Kamp 4 in 1 2017: Tiga Kata, Capek Tapi Bahagia

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Anand Yahya

doc tzu chi

Para penerima Beasiswa Karir Tzu Chi ini tengah membantu para relawan di tim pelayanan pada Kamp  4 in 1 yang berlangsung selama dua hari, 16-17 September 2017.

Jarum jam baru menunjukkan pukul 04.00 WIB. Namun puluhan mahasiswa penerima Beasiswa Karir Tzu Chi sudah berada di kantin Tzu Chi Center. Mereka tengah membantu relawan Tzu Chi di tim pelayanan untuk menyukseskan Kamp 4 in 1 yang berlangsung selama dua hari, 16-17 September 2017.

Apolonaris B. Atawolo (22) asal Flores tampak menyusun kursi, lalu mengelap meja makan. “Saya senang. Saya kan dapat beasiswa, sudah dibantu. Jadi saya juga meluangkan waktu untuk bantu-bantu di sini. Apalagi bertemu dengan banyak teman,” kata Apolonaris yang biasa disapa Aris.

Ada juga Kurnia Rahmanita (19) yang asli Palembang tengah membagikan sendok di setiap meja.Tahun ini lebih ramai tapi lebih cepat karena yang membantu lebih banyak. Saya menjalaninya dengan happy, kadang cuci piring sambil menyanyi. Kalau di sini lebih ke kerja sama ya. Kerja sama itu benar-benar penting untuk acara-acara yang besar seperti ini,” ujarnya. 

Kamp 4 in 1 digelar setiap tahun. Relawan Tzu Chi yang tersebar di penjuru tanah air berkumpul di Tzu Chi Center untuk belajar banyak hal. Tahun ini topiknya tentang Sutra Makna Tanpa Batas, yang disampaikan oleh empat Shifu (biksuni) dari Griya Jing Si Taiwan. Kehadiran Shifu-shifu ini merupakan kesempatan langka, karena itu Sekretariat Tzu Chi Indonesia mengajak sebanyak mungkin relawan mengikuti kelas ini.

Jenny Gutama (paling kiri) mengarahkan para mahasiswa penerima beasiswa menyiapkan makanan bagi 786 peserta kamp yang sudah disiapkan oleh tim konsumsi.


Apolonaris, mahasiswa semester 7 pendidikan Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Sint Carolus Jakarta tengah mencuci peralatan dapur.

Namun konsekuensinya, relawan yang menjadi panitia pun berkurang drastis dibanding tahun lalu. Termasuk panitia di bagian konsumsi dan juga pelayanan. Karena itu sekretariat meminta bantuan hampir seratus mahasiswa penerima beasiswa ini. Mereka dibagi dua kelompok: hari pertama dan hari kedua.

“Ini juga kesempatan bagi para mahasiswa untuk banyak terlibat dalam kegiatan relawan biar mereka makin mengenal Tzu Chi,” ujar Merry Liang, dari Sekretariat Tzu Chi Indonesia.

Adalah Jenny Gutama dan Dharmawati, relawan yang bertanggung jawab di tim pelayanan dan mengarahkan mahasiswa-mahasiswi ini menjalankan tugasnya. “Membantu sih pasti, tapi tetap kita ajari dulu. Oh ini posisinya harus di sini, sayur harus di sini. Anggap saja mereka juga sedang belajar table manner,” kata Jenny.

Kurnia Rahmanita yang menjalani semester 5 di kampus dan jurusan yang sama dengan Apolonaris saat menyiapkan sesi break.


Tahun lalu Jenny (kedua dari kanan) juga bertugas di tim pelayanan. Untuk tugas ini, Jenny mempersiapkan selama dua minggu.

Selain melayani makan para peserta kamp yang tiga kali dalam sehari, tim pelayanan juga menyiapkan dua kali coffee break dalam sehari.

“Saya tugasnya bukan di kantin saja, tapi saat break juga. Setelah ini saya naik ke atas, masak air, bikin kopi, mesti melayani yang di atas,” tambah Jenny.  

Karena begitu banyak yang harus dikerjakan, di hari kedua, Jenny pun menginap di Tzu Chi Center. Bersyukur, keluarganya sangat mendukung.

“Suami saya bukan relawan tapi mendukung sekali. Kebetulan kemarin saya telat bangun, harusnya 03.30 WIB saya sudah jalan. Saya kan tinggal di Bekasi, di Harapan Indah. Saya diantar suami, ngebut deh. Saya pun sampai tepat waktu. Anak saya juga dukung,” ungkapnya.

Capek, tapi senang, kalimat itu berkali-kali ia ucapkan. “Saya berharap selamanya bisa ikut Tzu Chi. Saya happy melakukan ini, meski ada cerita, ‘wah mangkuknya kurang’, ya saya evaluasi. Lain kali kalau ada lagi saya harus begini,” ujarnya.

Para peserta kamp saat sesi coffee break, Minggu 18 September 2017.

Kebahagiaan dapat berkontribusi dalam kegiatan kamp 4 in 1 rupanya tak hanya dirasakan Jenny, tapi juga bagi penerima Beasiswa Karir Tzu Chi. Mereka juga memetik pelajaran dari tugas yang mereka kerjakan.

“Saya dapat pelajaran tentang pentingnya kerja sama. Juga tentang bersyukur karena tidak semua orang di luar sana bisa dapat makanan hari ini. Kan selain bantu-bantu kita juga disiapkan makanan, minuman dan snack. Bersyukur hari ini mendapatkan berkah,” ujar Aris.

Editor: Hadi Pranoto




Artikel Terkait

Kamp 4 in 1 2019: Menumbuhkan Lingkaran Kebajikan

Kamp 4 in 1 2019: Menumbuhkan Lingkaran Kebajikan

29 Juli 2019
Menjadi relawan adalah pilihan. Ketika pilihan sudah ditetapkan maka pantang untuk ditinggalkan. Beragam kisah kesungguhan relawan dalam kemanusiaan terangkum dalam materi-materi Kamp 4 in 1 kali ini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Juli 2019.
Kamp 4 in 1 2019: Mempraktikkan Sepaham, Sepakat, dan Sejalan

Kamp 4 in 1 2019: Mempraktikkan Sepaham, Sepakat, dan Sejalan

30 Juli 2019
Ada satu prinsip yang harus dipahami betul oleh relawan Tzu Chi supaya dapat bersumbangsih dan menjalankan kegiatan Tzu Chi dengan sukacita. Apa itu? Sepaham, sepakat, dan sejalan. Tiga kata ini juga yang menjadi tema sentral dari Kamp Pelatihan 4 in 1 2019 yang digelar Tzu Chi Indonesia selama dua hari 27-28 Juli 2018. 
Kamp 4 in 1 2017: Tiga Kata, Capek Tapi Bahagia

Kamp 4 in 1 2017: Tiga Kata, Capek Tapi Bahagia

18 September 2017
Jarum jam baru menunjukkan pukul 04.00 WIB. Namun puluhan mahasiswa penerima Beasiswa Karir Tzu Chi sudah berada di Kantin Tzu Chi Center. Mereka tengah membantu relawan Tzu Chi di tim pelayanan untuk menyukseskan Kamp 4 in 1 yang berlangsung selama dua hari, 16-17 September 2017.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -