Jangan Tunda Berbuat Baik

Jurnalis : Listania (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Minggu, 24 Maret 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan Pelatihan Abu Putih. Sebanyak 35 orang relawan yang berpartisipasi pada kegiatan kali ini.

Minggu, 24 Maret 2019 Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Pelatihan Abu Putih. Kegiatan kali ini bertemakan Dunia Perlu Kita. Tema ini diambil karena kondisi dunia yang penuh dengan bencana. Kegiatan diawali dengan penghormatan kepada Master, menyanyikan Mars Tzu Chi, membacakan 10 Sila Tzu Chi dan melihat wejangan Master Cheng Yen yang berjudul “Menggarap Ladang Berkah dan Mewariskan Ajaran Jing Si” dalam wejangannya Master menjelaskan tentang pikiran yang terus timbul dan lenyap harus kita pertahankan agar sebersit niat baik yang timbul tidak tergoyahkan.


Untuk menghangatkan suasana, para relawan mengajak para partisipan untuk bersama-sama memperagakan isyarat tangan yang berjudul Jalan Tzu Chi.

Pelatihan kali ini tidak hanya mengenalkan Tzu Chi kepada relawan baru, melainkan juga mengajak relawan untuk merasakan bahwa dunia kini benar-benar membutuhkan kita untuk melakukan kebajikan agar bencana alam di dunia dapat beransur mereda. Sebanyak 35 orang relawan yang berpartisipasi pada kegiatan kali ini

Untuk meyakinkan alasan kenapa sekarang dunia membutuhkan kita, Dwi Hariyanto yang merupakan MC memperlihatkan sebuah tayangan video yang menjelaskan kehidupan di laut yang dipenuhi oleh sampah plastik. Hal ini menyebabkan, banyaknya hewan-hewan laut yang meninggal karena memakan sampah plastik. Hal ini dapat dicegah dengan cara berbuat kebaikan yaitu melalui Pelestarian Lingkungan dan mengurangi pemakaian plastik dan sedotan yang dapat mencemari ekosistem baik itu darat, laut, maupun udara. Karena itu kesadaran manusia untuk berbuat kebaikan dan kebajikan sangatlah penting.


Para relawan membagikan pengalamannya selama bergabung di keluarga besar Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Salah satu relawan yang bernama Mie Li merasa Tzu Chi adalah tujuan kehidupannya karena di Tzu Chi ia bisa merasa kebahagiaan.

Dalam penyampaian materinya Dwi Hariyanto juga menjelaskan bahwa kehidupan ini juga tidaklah kekal, “maka dari itu janganlah menunda untuk membuat kebaikan,” ujarnya saat membawakan kegiatan. Ia juga memperlihatkan video orang yang meninggal secara tiba-tiba, tujuannya untuk membangkitkan kesadaran bahwa ketidakkekalan tidak ada yang bisa mengetahuinya.

Salah satu relawan baru yang bernama Wena sudah memantapkan diri untuk menjadi relawan Tzu Chi setelah mendengarkan penjelasan dari Dwi Hariyanto. Hal itu ia lakukan karena tidak ingin menyia-yiakan waktunya lagi. “Kalau bisa langsung membantu, itu lebih baik lagi,” ungkapya.


Elvi Lidia Citra, guru Pendidikan Agama Buddha mendapatkan kesimpulan bahwa kita harus senantiasa menumbuhkan cinta kasih kita, baik itu untuk diri kita sendiri maupun semua makhluk.

Setelah menjelaskan materi, relawan menampilkan isyarat tangan yang berjudul Jalan Tzu Chi. Sebelumnya, Sukmawati menjelaskan arti dari lagu tersebut, “Walaupun kita berasal dari tempat yang berbeda, akan tetapi kita memiliki tujuan yang sama.” Dengan antusias relawan memperagakan isyarat tangan dan kemudian diikuti oleh semua relawan.

Kegiatan dilanjuti dengan sharing relawan. Dalam sharing salah satu relawan yang bernama Mie Li, ia menceritakan bahwa, “Tujuan kehidupan ialah kebahagiaan, kebahagiaan itu sendiri saya dapatkan dengan berada di Tzu Chi.” Lain halnya dengan relawan yang bernama Susi, dalam sharingnya ia mengatakan bahwa, “Banyak teman saya yang mengatakan, kalau kerja Tzu Chi harus kaya. Tapi tidak dengan saya, saya malahan merasa makin kerja Tzu Chi saya menjadi semakin kaya (kaya batin).”


Wena, relawan baru yang bertekad untuk bergabung di keluarga Tzu Chi tidak ingin menyia-nyiakan waktunya untuk bersumbangsih.

Salah satu guru Pendidikan Agama Buddha yang bernama Elvi Lidia Citra, yang turut serta dalam kegiatan kali ini juga menceritakan bahwa jodoh awal ia mengenal Tzu Chi dikarenakan ajakan oleh rekan kerjanya yang juga merupakan guru-guru. Dengan mengikuti kegiatan Tzu Chi ia merasa dapat menumbuhkan kebajikan serta melatih diri menjadi yang lebih baik. “Dalam kegiatan kali ini saya juga mengerti bahwa kita harus senantiasa menumbuhkan cinta kasih kita baik itu untuk diri kita sendiri maupun semua makhluk,” ucapnya. Sama halnya dengan kata perenungan Master Cheng Yen “Orang yang paling berbahagia adalah orang yang penuh dengan cinta kasih.”


Editor: Metta wulandari


Artikel Terkait

Bersama Melatih Diri dan Bersumbangsih

Bersama Melatih Diri dan Bersumbangsih

30 Agustus 2016

Kerja sama terus dilakukan Ehipassiko School dan Yayasan Buddha Tzu Chi sesuai dengan visi dan misi keduanya. Guru-guru dan staf sekolah Ehipassiko pun mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih untuk mendalami visi misi dan budaya humanis Tzu Chi.

Menyebarkan Kebenaran, Kebajikan dan Keindahan melalui Misi Budaya Humanis

Menyebarkan Kebenaran, Kebajikan dan Keindahan melalui Misi Budaya Humanis

04 September 2025

Minggu, 24 Agustus 2025 He Qi Tangerang menggelar Pelatihan Relawan Abu Putih dengan tema “Menyebarkan Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan melalui Misi Budaya Humanis.”

Melatih Diri dalam Setiap Perubahan

Melatih Diri dalam Setiap Perubahan

13 Oktober 2015

Menjadi relawan Tim Alur Lapangan atau relawan Chang Kong dalam perhelatan besar seperti Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015 pada 9-11 Oktober silam bukan perkara mudah. Lantas, bagaimana para relawan menghadapi berbagai perubahan mendadak yang terjadi di lapangan?

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -