Liburan yang Berkualitas di TCUCEC

Jurnalis : Anand Yahya , Fotografer : Anand Yahya

doc tzu chi

Anak-anak Holiday Class menata hasil karya mereka bersama-sama dan ditampilkan pada orang tua mereka, Jumat, (6/1/2017) di ruang kelas Ecocraft Tzu Chi center.

    Di ruang kelas, murid-murid Tzu Chi University Continuing Center (TCUCEC) di Pantai Indah Kapuk Jakarta tengah sibuk menata hasil karya mereka yang sudah mereka buat seminggu ini. Ada lukisan, gambar-gambar yang telah diwarnai, mainan yang dibuat dari barang daur ulang dan juga dari Clay yakni bahan seperti tanah lempung. Kebetulan, hari ini merupakan penutupan Holiday Class.

    Firman, staf pengajar Tzu Chi University Continuing Center TCUCEC menjelaskan, selama satu minggu para murid dikenalkan dengan benda-benda sekitar. Mulai dari jenis pohon, binatang dan benda-benda lainnya lalu membuat hasil karya dengan bahan ecocraft. Selain itu anak-anak juga diperkenalkan dengan warna yang sesuai dengan aslinya. Misalnya warna daun yang kebanyakan hijau dan daun yang selain berwarna hijau.

    “Anak-anak dirancang untuk bekerja sama dengan metode individu dengan bahan ecocraft. Selain itu dalam kelas mereka kita ajak diskusi mengenai benda di sekitar mereka. Orang tua (di rumah) harus menceritakan tentang berbagai benda yang ada di sekitar, seperti pohon kelapa yang tidak mempunyai ranting, berbagai jenis bentuk daun, buah, hewan, jenis transportasi dan benda lainnya,” ujar Firman.

    doc tzu chi

    Firman, salah satu staf pengajar di Holiday Class mengatakan bahwa liburan kali ini, anak-anak mendapatkan pengalaman baru mengenai bentuk, warna dan belajar membuatnya dalam sebuah karya.


    Dalam kesempatan ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bergerak dalam misi kemanusiaan mengajak para orang tua peserta Holiday Class untuk menjadi relawan Tzu Chi dan membentuk pribadi anak-anak agar berbudaya humanis.

    Di TCUCEC anak-anak belajar bersama, bekerja sama dalam kelompok untuk melatih rasa sosial dan toleransi dalam kelompok dan semua ini dikemas dengan metode sambil bermain.

    Gabriela (7) dan Abigle (7) sangat menikmati sesi berkarya dengan Clay. “Saya suka sekali main Clay karena bisa buat binatang, buat alat masak, seru sekali bisa bentuk,” ungkap Gabriele.

    Anak-anak memperoleh sertifikat dan penghargaan atas prestasi mereka selama satu pekan ini.

    Dalam kesempatan ini, penutupan Holiday Class dihadiri juga  oleh 11 orang tua, mereka mendampingi anak-anak mereka dan melihat langsung hasil karya anak-anak mereka yang dipamerkan. Staf dari TCUCEC sekaligus berkesempatan memperkenalkan pembelajaran keterampilan lainnya yang ada di TCUCEC seperti belajar senam yoga, pilates, Bahasa, balet, musik kecapi, biola, gitar, orchestra, piano, merangkai bunga, kaligrafi, dan memasak vegetarian. Semua ini TCUCEC bekerja sama dengan Universitas Tzu Chi Taiwan yang berbasis budaya humanis  Tzu Chi dengan harapan dapat mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat terutama anak-anak usia dini.


    Artikel Terkait

    Budaya Humanis dalam Setiap Keterampilan

    Budaya Humanis dalam Setiap Keterampilan

    13 April 2015 Memperingati dua tahun berdirinya Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC), Tzu Chi mengadakan gathering bagi para pengajarnya pada 11 April 2015.
    Bagaimana Menjadi Guru yang Bahagia dan Menyenangkan

    Bagaimana Menjadi Guru yang Bahagia dan Menyenangkan

    29 Mei 2017

    “Tiiiing…” bel kesadaran penuh berdenting. Sejenak aktivitas pun terhenti. Lebih dari seratus peserta diajak untuk kembali hadir menyadari keberadaannya di saat itu. Setiap gerakan dilakukan dengan penuh kesadaran dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 20 Mei 2017 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

    Serunya Belajar di Kelas Memasak TCUCEC

    Serunya Belajar di Kelas Memasak TCUCEC

    18 Juli 2018
    Sajian Go Hiong, Bakso Urat Vege, dan Jamur Hitam Putih begitu menggugah selera. Setelah menyimak dan mempraktikkan cara memasak ketiga menu tersebut, puluhan peserta kelas memasak TCUCEC (Tzu Chi University Continuing Education Center) tampak tak sabar untuk mencicipinya. 
    Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
    - Kata Perenungan Master Cheng Yen -