Meringankan Beban Warga Rajeg di Tengah Pandemi

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

Desa Pangarengan, Kecamatan Rajeg, Tangerang, Banten adalah desa dengan jumlah penduduk 11.318 jiwa, yang rata-rata mata pencaharian warganya adalah petani, peternak, dan buruh harian. Sejak wabah Covid-19 merebak, banyak warga yang kehilangan penghasilan dan membutuhkan bantuan. Kamis, 30 Juli 2020, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Koramil 12/Rajeg membagikan 250 paket sembako kepada warga yang membutuhkan di Desa Pangarengan.


Anggota Koramil 17/Rajeg Pelda Utomo bersama relawan Tzu Chi berkeliling ke rumah-rumah warga kurang mampu di Desa Pangarengan untuk memberikan bantuan.

“Pembagian paket sembako hari ini dilalokasikan ke-13 desa dan satu kelurahan yang ada di Kecamatan Rajeg yang benar-benar membutuhkan. Semoga dengan adanya bantuan ini sedikit bisa membantu untuk kelanjutan hidup warga yang terdampak,” terang Pelda Utomo, anggota Koramil 12/Rajeg.


Rukmin dan keluarga merasa bersyukur mendapat bantuan paket sembako mengingat selama 4 bulan ini ia tidak memiliki penghasilan tetap.

Utomo pun menambahkan jika selain bertani, mata pencaharian warga juga ada yang bekerja sebagai buruh. “Tentunya dampak Covid-19 bagi masyarakat sangat berpengaruh, kerjaan tidak menentu. Mayoritas penduduk pekerjaannya serabutan atau pemulung, sehingga penampung barang daur ulang pada tutup. Jadi saya rasa bantuan kali ini sudah benar tepat sasaran,”ungkap Utomo.


Kondisi rumah Rukmin yang sudah lapuk dimakan usia. Di rumah ini Rukmin tinggal bersama istri, 4 anaknya, menantu, dan 2 orang cucu.  

Perhatian dan bantuan sembako yang diberikan dinilai sangat bermanfaat oleh Rukmin. Pria berusia 60 tahun ini sudah empat bulan menganggur karena ia yang biasanya berjualan buah-buahan keliling dengan sepeda motor, mengalami sepi pembeli dan bahkan merugi hingga akhirnya ia harus menjual motornya untuk menafkahi istri, keempat anak, menantu, dan kedua cucunya. “Yang paling besar sudah berkeluarga tapi nggak bekerja, sedangkan yang tiga lagi masih kecil, jadi semua ngandelin saya,” ujar Rukmin.


Edi Sheen, Koordinator kegiatan merasa bahagia melihat warga yang dalam kondisi sulit dapat sedikit terbantu dengan adanya paket sembako Tzu Chi.

Rumah Rukmin sendiri sudah rusak dimakan usia. Di rumah ini, tinggal sembilan orang, yang mana mereka tidur di atas kasur berlantaikan tanah. Oleh karena itu, ketika mendapat paket sembako, mereka seperti mendapat berkah. “Terima kasih banget. Lumayan bisa menafkahi keluarga selama 5 hari, sambil saya nyari kerja serabutan lain,” ucap Rukmin penuh syukur.


Relawan Tzu Chi dan anggota Koramil juga mengunjungi dan memberi perhatian kepada warga yang berusia lanjut.

Edi Sheen, relawan yang menjadi  koordinator kegiatan ini juga merasa bahagia dan bersyukur paket yang diberikan tepat sasaran dan bisa melihat senyum bahagia warga ketika menerima bantuan. “Para warga ini sangat layak sekali dibantu karena kondisi mereka sangat kekurangan, belum lagi melihat tempat tinggal mereka yang tidak layak huni, serta ekonomi keluarga yang kurang baik. Jadi sangat bersyukur, mereka kali ini bisa kita bantu,” ungkap Edi Sheen.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -