Kembali Berjodoh Dengan Oma dan Opa

Jurnalis : Fitriyani. M (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Rina Leonard (Tzu Chi Makassar)

Melihat relawan datang ke Panti, salah satu penghuni panti memeluk relawan karena rasa rindu

Hari yang cerah di langit Makassar seakan menggambarkan kecerahan hati para relawan Tzu Chi untuk berbagi kasih. Tepatnya Minggu 15 Juni 2014, untuk kesekian kalinya kami berjodoh dengan oma dan opa di Panti Tresna Werdha Gau Mabaji, Makassar yang terletak di Jl. Poros Malino km.26 (Samaya Gowa), Makassar, Sulawesi Selatan.

Melangkahkan kaki di aula sangat menyejukkan hati,  melihat oma dan opa yang telah duduk rapi menuggu kami dan dengan hangat menyapa kami. Dan lebih menyemangatkan lagi karena di usia oma dan opa yang sudah tua, dimana daya ingatnya sudah mulai menurun ternyata mereka masih mengingat kami yang pernah mengunjungi mereka.

Seperti biasa para relawan dengan riang menyapa oma dan opa, kami memberikan beberapa pelayanan kepada mereka, seperti memotong rambut ataupun mencukur jenggot bagi oma dan opa. Para relawan juga berpencar menghampiri oma dan opa yang memiliki kuku panjang ataupun ingin dipijat. Sementara itu, juga diadakan beberapa lomba, seperti lomba karoke dan lomba joget. Bukan hanya oma dan opa yang antusias bernyanyi dan berjoget tapi seluruh relawan dan para pengurus juga ikut memeriahkan panggung pentas yang kami sediakan.

Sesampai dip anti, relawan menyebar untuk melayani opa dan oma pada tanggal 15 Juni 2014

Para relawan juga menghibur salah satu opa dengan mengajak bersama-sama memeragakan isyarat tangan

Salah satu relawan yang turut memeriahkan panggung, Haerani. Ia mengaku ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan Tzu Chi Makassar. “Pengalaman yang saya dapat di sini sangat luar biasa dimana dalam satu wadah dan menyatukan banyak warna di dalamnya. Dengan mengikuti kegiatan ini, saya lebih mengerti bagaimana ketika berhadapan dengan orang tua karena ketika menjelang hari tua kepribadian mereka sudah mulai berubah. Selain itu rasa cinta terhadap keluarga terutama terhadap orang tua semakin bertambah setelah saya mengikuti kegiatan ini,” ungkap Haerani.

“Kami sangat berterima kasih atas kedatangan rombongan Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar yang telah beberapa kali  berkunjung kesini. Kami merasa sangat terbantu dengan kedatangan Yayasan Tzu Chi dalam hal menghibur, sosialisasi, materi, maupun spiritual bagi oma dan opa,” ucap Udang Suheli selaku kepala pengelola panti.

Relawan memberikan satu per satu hadiah kepada para penghuni panti

Lelah mendera para relawan dalam aktivitas sehari-hari mereka. Selain itu jarak yang di tempuh menuju lokasi termasuk jauh, tampaknya beryanyi dan berjoget bersama oma dan opa merupakan obat yang sangat manjur. Puas bernyanyi dan berjoget lanjut dengan makan bersama. Akan tetapi sebagian relawan mengunjungi beberapa kamar  mengantarkan makanan dan bingkisan karena ada beberapa oma dan opa yang sudah tidak bisa berjalan lagi menuju aula.

Tak terasa waktu begitu cepat untuk berpisah dengan oma dan opa. Tingkah lucu dan polosnya mereka pasti akan sangat membekas di benak kami setelah meninggalkan tempat ini. Saya teringat dengan ceramah Master Cheng Yen, bahwa ada dua hal yang tidak boleh kita tunda yaitu berbuat kebajikan dan menghormati orangtua. Semoga di kesempatan selanjutnya para relawan masih dapat berjodoh dengan oma dan opa. Dengan mengikuti kunjungan ini para relawan mendapatkan banyak pelajaran dan motivasi untuk membimbing melakukan kebajikan-kebajikan lainya.

 


Artikel Terkait

Kembali Berjodoh Dengan Oma dan Opa

Kembali Berjodoh Dengan Oma dan Opa

24 Juni 2014 Melihat oma dan opa yang telah duduk rapi menuggu kami dan dengan hangat menyapa kami.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -