hati pemirsa dan membangkitkan kasih sayang terhadap sesama manusia serta lingkungan.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -