Internasional: Kelulusan Akademi Tzu Chi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

fotoKetika diwisuda, para lulusan mengucapkan terima kasih kepada orang tua mereka..

Los Angeles - Juni adalah musim kelulusan di Akademi Buddha Tzu Chi di Amerika Utara. Saat ini juga merupakan kesempatan bagi para siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama setahun. Mereka bernyanyi, memperagakan isyarat tangan, dan membacakan Kata Perenungan Master Cheng Yen –yang merupakan cara untuk merayakan Budaya Kemanusiaan  Yayasan Buddha Tzu Chi.

 

Akademi ini memberikan pelajaran dalam bahasa Mandarin dan budaya kemanusiaan di akhir pekan. Para siswa di sini berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Akademi Tzu Chi di San Dimas di Los Angeles, Amerika Serikat kini telah memiliki 240 siswa. Ini lima kali lipat jumlahnya ketika pertama kali dibuka pada tahun 2006. "Jumlah siswa terus meningkat," kata Kepala Sekolah Ci Miao Tao. "Sebelumnya, seragam kita semua tak ditetapkan, tapi tahun ini mereka tampil rapi dan teratur," ia menambahkan. Perilaku dan penampilan pribadi adalah salah satu hal yang diajarkan di akademi ini, sebab seseorang pertama-tama dinilai dari apa yang mereka kenakan.

Siswa di Akademi San Dimas merayakan kelulusan mereka dengan memberikan  tabungan mereka di celengan bambu. Amal juga adalah bagian dari pelajaran. Para siswa mengucapkan terima kasih kepada para guru atas semua pengetahuan yang telah diberikan. Sebagai gantinya, para guru berpesan, "Jagalah mimpi Anda dan pikiran Anda di awan. Berikan sayap cita-cita Anda, sehingga mereka akan terbang." 

Pada Akademi Tzu Chi lain di Los Angeles, para siswa mempersembahkan pertunjukan musik. "Kami sangat tersentuh," kata Mu Ci Tao, Direktur Eksekutif Yayasan Pendidikan. "Setelah bertahun-tahun mengajarkan Budaya Kemanusiaan, bahkan para guru mengatakan bahwa waktu yang ada untuk mengajarkan semuanya tidaklah cukup," Xu Hong Yu, Kepala Sekolah Akademi Tzu Chi Los Angeles. Xu Hong Yu sendiri selalu memimpin dengan memberi contoh. Ia sendiri telah berjanji pada ayahnya akan pulang ke Taiwan setiap bulan untuk menjenguk ayahnya dan membantu menjaga neneknya. "Dia adalah model seorang yang berbakti," kata salah seorang relawan.

foto  

Ket : - Para orang tua mendampingi wisudawan ini melalui pintu berkat yang dibukakan oleh para guru.  
        

Pada para lulusan Akademi Tzu Chi di Chicago, para guru mengingatkan siswa tentang pentingnya pekerjaan yang belum mereka  selesaikan di Haiti. Master Cheng Yen mengatakan bahwa satu hal yang menjadi perhatian utama yang tidak boleh diabaikan di Akademi Yayasan Buddha Tzu Chi di Amerika Serikat yaitu perilaku yang baik. Master menjelaskan filosofi dari kelas budaya kemanusiaan, "Untuk membawa perilaku yang baik ke dalam kehidupan sehari-hari siswa, guru mengumpulkan para siswa untuk bersama-sama untuk mempelajari Kata Perenungan, dan mereka juga diharapkan dapat saling berbagi kisah kehidupan mereka. Kita berharap, dengan adanya Kata Perenungan, para siswa akan mengarah ke jalan hidup yang benar." 

Di Thailand, Amerika Serikat, Kanada dan Selandia Baru, para relawan Tzu Chi menggunakan pendidikan budaya kemanusiaan untuk mengajarkan budaya berbakti, sopan santun yang baik, dan semangat penuh syukur dalam masyarakat. "Dalam acara wisuda di negara-negara yang berbeda, tidak seluruh anak mengerti bagaimana cara untuk membungkuk dengan benar kepada para guru, dan pemahaman mereka tentang perilaku pun tidak lengkap. Tapi orang tua sudah bisa melihat perubahan pada anak-anak mereka, mereka tersentuh dan bersyukur. Kemanusiaan dan pendidikan sama-sama bertujuan untuk mengubah pemikiran anak-anak dan seluruh keluarga, sehingga anak-anak sendiri dapat belajar sopan santun yang baik. Dapat mengembalikan manusia ke jalan yang benar, merupakan suatu pendidikan yang sukses!” kata Master Cheng Yen. (Sumber: www.tzuchi.org, diterjemahkan oleh: Riani Purnamasari/He Qi Utara)

  
 
 

Artikel Terkait

Langkah Kecil Ita Ahyani

Langkah Kecil Ita Ahyani

31 Oktober 2016

Selama empat tahun gadis mungil itu hanya bisa duduk di kursi roda. Dua roda menjadi pengganti kedua kaki mungilnya untuk beraktivitas. Setelah menjalani pengobatan secara rutin, kaki-kaki mungil itu menjadi lebih kuat hingga sanggup menopang tubuhnya. Kini, gadis kecil itu, Ita Ahyani, sudah siap melangkah mengejar ketertinggalannya.

Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

30 Mei 2017
Tim Teratai kembali mengadakan gathering anak asuh pada Minggu, 2 April 2017. Pada gathering tersebut, Tim Teratai mengambil tema: 20 Kesulitan dalam Kehidupan Manusia.
Mencegah Erosi dan Abrasi Lewat Penanaman Mangrove

Mencegah Erosi dan Abrasi Lewat Penanaman Mangrove

22 November 2017
Dengan sangat antusias, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun bersama anggota TNI dan masyarakat menanam pohon mangrove di Pantai Pelawan. Tanam mangrove merupakan salah satu bentuk nyata menyayangi bumi.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -