Kisah Tegar Masnita Merawat Suami dan Keluarganya

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya, Videografer: Clarissa R.

Dalam kehidupan rumah tangga, ujian hidup sering tak terduga kedatangannya. Sehingga janji suci pernikahan akan menghadapi susah dan senang bersama tak melulu berjalan lancar. Namun Masnita Waruwu (48) membuktikan kesetiaannya pada sang suami, Khetima Zalukhu (48). Kini, Masnita harus mengurus suaminya yang menderita stroke berat, mengasuh kedua anaknya, sekaligus mencari nafkah di tengah pandemi covid-19.   

Penyakit stroke bisa membuat orang kesulitan berbicara, bahkan bisa menyebabkan seluruh tubuh mengalami kelumpuhan, baik sementara maupun permanen. Jaringan memori pun tak luput dari gangguan sehingga penderita menjadi pelupa berat dan pemarah, atau mudah sedih.


Masnita menyambut relawan Tzu Chi yang datang dengan membawa paket sembako. Pada kunjungan ini relawan tidak dapat bertemu dengan Khetima Zalukhu yang sedang kontrol ke RSUD Cengkareng.

Penyakit itu yang dialami oleh Khetima Zalukhu (48) sejak tahun 2017 lalu. Kemarin, 29 Juli 2020, dua orang relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 2 berkesempatan mengunjungi rumah Khetima di Bojong kavling, Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat dengan membawa paket sembako.

Khetima bekerja sebagai sopir ojek, tak jarang ia bekerja hingga larut malam. Pada satu ketika Khetima pulang dan merasakan sakit kepala hingga terjatuh di depan rumah kontrakannya. Masnita Waruwu biasa disapa Anita (48) langsung memberinya air hangat.


Anita sangat berharap kedua putranya: Iman Harapan (20) dan Victor (14) kelak menjadi orang yang baik, supaya menjadi orang yang berhasil. Tidak menyia-nyiakan bantuan Tzu Chi untuk menuntut ilmu.

Keesokan harinya Anita mengamati tubuh Khetima sudah kaku. “Tangan dan mulutnya sudah tertarik ke belakang,” kenang Anita. Pagi itu juga Khetima dibawa ke Puskesmas Bojong. Hanya beberapa menit saja Khetima di Puskesmas Bojong itu dan dokter langsung merujuknya ke RSUD Cengkareng.

Dokter mengobservasi keadaan Khetima selama 28 jam. Dari hasil CT Scan, Khetima mengalami penyumbatan darah di sisi kanan kepala terlebih tekanan darah Khetima lebih dari 200. Dokter mendiagnosis Khetima mengalami stroke berat.


Merry berharap Victor menjadi orang yang sukses, bisa membantu papa mamanya dan bisa membantu orang yang kesusahan.

“Saya sungguh pedih banget karena selama ini yang kerja suami, sementara saya dan anak-anak di rumah nggak bisa mendapatkan penghasilan,” ungkap Anita. Setelah satu bulan dirawat di rumah sakit, perawatan di rumah sangat membutuhkan ketabahan dan kesabaran Anita dan anak-anaknya. Pasalnya Khetima harus melakukan semua kegiatannya di atas kasur. Ia tidak bisa menggerakkan badan dan kaki tangannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini dijalani Anita dan anak-anaknya selama 3 bulan.

Bertemu Relawan Tzu Chi


Masnita dengan telaten dan penuh kesabaran merawat sang suami, Khetima, setiap harinya.

Ada salah satu tetangga Anita, Mbak Ning panggilannya. Mba Ning adalah asisten rumah tangga Merry Shijie (relawan komite Tzu Chi). Mba Ning inilah yang menginformasikan kondisi kesehatan Khetima kepada Merry. Bahkan Merry menitipkan makanan untuk keluarga Khetima.

Mba Ning juga menginformasikan kepada Anita untuk mengajukan bantuan pengobatan Khetima melalui Yayasan Buddha Tzu Chi. Merry pula yang mengantar Anita untuk mendaftarkan permohonan bantuan ke kantor pusat Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk.

“Waktu pertama survei kondisinya (Khetima) memang parah banget. Badannya tidak bisa bergerak dan ngomong saja mulutnya sudah miring,” kenang Merry.

Merry mengutarakan bahwa Tzu Chi memutuskan untuk membantu keluarga Khetima untuk biaya terapi, biaya hidup, dan biaya Pendidikan Victor (14). “Bantuan yang pertama kali diberikan adalah bantuan biaya hidup sebesar satu juta rupiah, nah terus kebetulan lagi Victornya mau lulusan nggak boleh ikut ujian. Waduh ini nggak boleh ikut ujian tapi yayasan nggak bisa langsung bantu, tapi coba kami usahakan masukkan Victor ini untuk kelanjutannya nanti dibantu juga untuk biaya sekolah bulanannya,” jelas Merry.

“Saya bersyukur, bisa membantu menjadi penjembatan dari Yayasan Tzu Chi untuk ke Victor yang bisa nerusin sekolah. Saya berharap Victor menjadi orang yang sukses, bisa membantu papa mamanya juga membantu yang lain,” ujar Merry.


Dalam kesempatan ini relawan Tzu Chi memberikan paket sembako di masa pandemi covid-19 ini kepada keluarga Khetima yang diterima langsung oleh Anita dan Victor.

Anita sangat bersyukur atas bantuan Tzu Chi dan para relawan Tzu Chi yang terus memberi perhatian penuh kepada Khetima dan Victor. “Pertama-tama saya mengucap syukur atas pertolongannya, atas perhatiannya, atas bantuannya (Yayasan Tzu Chi) yang tak terhingga, luar biasa, saya nggak bisa balas, saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan. Semoga seluruh karyawan diberi kesehatan, umur panjang dan kepada Tzu Chi senantiasa akan semakin berkah bagi seluruh Bumi Indonesia ini,” kata Anita.

“Beban saya terangkat (ringan) anak saya bisa sekolah, beban biaya hidup terbantu, saya bersyukur banget, saya berterima kasih kepada Tzu Chi,” lanjut Anita dengan suara bergetar.

Anita berharap anak-anaknya kelak menjadi orang yang baik, supaya menjadi orang yang berhasil. “Semoga anak-anak bisa saling memberi, bisa sukses agar tidak menyia-nyiakan bantuan Tzu Chi untuk menuntut ilmu,” doa Anita.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Kisah Tegar Masnita Merawat Suami dan Keluarganya

Kisah Tegar Masnita Merawat Suami dan Keluarganya

30 Juli 2020

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 2 mengunjungi rumah Khetima yang menderita stroke berat dengan membawa paket sembako. 

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -