Ingin Bisa Menjadi Saluran Berkat Bagi Orang Lain

Jurnalis : Khusnul Khotimah , Fotografer : Khusnul Khotimah


Stevelyne saat membantu menyiapkan bantuan bulanan bagi para Gan En Hu di Kantor Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Timur.

Hidup yang tak mudah menempa Michaela Stevelyne (19) menjadi anak yang tangguh, sekaligus penuh kasih. Setelah dibantu oleh Tzu Chi berupa biaya pendidikan, Stevelyne yang baru saja lulus dari SMK Strada Budi Luhur Bekasi ini bertekad untuk menjadi relawan Tzu Chi. Ia ingin juga bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Pagi itu Minggu 12 Juli 2020, Stevelyne sudah berada di Kantor Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Timur di lantai 3 Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia membantu relawan menyiapkan bantuan bulanan bagi para penerima bantuan Tzu Chi. Ia mengepak susu bayi dan balita, pampers, juga DAAI MI.

“Sebelumnya saya kan ada pelayanan juga di gereja. Sekarang enggak cuma melayani di gereja, tapi saya juga bisa melayani di sini,” ujarnya.

Stevelyne juga kadang mengantarkan bantuan bulanan para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi-red) yang rumahnya searah dengan rumah kontrakannya di wilayah Harapan Indah, Bekasi.

Mengenal Tzu Chi


Selain membantu relawan, Stevelyne juga aktif bertanya apakah ada kegiatan Tzu Chi supaya ia bisa ikut membantu.

Awalnya, Stevelyne mendapatkan bantuan biaya sekolah dari Tzu Chi saat ia duduk di bangku kelas 12, tepatnya sejak Oktober 2019. Kala itu ia dan adiknya memiliki tunggakan SPP. Ia tahu tentang Tzu Chi dari pihak sekolah di mana salah satu siswanya juga menerima bantuan Tzu Chi.

Stevelyne masih ingat sekali kala itu ia dan sang ibu mengajukan permohonan bantuan ke Tzu Chi di hari terakhir penutupan pengajuan bantuan. Ia yang sedang menjalani magang meminta izin ke sekolah untuk pergi ke kantor Tzu Chi di ITC Mangga Dua, yakni Kantor Relawan Tzu Chi  Komunitas He Qi Pusat. Pengajuan bantuan ini kemudian dialihkan ke He Qi Timur karena wilayahnya lebih dekat.

Setelah relawan menyurvei kondisi keluarganya, sebulan kemudian permohonan bantuan tersebut disetujui, termasuk biaya pendidikan adiknya yang duduk di kelas 9 SMP.

Dahulu keluarga Stevelyne merupakan keluarga yang berada. Kakek bersama ayahnya memiliki usaha besi tua. Sepeninggal kakeknya, usaha tersebut sempat tak berlanjut. Setelah berlanjut, malah mengalami penipuan. Aset demi aset pun dijual. Keluarga ini yang sebelumnya tinggal di Jakarta terpaksa pindah ke Bekasi dan mengontrak rumah hingga kini.

Ayah Stevelyne lalu bekerja sebagai supir serabutan. Namun semakin menua, ia tak bisa lagi bekerja dengan baik, dan akhirnya berjualan kue. Penghasilan mereka sangat minim dan tak bisa membiayai sekolah ketiga anaknya saat itu. Ketiga anaknya juga tak bisa masuk ke sekolah negeri karena kebijakan zonasi, apalagi Kartu Keluarga mereka masih beralamatkan di DKI Jakarta.

Saking tak ada biaya, Stevelyne sempat tak melanjutkan sekolah selama setahun setelah lulus SMP. Sebuah keadaan yang sangat memukul Stevelyne, apalagi selama ini ia mempunyai prestasi yang bagus di sekolah.

Selama setahun itu ia membantu kedua orang tuanya berjualan kue. Bangun pagi-pagi buta untuk membantu membuat kue dan kemudian menitipkannya ke warung-warung sekitar. Malamnya ia membantu menyiapkan bahan-bahan kue untuk dimasak pagi hari.

“Satu tahun setelah tidak sekolah itu, pemikiran saya, saya harus sekolah. Saya harus selesaikan ini semua. Saya cari sekolah, dan saya dapat di SMK itu,” kenang Stevelyne dengan mata yang berkaca-kaca.  

Beruntung, pihak sekolah terutama para guru dan kepala sekolah di SMK Strada Budi Luhur Bekasi sangat mendukung kegigihannya. Stevelyne pun menjadi murid yang banyak meraih prestasi. Untuk terus bisa membantu ekonomi keluarga, selama bersekolah di sana, Stevelyne membuat pudding yang ia jual dan dititipkan ke kantin sekolah.

Dukungan Para Relawan


Bersama dengan Johan Kohar, Stevelyne pun akrab menyapa dan berbincang-bincang dengan para Gan En Hu di komunitas He Qi Timur.

Selain mendapatkan dukungan dari pihak sekolah, dukungan yang besar juga didapatkan Stevelyne dari para relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur.

Shibo Johan Kohar, Shigu Lily, itu pemerhati buat saya. Adik saya pun mau sekolah mereka tanya bagaimana keadaannya. Mereka tidak hanya relawan di sini tapi mereka itu punya peran penting buat saya,” katanya.

Johan Kohar, Ketua Misi Amal di He Qi Timur juga bangga dengan Stevelyne, anak muda yang memiliki semangat juang yang tinggi, yang bisa menjadi teladan bagi anak muda lainnya.

“Melihat kesungguhan hatinya, saya pikir anak ini walaupun badannya kecil, semangatnya besar dan juga mempunyai cita-cita yang tinggi. Ia juga mau menerima keadaan keluarganya, ini sangat penting,” kata Johan Kohar.

Saat ini Stevelyne sudah lulus sekolah dan berkat rekomendasi dari relawan, ia telah bekerja di sebuah supplier suku cadang mesin jahit. Ia bertugas di bagian administrasi, rekapitulasi, dan tagihan. Stevelyne bertekad untuk bisa melanjutkan kuliah karena baginya pendidikan sangatlah penting dan merupakan sebuah jalan untuk keluar dari kemiskinan. Ya, anak kedua dari tiga bersaudara ini bertekad untuk melepaskan keluarganya dari jerat kemiskinan.

Dengan segala kebaikan yang diterimanya dari orang-orang di sekitar saat menjalani masa yang sulit, kini giliran ia untuk dapat membantu banyak orang. Salah satunya dengan menjadi relawan Tzu Chi.  

“Manusia mana sih yang tidak punya niat untuk membantu orang lain. Apalagi kita pernah dibantu. Saya juga pasti harus ada timbal balik. Memang niat dari saya sendiri juga, saya justru enggak mau dibantu terus,” katanya.

“Saya merasa bersyukur banget Tuhan sudah bantu saya. Sekarang saya mau juga menjadi saluran berkat,” tekadnya.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Ingin Bisa Menjadi Saluran Berkat Bagi Orang Lain

Ingin Bisa Menjadi Saluran Berkat Bagi Orang Lain

15 Juli 2020

Hidup yang tak mudah menempa Michaela Stevelyne (19) menjadi anak yang tangguh, sekaligus penuh kasih. Setelah dibantu oleh Tzu Chi berupa biaya pendidikan, Stevelyne yang baru saja lulus dari SMK Strada Budi Luhur Bekasi ini bertekad untuk menjadi relawan Tzu Chi.

Sahabat Jiwa Bagi Oma Siana

Sahabat Jiwa Bagi Oma Siana

15 Juli 2020

Oma Siana Loande (78) beranjak dari kursinya dengan tertatih-tatih ketika Rita Malia, dan Wey Alam relawan Tzu Chi dari He Qi Tangerang tiba di depan rumahnya. Saking bahaginya menyambut mereka, hampir saja ia lupa kalau kakinya bengkak akibat infeksi di jari kaki. 

Dulu Penerima Bantuan, Kini Menjadi Relawan

Dulu Penerima Bantuan, Kini Menjadi Relawan

24 Februari 2020

Raut wajah Kim Fui (52) terlihat sumringah selama training Relawan Abu Putih He Qi Barat 1 berlangsung, Minggu 23 Februari 2020 di Ruang Xi She Ting, Aula Jing Si Jakarta. Bersama 103 peserta training lainnya, Kim Fui mengikuti rangkaian materi yang intinya adalah mengenal Tzu Chi lebih dalam, tentang tata krama, dan tentang Misi Amal Tzu Chi.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -