Membina Diri untuk Mencintai Lingkungan

Jurnalis : Wais Al Kharny (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Minggu, 24 Februari 2019, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan Pelestarian Lingkungan di Depo pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Bumi beserta isinya merupakan tempat tinggal makhluk hidup dari semua jenis. Artinya, secara naluri mereka akan berupaya dengan segala cara untuk mempertahankan kelestarian bumi guna meneruskan generasinya. Akan tetapi, bumi sebagai sumber kehidupan tak selamanya bisa memberikan produktivitas terbaik. Tiba masanya nanti dimana laut, darat, serta udara mengalami penurunan baik dari segi fungsi maupun manfaat.

Sebelum membahas bagaimana cara melestarikan lingkungan, mari kita bahas pengertian dari kata Pelestarian. Dalam hal ini kata Pelestarian berasal dari kata “lestari” yang berarti tetap seperti keadaan semula, tidak berubah, bertahan kekal. Kemudian mendapat tambahan pe dan akhiran an, menjadi pelestarian yang berarti proses, cara, perbuatan melestarikan, perlindungan dari kemusnahan dan kerusakan, pengawetan, konservasi, pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.


Salah satu relawan Tzu Chi, Wiyzhien sedang memilah buku tulis dan diikat agar bisa dijual ke tukang loak.


Kartono menjelaskan, sampah atau barang-barang mana saja yang masih bisa dan tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Seperti halnya dengan kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi dalam upaya pelestarian lingkungan, yakni kegiatan memilah barang-barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan dan masih bisa untuk didaur ulang kembali. Pada pukul 08.30 WIB, sebelum kegiatan dimulai para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sudah berkumpul di depo pelestarian lingkungan. Sebanyak 29 orang yang berpartisipasi pada kegiatan kali ini. Tepat pukul 09.00 WIB, kegiatan pun dimulai, para relawan mulai memilah sampah yang berupa, kertas, plastik, dan kaleng. Mereka dibagi menjadi perkelompok dalam memilah sampah kertas, memilah sampah plastic, dan ada juga yang memilah sampah kaleng.

Di sela-sela waktu kegiatan berlangsung, tampak salah seorang relawan Tzu Chi yakni Kartono sedang menjelaskan sampah atau barang yang mana saja yang masih bisa dan tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Walaupun jadwal daur ulang bersamaan dengan kegiatan sehari-harinya, kali ini, relawan yang bernama Siau Ing pun bisa ikut kegiatan pelestarian lingkungan yang diadakan pada hari Minggu ini. “Saya merasa bahagia bisa melakukan satu kebaikan meskipun terasa capek,” ucapnya usai ikut memilah sampah.


Keseriusan dalam mendengarkan penjelasan yang di sampaikan Kartono tampak dari ekspresi wajah relawan Tzu Chi Karimun.


AA selalu semangat memberikan sosialisasi pelestarian lingkungan kepada teman-temannya.

Sama halnya dengan salah satu relawan yang bernama AA, ia selalu semangat memberikan sosialisasi misi pelestarian lingkungan ini di tempat olahraganya. AA juga tidak malu dalam menyampaikan atau memberikan sosialisasi tentang pentingnya pelestarian lingkungan kepada teman-teman olahraganya. Bahkan, ia mengajak mereka untuk mengumpulkan barang bekas untuk diberikan kepada Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen yang mengatakan “Cara berterima kasih dan membalas budi kepada bumi adalah dengan terus mempertahankan konsep pelestarian lingkungan.”

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Membina Diri untuk Mencintai Lingkungan

Membina Diri untuk Mencintai Lingkungan

25 Februari 2019

Sebanyak 29 orang yang berpartisipasi pada kegiatan pelestarian lingkungan. Mereka memilah sampah yang berupa, kertas, plastik, dan kaleng. Relawan dibagi menjadi perkelompok dalam memilah sampah tersebut.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -