Bersukacita di Bulan Tujuh Penuh Berkah

Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)

doc tzu chi

Dalam Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah yang digelar Tzu Chi Tebing Tinggi, Minggu 17 September 2017, tamu undangan mengisi doa dan ikrar de daun Bodhi.

Bulan Tujuh Lunar adalah bulan penuh berkah, bulan bersukacita dan bulan berbakti pada orang tua. Tetapi di masyarakat awam, masih banyak pandangan keliru di mana bulan tujuh dianggap sebagai bulan hantu atau bulan yang tidak baik. Tradisi membakar kertas sembahyang dalam jumlah banyak, dan memberi persembahan berupa makanan daging hewan masih banyak dijumpai.

Untuk menghimbau agar setiap orang memiliki keyakinan dan kebijaksanaan yang benar, Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu, 17 September 2017. Sebelumnya pada bulan Agustus, Tzu Chi Tebing Tinggi telah mengadakan sosialisasi makna bulan tujuh dan juga pola hidup bervegetarian. Di antaranya melalui Vegetarian Food Festival.

Doa bersama ini dihadiri berbagai lapisan masyarakat dari berbagai agama, organisasi, dan juga tokoh masyarakat. Doa bersama ini berlangsung khidmat.  Saat tamu undangan memasuki pintu utama, relawan memandu mereka untuk menuliskan doa dan ikrar pada Daun Bodhi sebagai wujud pelimpahan jasa kepada leluhur.

Pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak “Lukisan Anak Kambing Berlutut (Gui Yang Du)” oleh siswa-siswi sekolah Perguruan kharisma dan relawan Tzu Chi Tebing Tinggi.

Acara dimulai dengan pementasan genderang dan genta sebagai wujud semangat ajaran Jingsi dalam mewariskan mazhab Tzu Chi dengan hymne Jingsi. Kemudian sebanyak 24 relawan membawa persembahan pelita, bunga, dan buah dengan tulus dan hormat yang diiringi dengan lagu Pendupaan.

Dalam kegiatan ini juga ditayangkan Ceramah Master Cheng Yen tentang cerita putri Brahmana yang menyelamatkan ibundanya. Semasa hidup, ibunda putri Brahmana ini sangat serakah dengan banyak mengonsumsi banyak makhluk hidup sehingga terjerumus dalam alam sangsara. Putri Brahmana yang sangat percaya dan menghormati Tiga Permata melakukan banyak kebajikan untuk mengumpulkan pahala kebajikan demi menyelamatkan ibundanya.

Setelah itu, ditayangkan juga juga Ceramah Master Cheng Yen tentang bulan tujuh penuh berkah dengan keyakinan benar. Dalam ceramahnya Master menjelaskan makna Ulambana yang sesungguhnya, di mana membunuh makhluk bernyawa berarti menciptakan karma buruk. Itu sebabnya Master Cheng Yen sering mengimbau kepada semua orang agar bervegetaris dan melindungi kehidupan sesama makhluk hidup demi menanam benih keberkahan. Dengan menghargai kehidupan barulah akan mendatangkan pahala besar.

Pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak yang dibawakan oleh 35 siswa-siswi Perguruan Kharisma dan para relawan membuat tamu undangan yang hadir terkesima. Ditambah lagi dengan isyarat tangan “Lukisan Anak Kambing Berlutut (Gui Yang Du)”. Sementara itu relawan dari Desa Laut Tador dan beberapa relawan Tzu Chi Tebing Tinggi menampilkan sebuah bahasa isyarat tangan yang berjudul “Lan Se De Di Qiu”.

Pementasan Sutra Bakti Seorang Anak ini bertujuan membimbing setiap orang agar tahu budi luhur orangtua sangat besar, dan senantiasa berbakti kepada orangtua dengan tidak membuat mereka khawatir. Jelas Kan Liang, relawan Tzu Chi.

Para tamu  yang hadir dipandu oleh relawan maju ke depan altar untuk berdoa.


Doa bersama ini dihadiri berbagai lapisan masyarakat dari berbagai agama, organisasi, dan juga tokoh masyarakat.

“Orangtua telah mengorbankan jiwa dan raga demi membesarkan buah hati. Mereka begitu menderita dari mulai mengandung, merawat, dan membesarkan kita. Anak sudah besar orangtua masih khawatir pada kita. Berbakti kepada orangtua adalah induk dari segala pahala kebajikan,” jelasnya.

Sukacita dirasakan Erna Chin, salah seorang tamu. “Kalau di Tzu Chi saya merasakan kesakralannya, kedisiplinanya,” kata Erna.

Dengan penuh khidmat dan tulus, para tamu undangan yang hadir dipandu oleh relawan maju ke depan altar untuk berdoa. Sebelum pulang, para tamu undangan menggantungkan daun Bodhi ke pohon berikrar yang telah disediakan relawan. Acara Bulan Tujuh Penuh Berkah pun ditutup dengan memanjatkan doa atau Qi Dao.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -