Bersyukur dan Bertekad Menyebarkan Cinta Kasih

Jurnalis : Giok Chin Lie, Felicite, Angela Maria (He Qi Timur), Fotografer : Giok Chin Lie, Felicite, Angela Maria (He Qi Timur)

Brilianto Pratama (14 tahun), salah satu Gan En Hu turut melakukan pemilahan sampah daur ulang.

Pagi itu Depo Pelestarian Lingkungan di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara sudah ramai dengan berbagai aktivitas relawan dan juga para penerima bantuan Tzu Chi atau Gan En Hu.  Kali ini, Minggu, 6 November 2016, jumlah relawan yang datang sebanyak 26 orang, relawan ini dari komunitas He Qi Timur, Hu Ai Kelapa Gading. Sementara penerima bantuan yang datang sebanyak 38 orang. Sebagian melakukan kegiatan daur ulang sampah botol plastik, sementara lainnya membersihkan ruang aula yang biasanya digunakan untuk pertemuan. Beberapa relawan juga tampak menyiapkan berkas-berkas dan formulir penerima bantuan.

Penerima bantuan di He Qi Timur sendiri terbagi dalam beberapa wilayah, seperti Koja, Tanjung Priok, Cilincing, sebagian wilayah Bekasi Kota, Jatinegara, Pondok Kopi, dan Pondok Gede. Umumnya para penerima bantuan ini berasal dari golongan menengah ke bawah.

“Di He Qi Timur, Hu Ai Kelapa Gading, kita berikan bantuan dalam bentuk bantuan pengobatan, bantuan biaya hidup, biaya anak sekolah.  Ada juga yang menyumbangkan kursi roda,” kata Kartini Hasan,” jelas Kartini Hasan dari tim misi amal sosial komunitas He Qi Timur.

Lilis Suryani (34 tahun), salah satu penerima bantuan Tzu Chi sangat bersyukur bisa dibantu. Ia menerima bantuan Tzu Chi sejak tahun 1999 silam. Saat itu ia mengalami gangguan kebocoran di jantungnya. Jodoh baik mempertemukan Lilis dengan salah seorang tetangganya yang kebetulan seorang relawan Tzu Chi. saat itu masih belum ada fasilitas BPJS.

Kini kondisi jantungnya sudah membaik. Tetapi ada masalah berikutnya, putra satu-satunya, Gilang Cahya Ramadhan yang berusia 11 tahun mengalami gangguan pendengaran sejak berusia tujuh tahun. Lilis pun kemudian mengajukan bantuan lagi ke Tzu Chi untuk pemasangan alat bantu dengar bagi Gilang.

“Banyak banget manfaat nya. Saya cuma bisa bilang banyak-banyak terima kasih sudah dibantu dari saya sakit, sampai saya sehat, sampai saya punya anak, walaupun Gilang ada kekurangan, tapi Alhamdulillah ada jalan keluarnya juga. Tzu Chi benar-benar tujuannya membantu, tidak memandang dari agama apa. Harapannya Tzu Chi bisa berkembang lebih luas lagi, bisa membantu lebih lagi bagi yang benar-benar membutuhkan,” harap Lilis.

 

Para penerima bantuan berdoa agar cinta kasih dapat terus tersebar. 

Brilianto juga mendapat bingkisan tiga majalah Tzu Chi Edisi Bulan Oktober 2016.

Rasa syukur juga dirasakan Brilianto Pratama (14 tahun) yang menerima bantuan anak asuh dan biaya sekolah. Siswa SMP Strada Bekasi ini setiap bulan minggu pertama selalu datang sendiri mengambil dana bantuannya. Saat menunggu giliran dipanggil untuk menerima bantuannya, Brilianto tidak berdiam diri saja, tetapi ikut membantu memilah botol-botol plastik di Depo Pelestarian Pegangsaan Dua ini.

Bermula saat Brilianto, anak sulung dari empat bersaudara ini hampir tamat SD tahun 2014 dan berencana melanjutkan studi ke tingkat SMP, tiba-tiba kondisi keluargnya terpuruk. Ayah Brilianto yang sebelumnya bekerja pelayanan di salah satu gereja, tiba-tiba tidak dapat bekerja lagi.

Suatu hari, ayah Brilianto dikenalkan tentang Tzu Chi oleh salah seorang temannya. Ayah Brilianto kemudian mengajukan bantuan ke kantor Tzu Chi yang ada di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur. Sejak rutin menerima bantuan biaya sekolah dari Tzu Chi, perlahan-lahan kondisi Brilianto membaik. “Satu, bisa terbantu dari sekolahnya sendiri. Terus manfaat lain yang dirasain, banyak banget ya, seperti di depo pelestarian lingkungan ini, kita belajar daur ulang sama-sama, saya jadi sadar sendiri kalau ada manfaatnya, tidak buat saya saja tapi buat orang lain juga,” kata Brilianto.

Dalam kegiatan Gan En Hu kali ini, Brilianto juga mendapat bingkisan tiga majalah Tzu Chi Edisi Bulan Oktober 2016. Salah satu rubrik artikel majalah tersebut memuat cerita semangat Brilianto yang walaupun sebagai penerima bantuan, tetapi masih mau peduli dengan pelestarian lingkungan. Brilianto merasa makin termotivasi untuk membagikan cinta kasih yang sudah didapatnya dari Tzu Chi, dengan membawa majalah Tzu Chi ini kepada teman-teman dan guru-guru di sekolahnya. Karena saya sudah melakukan semua ini, akhirnya saya bisa dapat majalah in. Ingin diberikan ke sekolah ya, supaya apa yang saya lakukan bisa diketahui orang lain. Harapannya bukan cuma saya yang lakukan hal ini, biar semua orang lain juga,” tambahnya lagi.

 


Artikel Terkait

Berakhir Happy Ending, Kisah Pendampingan Relawan Tzu Chi

Berakhir Happy Ending, Kisah Pendampingan Relawan Tzu Chi

24 Januari 2021

Bagai mengurai benang yang kusut. Begitulah gambaran dari tugas yang diemban Denasari dan tim relawan Tzu Chi di Bekasi saat mendampingi keluarga penerima bantuan Tzu Chi atas nama Nova. Nova mengalami pendarahan otak akibat jatuh dari lantai dua.

Berkumpul Bersama Para Penerima Bantuan

Berkumpul Bersama Para Penerima Bantuan

13 Maret 2020
Untuk kedua kalinya Tzu Chi Surabaya menyelenggarakan acara Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi. Kegiatan pada 8 Maret 2020 itu memberikan penyuluhan dengan tema Atasi Risiko Jatuh yang ditujukkan bagi penerima bantuan yang didominasi oleh lansia.
Tak Ingin Sekadar Diberi

Tak Ingin Sekadar Diberi

29 Juli 2020

Bambang Haryanto (60) merupakan seorang penginjil yang menjadi penerima bantuan Tzu Chi. Ia menerima bantuan biaya hidup, sudah dua tahun ini. Tak ingin sekadar menerima, ia juga ingin memberi. Setiap Selasa dan Kamis ia datang ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk membantu memilah sampah daur ulang. 

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -