Membangkitkan Nilai Hormat dan Bakti pada Orang Tua

Jurnalis : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School), Fotografer : Tim Tzu Chi School


Caroline Widjanarko, Kepala Sekolah SD Tzu Chi menjelaskan pentingnya menghormati orang tua, bagaimana kita memperlakukan orang tua kita kini adalah model bagi anak untuk memperlakukan kita di masa mendatang.

Hari itu langit senantiasa mendung, tapi hal ini tidak menyurutkan semangat ibu dan ayah dari siswa-siswi SD Tzu Chi berkumpul di Aula SD Tzu Chi untuk menghadiri perayaan hari bakti orang tua, atau yang disebut Filial Piety Day kemarin, 11 Desember 2019. Perayaan ini diikuti oleh sekitar 450 orang tua dan siswa, yang didampingi oleh guru dan relawan Tzu Chi.

Kasih sayang seorang ayah dan ibu adalah kasih yang tak terhingga, tidak mudah bagi anak untuk membalas budi orang tua. Master Cheng Yen berulang kali mengingatkan bahwa terdapat dua hal yang tidak boleh ditunda di dunia ini, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Setiap tahunnya, SD Tzu Chi rutin mengadakan perayaan hari bakti pada orang tua untuk senantiasa menjadi pengingat kepada anak akan kasih sayang orang tua.


Siswa-siswi kelas 1 (P1 Respect) mementaskan tarian yang dipersembahkan untuk orang tua.


Pementasan drama Lion King oleh siswa-siswi kelas 6, adegan ketika ayah Simba meninggal dan membangkitkan rasa sesal di hati Simba karena belum menyatakan baktinya kepada orang tua.

Caroline Widjanarko, Kepala Sekolah SD Tzu Chi menjelaskan, “Seperti kata Master Cheng Yen, berbakti dan berbuat baik tidak boleh ditunda. Salah satu nilai yang ingin kita ajarkan pada anak-anak adalah bahwa mereka harus berbakti, menghormati, dan menyayangi orang tua.”

Hari itu, perayaan diperuntukan bagi siswa-siswi kelas 1 dan 6. Pada pagi hari, siswa-siswi kelas 1 mementaskan tarian dan nyanyian dengan membawakan lagu-lagu dengan unsur rasa syukur dan sayang untuk orang tua seperti lagi Bunda karangan penyanyi Melly Goeslaw, atau lagu klasik Celine Dion yang bertajuk Because You Loved Me.

Lain dengan siswa-siswi kelas 1, para siswa kelas 6 bergiliran menampilkan pementasan istimewa drama musikal Lion King. Kisah Lion King yang akrab di ingatan anak-anak dan orang tua sengaja dijadikan pilihan supaya penonton dapat lebih mendalami makna dan pesan dari pementasan ini. Adapun jalan cerita dari Lion King digubah demi penyampaian pesan kepada anak-anak, Anita Artan, Guru Ren Wen SD Tzu Chi selaku salah satu panitia acara menjelaskan, “Jadi kalau di Lion King yang tadi dipentaskan, ketika Mufasa (ayah dari Simba) meninggal, Simba meminta maaf kepada ayah karena belum sempat mengucapkan kata sayang dan berbakti.”


Siswa-siswi kelas 6 berbaris dengan basin berisi air hangat untuk membasuh kaki orang tua.


Olivia Tan dan Regina Surjadi, ketika ditemui seusai acara hari bakti orang tua. Olivia bersyukur atas kesempatan yang diberikan Tzu Chi School untuk kegiatan ini.

Dari pementasan drama Lion King ini diharapkan anak-anak lebih bisa menghargai waktu yang dimiliki bersama orang tua. “Adapun anak-anak harus ingat, orang tua kita tidak akan bertambah muda, jadi menunjukan bakti kepada orang tua itu harus dimulai dari sekarang,” tambah Caroline Widjanarko.

Upacara Basuh Kaki
Salah satu upaya untuk mengajarkan anak-anak membalas budi orang tua adalah dengan mengadakan upacara pembasuhan kaki ayah maupun ibu yang dilakukan oleh anak-anak. Masing-masing siswa kelas 1 dan kelas 6 berbaris dengan membawa basin berisi air hangat, berlutut dan membasuh kaki orang tua mereka. Momen ini memicu rasa haru, tak sedikit dari ibu dan anak yang menangis.

Olivia Tan, ibu dari Regina Surjadi siswi kelas P6 Love mengatakan sulit baginya untuk menahan rasa haru, “Tadi benar-benar saya tahan-tahan nangis karena terharu sekali ya. Rasanya ketika anak saya basuh kaki saya itu, anak saya benar-benar menghargai kasih sayang saya selama ini yang susah payah membesarkan dia,” tutur Olivia.


Anak-anak membasuh kaki orang tua sebagai upaya untuk membalas budi besar ayah dan ibu dalam membesarkan mereka.

Bagi Olivia, hari bakti orang tua bukan saja tentang acara basuh kaki tetapi juga mengingatkan kembali atas jasa ibunya sendiri. “Bagi saya hari ibu itu saat di mana kita memikirkan kembali bagaimana jerih payah mama kita membesarkan kita dari kecil, saya bersyukur di Tzu Chi anak-anak bisa diberi kesempatan buat menunjukan kasih sayang ke orang tua.”

Regina sendiri merasa sungguh bersyukur karena kesempatan yang diberikan oleh sekolah untuk menunjukan bakti kepada orang tua, “Saya merasa sangat senang saya dikasih kesempatan buat basuh kaki ibu saya, karena nggak setiap kali kami diberi kesempatan seperti ini. Kita kan harus saling menyayangi dan menghormati orang tua, karena tanpa orang tua kita tidak bisa menjadi apa-apa.”

Regina juga menambahkan bagi dia, ibu adalah segalanya. “Mama saya itu orang yang bisa membawa saya ke mana-mana, mendukung saya, dan memberitahu saya mana jalan yang benar mana yang salah. Bagi saya dia itu semuanya, nggak bisa hidup nggak ada mama.”

Hal Kedua yang Tidak Boleh Ditunda: Berbuat Kebajikan


Penuangan celengan bambu mengajarkan anak untuk membagikan berkat bagi orang lain.

Di hari bakti orang tua yang penuh haru dan bahagia, para siswa juga diajak untuk menuangkan celengan bambu mereka, untuk membagikan berkah kepada orang yang lebih membutuhkan. “Penuangan celengan bambu sendiri adalah salah satu kebajikan yang bisa dilakukan anak-anak yaitu membagi berkat pada orang lain. Anak-anak harus selalu mengingat berkat yang mereka miliki, dan mau berbagi dengan orang lain,” tutur Caroline.

Upacara penuangan celengan bambu sendiri juga sangat diapresiasi oleh Olivia Tan, menurutnya dari dana yang kecil-kecil ini, membuktikan bahwa bukan hanya orang yang mampu saja yang bisa membantu orang lain. “Kadang bahkan koin-koin ini kan dibuang-buang ya, padahal dari yang kecil-kecil ini semua orang bisa turut membantu. Seperti membentangkan benang untuk mengajak benih kebaikan.”

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Membangkitkan Nilai Hormat dan Bakti pada Orang Tua

Membangkitkan Nilai Hormat dan Bakti pada Orang Tua

12 Desember 2019

Pada tanggal 11 Desember 2019, sebanyak 450 siswa-siswi kelas 1 dan kelas 6 SD Tzu Chi Indonesia merayakan hari berbakti kepada orang tua.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -