Doa Jutaan Insan dalam Suasana yang Berbeda

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Hadi Pranoto, Fotografer : Arimami Suryo A.


Doa Jutaan Insan tahun ini diselenggarakan secara online melalui media sosial (YouTube, Facebook, dan Instagram Tzu Chi Indonesia). 

Peringatan tiga hari besar; Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu 10 Mei 2020 berlangsung dalam suasana yang berbeda dari biasanya. Karena wabah virus corona, peringatan tiga hari besar ini pun diselenggarakan secara Live Streaming di media sosial (YouTube, Facebook, dan Instagram Tzu Chi Indonesia).

Meski dilakukan secara online, namun bagi Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, hal ini tak mengurangi kekhidmatan acara.

“Walau kita tidak bisa berkumpul seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi saya yakin kita semua bersatu hati, kita semua melakukan ritual Waisak dengan tulus dan mawas diri di manapun kita berada,” ujar Liu Su Mei.


Meski peringatan tiga hari besar diselenggarakan secara Live Streaming, Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei masih dapat merasakan suasana khidmat.

Acara Waisak kali ini dimulai dengan prosesi pemandian Rupang Buddha, lalu talkshow tentang Tulus Bervegetaris Menghargai Kehidupan yang dibawakan oleh Dr. Drs. Susianto, MKM. Selain itu ada juga sharing dari penanggung jawab pemberian bantuan kebutuhan medis Tzu Chi di masa pandemi corona ini, yakni Hong Tjhin, relawan Tzu Chi dan CEO DAAI TV Indonesia, serta Suriadi, Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia.

Hong Tjhin menuturkan perayaan tiga hari besar yang berlangsung dalam suasana keprihatinan akibat pandemi Covid-19 ini mengingatkannya pada memori tahun 2015. Saat itu para relawan Tzu Chi Indonesia berada di Nepal guna memberi bantuan gempa di sana.

“Waktu itu habis gempa besar dan masih terjadi gempa susulan. Kita merayakan Waisak dengan sangat sederhana, apa adanya, seperti situasi yang kurang kondusif saat ini. Tapi secara spiritual kita tetap turun tangan untuk mewujudkan cinta kasih dalam tindakan nyata,” tutur Hong Tjhin. 

Membantu Pemerintah Tangani Wabah Covid-19
Sementara itu terkait upaya Tzu Chi Indonesia dalam membantu pemerintah menangani wabah Covid-19, Hong Tjhin berujar, pada bantuan tahap pertama, Tzu Chi Indonesia membeli satu juta rapid test kit. Begitu tiba di tanah air, rapid test kit ini langsung dibagikan ke Kementerian Kesehatan, ke Gugus Tugas DKI Jakarta, Jawa Barat dan rumah sakit-rumah sakit.

Dengan membeli rapid test kit dalam jumlah relatif banyak ini, barulah bisa dimulai upaya identifikasi cluster-cluster terutama pasien yang sudah terjangkit corona. Dengan demikian karantina serta isolasi pun bisa segera dilakukan.

Hong Tjhin, mengakui perayaan tiga hari besar kali ini mengingatkannya pada memori tahun 2015 saat relawan Tzu Chi Indonesia di Nepal guna memberi bantuan gempa. 

Adapun bantuan di tahap kedua, Tzu Chi bersama para pengusaha yang tergabung dalam Pengusaha Peduli NKRI, mendapatkan arahan dari Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Doni yang juga Kepala BNPB ini mengatakan bahwa ventilator, perangkat medis untuk membantu pasien yang kesulitan bernapas ini sangat dibutuhkan.

“Jadi tahap kedua kami langsung mencoba membeli ventilator, serta alat pelindung diri seperti masker N95 dan sebagainya,” kata Hong Tjhin.

Barang-barang kebutuhan medis ini rupanya sangat terbatas dan susah didapatkan di dalam negeri. Karena itu Tzu Chi Indonesia membelinya di Tiongkok dengan bantuan dari para relawan Tzu Chi Tiongkok. Saat itu negara lain juga berebut karena di Italia jumlah pasien positif sudah sangat banyak. Karena itu permintaan dari negera-negara di Eropa juga sangat banyak.

“Kami juga berterima kasih kepada Gugus Tugas dan jajarannya, Kemenkes, Kementerian BUMN, banyak sekali pihak yang membantu kami membuat hal yang sebetulnya susah untuk dicapai ini relatif lancar sehingga bisa segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” imbuhnya.

Bagi Tenaga Medis, Bantuan Tzu Chi Turut Menyelamatkan Jiwa
Sementara itu Suriadi yang mengkoordinir penyaluran bantuan alat kebutuhan medis kepada rumah sakit-rumah sakit juga berbagi cerita. Akhir Maret 2020 saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pimpinan Tzu Chi Indonesia berkumpul membentuk tim penanganan Covid-19 Tzu Chi Indonesia. Tim ini bertugas untuk berkoordinasi, mulai dari pengadaan, logistik dan distribusi bantuan ke rumah sakit-rumah sakit yang kekurangan alat pelindung diri (APD).


Suriadi mengatakan beberapa feedback yang disampaikan kepadanya menyimpulkan bahwa bantuan kebutuhan medis Tzu Chi benar-benar bermanfaat bagi tenaga medis yang bertugas di garis depan.

“Di saat-saat itu, setiap hari hampir kita menerima puluhan bahkan ratusan email, pesan whatsapp, telepon dari rekan-rekan di rumah sakit yang bertugas di garis depan yang menceritakan tentang kebutuhan mereka akan alat-alat pelindung diri,” kata Suriadi.

Hampir semua perwakilan rumah sakit menceritakan kesulitan mereka mendapatkan APD sementara pasien terus berdatangan. Dari sini, tim Suriadi merekap kebutuhan-kebutuhan ini dan mulai menyalurkan bantuan.

“Dari sini saya mulai merasa ternyata apa yang kita berikan, bagi kita sebagai orang awam mungkin hanya baju atau masker, tapi bagi tenaga medis yang menerima bantuan ini mereka merasa bantuan ini bisa menyelamatkan nyawa mereka,” tambah Suriadi.

Gerak Cepat
Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma juga berbagi pandangannya bagaimana Tzu Chi Indonesia berhasil merespon kebutuhan rumah sakit, terutama yang merawat pasien positif corona dengan sangat baik. Tidak lain dan tidak bukan, kuncinya adalah kecepatan dan ketepatan.

“Kita berlomba dengan waktu. Dan salah satu mengapa saya bisa mengambil tindakan dengan cepat dan tepat adalah karena saya di Tzu Chi. Saya bersyukur bisa masuk dan mengenal Tzu Chi,” kata Sugianto Kusuma mantap.


Para pengusaha Peduli NKRI saat menyerahkan bantuan kebutuhan medis kepada Tzu Chi Indonesia, 6 April 2020. Bantuan ini langsung didistribusikan bersama Kemenkes dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia lainnya, Franky O. Widjaja juga merasa sangat bersyukur bahwa Tzu Chi bisa sangat tanggap merespon wabah ini dan membantu tugas berat pemerintah. Atas dukungan dan arahan Master Cheng Yen, langkah-langkah yang akan diambil Tzu Chi Indonesia menjadi sangat jelas.

Gan En kepada Master Cheng Yen yang telah mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi sehingga kita di Indonesia juga bisa ikut dan merasakan kebaikan ini,” kata Franky.

Ketua Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei juga mengatakan, bahwa Master Cheng Yen sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh para relawan Tzu Chi di tanah air.

“Master Cheng Yen melihat bahwa Pak Aguan (Sugianto Kusuma) dan Pak Franky O. Widjaja tidak menunggu permintaan dari pemerintah, melainkan berinisiatif memberitahukan kepada pemerintah apa yang akan kita lakukan,” kata Liu Su Mei.

Liu Su Mei juga menghaturkan terima kasih atas kepercayaan para pengusaha terhadap Tzu Chi Indonesia yang bersedia mengeluarkan dana sosial mereka demi membantu penanganan wabah covid-19 melalui Tzu Chi.

Pesan Cinta Kasih untuk Relawan Tzu Chi Indonesia


Sukmawati, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun saat mengikuti Doa Jutaan Insan.

Sementara itu peringatan tiga hari besar yang diselenggarakan secara online ini diikuti oleh ribuan relawan di berbagai kota di Indonesia. Masing-masing memiliki kesan yang mendalam, apalagi dengan suasana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukmawati mengakui momentum doa jutaan insan merupakan hari yang selalu ia tunggu-tunggu sebagai insan Tzu Chi. Walaupun peringatan tiga hari besar kali ini dalam kondisi keterbatasan, ia tetap dapat mengikutinya dengan khusyuk.

“Saat berdoa saya merasa sedikit sedih, karena menghadapi pandemi ini memang banyak rintangan. Dari awal sampai hari ini kami, relawan Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun siap untuk melakukan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, tim medis atau warga yang kurang mampu. Di sisi lain kita tetap harus banyak bersyukur karena masih bisa bersumbangsih untuk sesama,” kata Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini.


Hong Thay, relawan Tzu Chi Pekanbaru mengaku tetap dapat bisa mengikuti Doa Jutaan Insan dengan makna yang dalam. 

Senada dengan Sukmawati, Hong Thay, relawan Tzu Chi Pekanbaru juga masih bisa mengikuti doa jutaan insan ini dengan makna yang dalam.

“Dalam keterbatasan dan kesederhanaan ini kita bisa melakukan dengan suka cita dan hikmah ketulusan,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei menyampaikan pesan cinta kasihnya kepada seluruh relawan Tzu Chi Indonesia.

“Karena pandemi ini kebanyakan relawan hanya bisa di rumah saja, tidak bisa melakukan kegiatan Tzu Chi. Tapi saya yakin tali persaudaraan ini tidak akan putus. Karena kita tetap ada bedah buku online, kita tetap ada saling mencurahkan perhatian antara relawan. Saya yakin setelah pandemi ini berakhir, semua relawan pasti akan kembali bersumbangsih melalui kegiatan Tzu Chi,” kata Liu Su Mei.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -