Memberi Asa Warga Kamal Muara

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya, Henry Tando


Relawan Tzu Chi bersama warga Kamal Muara berkumpul di Kantor Lurah Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara untuk menandatangani kesepakatan pembangunan rumah.

Membantu masyarakat kurang mampu menjadi komitmen Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mulai dari pemberian bantuan pengobatan, beasiswa pendidikan, pembagian sembako, hingga bedah rumah dan bantuan-bantuan lainnya. Kali ini, kabar gembira menjadi milik 10 warga di Kamal Muara, Jakarta Utara. Tzu Chi memutuskan untuk membantu pembangunan kembali rumah-rumah warga kurang mampu di wilayah ini.  

Relawan Tzu Chi bersama pihak Pemkot Jakarta Utara (Kecamatan Penjaringan) menghadirkan 10 keluarga penerima bantuan bedah rumah ini untuk menandatangani kesepakatan pembangunan rumah pada Selasa, 18 Juni 2019 di Kantor Lurah Kamal Muara, Jakarta Utara. Salah satu poin dalam nota kesepakatan ini adalah rumah yang sudah dibangun tidak boleh dijual atau dikontrakkan selama 10 tahun.


Ibu Ayanah (50) menandatangani persetujuan pembangunan rumah dengan disaksikan oleh Helwin Ginting, Lurah Kamal Muara.


Helwin Ginting menyapa warga yang rumahnya akan dibangun kembali. Helwin berpesan agar rumah ini dirawat dan dijaga dengan baik karena pembangunan rumah ini merupakan kumpulan dari cinta kasih banyak orang.

Teksan Luis, relawan Tzu Chi yang juga koordinator pembangunan masjid dan bedah rumah di Kamal Muara mengungkapkan jika bedah rumah ini berkat adanya jalinan jodoh warga Kamal Muara dan relawan Tzu Chi Indonesia.

”Awalnya ada proposal warga di Kamal Muara yang sampai ke warga Perumahan Cluster Kenari Hijau Bukit Golf Mediterania, Pantai Indah Kapuk, di proposal itu ada permohonan pembangunan dua unit rumah yang dihuni oleh seorang janda tua. Dari proposal ini kami kemudian menyurvei langsung ke lokasi,” kata Teksan.

Ketika relawan Tzu Chi menyurvei rumah di wilayah RT 10/01, Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, relawan melihat Masjid Jami Al Huda yang belum selesai dibangun meski sudah berjalan tujuh tahun. Melihat kondisi rumah ibadah yang tak kunjung rampung pembangunannnya, Yayasan Buddha Tzu Chi akhirnya memutuskan untuk membangun terlebih dahulu Masjid Jami Al Huda tersebut sebelum Hari Raya Idul Fitri  agar dapat digunakan oleh warga saat Lebaran. “Kami berupaya keras membangun masjid ini agar cepat selesai dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” tegas Teksan. Program pembangunan masjid ini pun rampung dalam waktu tiga bulan. Selain itu, relawan Tzu Chi juga memberikan Paket Lebaran kepada 1.243 warga di wilayah ini pada 19 Mei 2019 lalu.


Ayanah (50) mengumpulkan botol-botol yang dapat dijual kembali. Hasil penjualan botol-botol ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Dari hasil survei rumah (19 Mei 2019), diputuskan ada sepuluh unit rumah yang segera dibangun ulang. Tahap pertama ada dua unit rumah yang akan segera dibangun, rumah Ibu Ayanah (50), warga Gg. Masjid, dan Ibu Salmah (75), di Rt. 10/01 Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Lurah Kamal Muara Helwin Ginting mengajak kesepuluh keluarga yang akan dibangun rumahnya untuk membantu pada saat pembangunan berjalan. “Bantuan pembangunan rumah ini merupakan cinta kasih dari banyak orang melalui celengan bambu,” ujar Helwin, “harapannya dengan rumah baru nanti kesehatan Bapak dan Ibu sekalian bisa menjadi lebih baik. Kehidupan sebuah keluarga menjadi lebih sehat karena rumahnya bersih dan berventilasi.”

Ibu Ayanah (50), janda beranak lima ini sejak gadis sudah tinggal di rumahnya. Ayanah menempati tanah berukuran 5x8 m² dengan luas bangunan 5x6 m². Kini ia tinggal bersama anak perempuan dan menantunya. Ayanah bekerja sebagai buruh cuci pakaian dengan penghasilan tiga ratus ribu rupiah per bulan.


Kondisi rumah Ayanah sangat rendah dari permukaan jalan. Jika air rob naik atau hujan lebat maka rumah Ayanah akan tergenang air hingga 50 cm.

“Sekarang udah nggak kuat nyuci banyak-banyak, dada saya suka sakit. Sama anak sekarang nggak dikasih untuk nyuci, jadi anak yang nyuci sekarang,” ungkap Ayanah. Sebagai pengganti penghasilannya, Ayanah mengumpulkan botol-botol plastik untuk dijual. “Lumayan saya kumpulin botol-botol, nanti saya jual dapat dua puluh lima ribu rupiah. Lumayan buat makan sehari-hari,” ungkap Ayanah.

Ayanah sangat bersyukur rumahnya segera dibangun kembali oleh Tzu Chi. “Saya selalu berdoa agar bisa membangun rumah biar tidur tenang, kan kalo ujan atau air laut naik (pasang), banjirnya segini nihhh,” katanya sambil menunjuk batas air di pintu rumahnya yang sekitar 40 cm. Jika air laut sedang naik (pasang) Ayanah terpaksa mengungsi ke jalanan sambil membawa kursi untuk. Terkadang ia mengungsi di depan masjid. “Makanya saya alhamdulillah bener relawan Tzu Chi mau bantu bangunin rumah saya,” ungkap Ayanah gembira.


Kondisi rumah Ibu Salmah yang masih tergenang air setinggi 20 cm. Salmah tinggal bersama anak dan menantunya. 

Hal senada juga dirasakan sama oleh Ibu Salmah yang menempati tanah seluas 8x8 m² dan luas bangunan 8x8 m² ini. Ibu Salmah tinggal bersama anak dan menantunya. Rumah mereka selalu banjir karena lebih rendah dari jalan. Air tak dapat keluar dari dalam rumahnya. Sisi kanan ruang tamunya sudah tak berdinding, roboh tergerus air, sementara atap rumah beberapa sudah ada yang mengangga.

Jika banjir, kedua wanita ini mengungsi di gang sekitar rumahnya. Anak Ibu Salmah adalah seorang  buruh cuci yang berpenghasilan 350 ribu rupiah per bulan. Untuk tambahan biaya hidup sehari-hari, ia mengumpulkan botol-botol bekas untuk dijual. “Alhamdulillah jika rumah ibu saya mau di bangun, saya jadi nggak khawatir kalo malam banjir. Kasian Ibu saya sudah susah jalanya, kadang suka ada ular mau masuk dari samping rumah,” ungkap anak Ibu Salmah.

Teksan Luis mengatakan dalam program bedah rumah ini Tzu Chi Indonesia akan melibatkan warga yang rumahnya akan dibangun dengan didampingi oleh pekerja bangunan yang profesional. Tujuannya adalah agar warga juga ikut berpartisipasi, sekaligus merekatkan jalinan persaudaraan antara warga dan relawan Tzu Chi.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Kisah Haru Sang Guru Ngaji

Kisah Haru Sang Guru Ngaji

09 Desember 2019

Rumah bukan semata tempat tinggal, tetapi rumah adalah hal utama yang memberikan ketenangan batin dan kenyamanan penghuninya. Seperti Julaesih (62) dan Turaeni (68), keduanya kini bisa merasakan hidup yang tenang dan nyaman di usia senja mereka.

Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara: Ternyata Begini Rasanya, Bahagia!

Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara: Ternyata Begini Rasanya, Bahagia!

19 Desember 2022

Tzu Chi memulai Program Bedah Rumah Tahap ke-3 di Kamal Muara, Sabtu, 17 Desember 2022 dengan membongkar lima rumah para penerima bantuan. Pembangunan kembali rumah ini diperkirakan akan selesai dalam tiga bulan ke depan.

 Memberi Asa Warga Kamal Muara

Memberi Asa Warga Kamal Muara

19 Juni 2019

Relawan Tzu Chi bersama pihak Pemkot Jakarta Utara (Kecamatan Penjaringan) menghadirkan 10 keluarga penerima bantuan bedah rumah ini untuk menandatangani kesepakatan pembangunan rumah pada Selasa, 18 Juni 2019 di Kantor Lurah Kamal Muara, Jakarta Utara.

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -